Manchester United diserang rumor baru lewat spekulasi berita media tentang “retak”nya hubungan Louis van Gaal dengan asistennya Ryan Giggs, kasus peminjaman yang salah atas Radamel Falcao dan terpuruknya penampilan Angel Di Maria di empat pertandingan “The Red Devils” terakhir.
Terhadap hubungan “retak’ antara van Gaal dengan Giggs dispekulasikan media atas “muram”nya wajah keduanya, dan ketidakmunculan saling diskusi mereka selama MU memainkan laga tandangya ke St James Park, kandang Newcastle.
Sementara itu, media “mengipas” tentang tidak dimainkannya Falcao ketika MU menang atas Necastle di pekan kedua puluh delapan Premiere League.
Terhadap tidak dimainkannya Falcao ini, van Gaal, mengonfirmasikan, keputusannya itu untuk memilih menurunkan Marouane
Seperti diketahui, sejak didatangkan pada jendela transfer musim panas lalu, striker berjuluk El Tigre itu belum mampu menunjukan penampilan terbaiknya. Sampai dengan saat ini, ia sudah memainkan tujuh belas pertandingan dan baru mengemas empat gol.
Jelas, raihan itu tidak seperti yang diinginkan manajemen Setan Merah ketika meminjam Falcao dari Les Rouges et Blancs –julukan AS Monaco- selama semusim. Bahkan diyakini pada akhir musim nanti, mantan bomber Atletico Madrid itu akan dilepas United.
Pada pertandingan melawan Newcastle, Falcao harus puas dengan hanya menghuni bangku cadangan.
Wayne Rooney yang dipasang sebagai ujung tombak, ditemani Fellaini sebagai second striker. Van Gaal pun memberikan pernyataan perihal keputusannya tersebut.
“Kami ingin menghentikan tekanan lawan dengann memainkan Fellaini. Kami yakin Newcastle memberikan tekanan yang luar biasa pada kami. Ketimbang Falcao, Fellaini mungkin bisa mengatasi hal tersebut dengan lebih mudah,” jelas Van Gaal, seperti dilansir “Daily Express,” Jumat, 06 Maret 2015.
Dengan makin seringnya Falcao dicadangkan, legenda Inggris, Ray Wilkins yakin mantan klubnya, Manchester United, akan mengembalikan Radamel Falcao ke AS Monaco saat masa pinjamannya berakhir.
Artinya, harapan Falcao menjadi pemain permanen Setan Merah hanyalah impian semata.
Bintang Timnas Kolombia itu gagal membuat dampak signifikan sejak menginjakkan kaki di rumput Old Trafford pada musim panas lalu
Wilkins juga menilai, United membuang percuma dana besar untuk pemain yang sangat ditakuti kala bermain di Atletico Madrid itu.
“Falcao telah berjuang untuk mencetak gol. Tetapi dia belum menunjukkan bentuk yang diharapkan ketika tiba di Manchester United.”
“ Faktanya, penampilan Falcao sangat menyedihkan, kami belum melihat sesuatu yang hebat dari pemain yang menghancurkan Chelsea saat dirinya masih membela Atletico Madrid, beberapa musim lalu,” tutur Wilkins, seperti dilansir talkSPORT.
“United sudah membayar biaya pinjaman besar dan gajinya sangat mahal. Untuk membawanya membutuhkan dana yang tidak sedikit, saya akan berpikir mereka akan mencari pemain di klub lain,” tuntas pria yang juga sempat menjadi bagian dari United, The Blues, dan Paris Saint-Germain.
Rumor lainnya yang menerpa MU, selain ketidakhebatan Falcao adalah hubungan antara van Gaal dengan Ryan Giggs, sang asisten. Ketika MU menang lawan Newcastle di akhir pekan lalu Louis van Gaal meluapkan ekspresi dengan asistennya, Ryan Giggs.
Namun Giggs tak menunjukkan ekspresi apa pun dan bermuka datar.
Media pun langsung menangkap sinyal keretakan hubungan keduanya. Mendengar hal tersebut, Van Gaal pun mengaku kecewa dan balik menyindir media.
“Tidak, kami memiliki hubungan yang sangatbaik. Saya tak dapat menjawabnya. Saya ingin rumor-rumor tersebut menghilang. Saya sangat terpukul menerima pertanyaan ini karena semuanya dapat melihat kami punya hubungan yang sangat baik,” terang Van Gaal diberitakan “London Evening Standard,” Jumat, 06 Maret 2015.
“Kami bekerja sangat keras bersama. Tidak hanya dengan Ryan, tapi dengan seluruh staf dan pemain. Cara yang baik menganalisa sesuatu, saya sangat terpukul. Saya mengambil langkah melawan media, saya tidak senang,” cetus pelatih berjuluk Si Tulip Besi.
Di tempat lain, Paul Scholes ikut angkat bicara.
Legenda United sekaligus rekan Giggs di masa lalu itu menilai temannya takkan lama lagi meninggalkan Old Trafford untuk menjadi pelatih utama sebuah klub.
“Tidak diragukan lagi, Giggs sedikit merasakan di tiga pekan terakhir musim lalu dan jelas ia ingin menjadi manajer. Anda melihatnya, selama dua atau tiga musim, apakah ia memiliki kesabaran untuk menjadi asisten terus? Saya tak yakin,” imbuh Scholes kepada BT Sport.
Selain kasus Falcao dan Giggs, Manchester United juga sedang dihadapkan pada kasus menurunnya performa Angel Di Maria.
Danny Higginbotham, mantan pemain MU, memberi pandangan terkait minimnya kontribusi Angel Di Maria bagi klub. Ia menganggap buruknya kinerja pemain termahal Premier League itu, dikarenakan oleh strategi yang diterapkan sang pelatih Louis van Gaal.
Digadang-gandang bakal menambah daya gedor Setan Merah, Di Maria justru belum mampu menunjukan kemampuan terbaiknya. Padahal, ia didatangkan dari Real Madrid dengan biaya yang sangat tinggi, yakni lima puluh sembilan juta pounds.
Meski sudah memainkan dua puluh pertandiangan bersama United di kompetisi domestik, mantan winger Benfica itu baru mengemas tiga gol. Sangat berbanding terbalik, jika melihat performanya saat memperkuat El Real musim lalu.
Situasi ini praktis menghadirkan berbagai macam pertanyaan, mengenai latar belakang penurunan performa Di Maria. Namun bagi Higginbotham, hal tersebut tak lepas dari strategi United yang tidak memberi banyak ruang bagi sang pemain.
“Sangat sulit mengeluarkan kemampuan terbaik Di Maria, dengan cara bermain United saat ini. Musim lalu Di Maria merupakan pemuncak daftar assist La Liga, dengan jarak empat assist dari Cesc Fabregas. Namun, lihatlah betapa jauh performanya di musim ini,” pungkas Higginbotham, seperti dilansir TalkSPORT.
“Apa yang harus Anda lakukan jika memiliki pemain seperti Di Maria? Memberinya banyak waktu dan ruang untuk mengolah bola, adalah hal yang tepat. Nyatanya tiap kali ia mendapat bola, ada pemain yang sangat dekat dengannya. Dengan demikian, ia terpaksa mengumpan bola tersebut,” tambahnya.
sumber : talksports, bt. Sports dan London evening standard