Anda bermasalah dengan obesitas, diabetes atau hipertensi?
Nah, kalau Anda menjadi pengidap penyakit non menular itu, berhati-hatilah menjalani perilaku hidup agar resiko serangan jantung mendadak bisa dihindari.
Sebab, dengan mengidap penyakit itu saja Anda secara terus menerus diintai oleh serangan jantung apalagi kalau Anda mengundang pemicunya.
Tahu apa peilaku yang memicu serangan jantung itu?
Mungkin Anda sudah sangat hafal. Merokok, gaya hidup minim gerak dan makanan berlemak pasti cukup dipahami.
Selain dari pemicu secara umum itu beberapa perilaku dan tindakan yang sebenarnya wajar terjadi sehari-hari bisa juga memicu serangan jantung.
Situs “huffingtogpost,” dalam tulisan terbarunya, Jumat 27 Februari 2015, menyebut kemarahan yang mendadak dan meledak tiba-tiba amat berpotensi menyumbang datangnya serangan jantung.
Dalam penelitian terbaru terhadap pasien jantung di Australia, ditemukan serangan jaunting delapan setengah kalii lebih sering terjadi pada dua jam setelah kemarahan yang meledak tiba-tiba.
Peneliti Dr. Thomas Buckley dari Sydney Nursing School dan Prof. Geoffrey Tofler dari University of Sydney mendifinisikan kemarahan besar adalah level lima hingga tujuh pada skala satu sampai sepuluh, dimana pasien merasa kemarahan yang tidak bisa dikontrol lagi.
Mereka mungkin akan kelihatan mengepal kencang, mengencangkan rahang, melempar barang atau melukai diri sendiri atau orang lain.
Untungnya hanya dua persen dari serangan jantung yang disebabkan oleh kemarahan ini, itupun biasanya pasien sudah punya ‘modal dasar’ serangan jantung seperti obesitas atau tekanan darah tinggi.
Selain nitu, tulis “huffingtonpost,” kecemasan yang akut merupakan faktor potensi serangan jantung.
Dalam penelitian yang sama Buckley dan Tofler juga mencatat bahwa kecemasan akut juga menyumbang sembilan setengah kali risiko lebih besar pada serangan jantung. Biasanya serangan terjadi dua jam setelah kecemasan muncul.
“Peningkatan risiko mengikuti kecemasan dan kemarahan yang meledak, biasanya diikuti semakin cepatnya detak jantung, tekanan darah meningkat, dan semua yang terkait dengan pemicu serangan jantung,” kata Buckley.
Sebaiknya mereka yang berpotensi kena serangan jantung memang menghindari kondisi yang penuh tekanan dan memungkinkan munculnya kecemasan dan kemarahan.
“Lakukan relaksasi dan sadari apa yang membuat Anda marah dan cemas, lalu kendalikan pikiran Anda dari ketegangan lebih lanjut.”
Nah, selain itu perilaku Anda yang beraktifitas fisik tak biasa
Jika tak terbiasa bekerja mengangkat beban berat sebaiknya jangan tiba-tiba paksakan diri untuk melakukannya.
Misalnya mengangkut sisa sampah setelah berkebun atau merapikan taman. Pekerjaan mengangkat beban beran pada orang yang jantungnya sudah lemah sangat berbahaya.
Jika Anda terpaksa melakukan pekerjaan fisik berat, sering-seringlah mengambil jeda untuk beristirahat. Jauhkan makanan berat dan alkohol selama melakukannya.
Peka terhadap tanda kelelahan fisik dan jantung, seperti nyeri kecil atau rasa tak nyaman di dada dan punggung, atau nafas yang semakin memendek.
Lainnya bisa juga terjadi bila melakukan aktifitas seksual yang berlebihan.
Aktifitas seksual dengan intensitas tinggi juga berbahaya.
Dalam empat penelitian, ditemukan hubungan seksual memiliki risiko peningkatan serangan jantung.
Untungnya para peneliti masih menganggap hal ini perkara kecil. Karena biasanya toh aktifitas ini hanya berlangsung dalam waktu yang tak terlalu panjang.
Bahkan dianggap aktifitas seksual malah menyehatkan jika dilakukan dengan benar.
Karenanya American Heart Association merekomendasikan bagi mereka yang berisiko serangan jantung untuk rajin memeriksakan kondisi jantungnya, dan tetap berolahraga agar bisa menikmati saat-saat yang seksi dengan menyenangkan.
Obat terlarang dan alkohol juga membahayakan tubuh secara keseluruhan. Akibat keduanya adalah tingginya trigliserida dalam darah dan tekanan darah yang setara dengan orang yang makan terlalu banyak. Keduanya bisa jadi awal dari serangan jantung dan kematian.
Sesuatu yang berlebih memang tak pernah bagus.
Termasuk dalam hal makanan. Peneliti di US Department of Veterans Affairs menemukan orang empat kali lebih mungkin terkena serangan setelah makan besar.
Makan terlalu banyak akan meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, karena asam lemak yang masuk ke pembuluh darah akan langsung menyumbat pembuluh darah.