Kecepatan Mercedes musim balapan Formula One, atau F1, musim 2014 dan berlanjut di seri pembuka, Albert Park Circuit, GP Australia, dituding sebagai biang bakal ambruknya minta publik terhadap lomba “jet darat” itu.
Tidak hanya diprotes oleh tim Red Bull dan William, kekencangan tarikan mesin Mercedes lewat dua pebalapnya, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, juga protes oleh “owner” atau pemilik Formula One Bernie Ecclestone.
Baik Red Bull, William dan Bernie, sedang menyiapkan regulasi baru menuntut perubahan aturan penggunaan mesin dengan daya dukung tinggi, seperti dimiliki Mmercedes.
Diawali dengan ucapan bos Red Bull, Christian Horner yang meminta FIA, badan pengawas formula one, untuk mengubah regulasi demi popularitas lomba jet darat itu agar tidak ditinggalkan fansnya karena membosankan.
Kepala Eksekutif F1, Ecclestone mengamini ucapannya.
“Red Bull seratus persen benar. Saya pikir ada peraturan yang dibuat Max, Mosley – mantan Presiden, yang bertahan di F1. Tim tertentu atau penyuplai mesin melakukan suatu hal magis – yang mana Mercedes telah melakukannya – FIA dapat menyeimbangkannya,” ujar Ecclestone diberitakan Mirror, Selasa, 17 Maret 2015.
Baik Lewis Hamilton maupun Nico Rosberg memang tampil superior sejak musim lalu.
Mercedes memiliki jarak yang cukup jauh dibandingkan rival lainnya, terbukti di Australia mereka unggul dengan kompetitor lainnya dengan jarak tiga puluh detik. Hal ini berpotensi menimbulkan kejenuhan dalam kompetisi dan rawan ditinggalkan pecinta F1.
“Mercedes telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik, yang mana semua orang mengetahuinya. Kita harus merubah beberapa hal saat ini dan mencoba menyeimbangkan kompetisi,” imbuh Ecclestone.
“Apa yang harus dilakukan adalah membekukan mesin Mercedes dan membiarkan tim lainnya melakukan apa yang harus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan,” lanjutnya.
GP Australia menyiratkan Mercedes bisa kembali mendominasi lintasan F1.
Dengan adanya penilaian balapan pertama di 2015 tersebut berjalan membosankan, kubu Red Bull pun memberi indikasi bisa saja mundur jika hal seperti itu berlanjut.
Tahun lalu Mercedes melenggang untuk menyabet titel juara dunia konstruktor dengan membuat dua pebalapnya, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, praktis menjadi pesaing tanpa teredam para rivalnya.
Dominasi tersebut tampak akan berlanjut pada musim ini setelah Hamilton, sang juara bertahan, meraih kemenangan di GP Australia dengan diikuti Rosberg di posisi dua.
Sebastian Vettel, pebalap Ferrari, hanya bisa finis di posisi tiga dengan selisih lebih dari tiga puluh detik dari Hamilton.
Para pebalap rival kemudian menyebut balapan tersebut membosankan akibat terlalu dominannya para driver Mercedes. Penasihat motorsport Red Bull Helmut Marko pun memprediksi ini bisa saja berimbas kepada menurunnya minat terhadap F1.
Marko bahkan mengindikasikan kalau Red Bull, yang sebelum adanya dominasi dari Mercedes sempat meraih empat gelar juara dunia secara berturut-turut, bisa saja harus mundur jika sang pemilik, Dietrich Mateschitz, sudah bosan dengan level persaingan dalam balapan ‘Jet Darat’.
“Kami akan mengevaluasi situasinya lagi sebagaimana kami lakukan setiap tahun, dan menelaah pengeluaran dan pemasukan,” tutur Marko seperti dikutip Reuters.
“Kalau kami benar-benar tidak puas maka kami bisa saja merenungkan kemungkinan keluar dari F1. Ya, peluang tersebut ada jika Mr Mateschitz kehilangan antusiasmenya terhadap F1,” sebutnya.
Pembalap Williams, Felipe Massa, juga menyakini tidak ada kesetaraan perihal mesin yang tertanam dalam mobilnya dengan yang gunakan tim Mercedes. Mengingat di seri pembuka Formula One, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg mampu menduduki posisi dua terdepan.
Sebelumnya banyak orang yang bertanya-tanya, apakah keperkasaan Mercedes dapat berdampak positif terhadap tim lain yang mengadopsi unit daya yang sama. Mengingat di musim lalu, duo pembalap mereka Hamilton dan Rosberg berhasil mendominasi di sejumlah Grand Prix.
Terbukti pada seri perdana musim ini yang digelar di Sirkuit Albert Park, Australia pada Minggu 15 Maret 2015, dua driver Mercedes kembali memperlihatkan keperkasaannya. Sementara itu, hanya Sebastian Vettel dari tim Ferrari yang mampu menguntit di posisi ketiga.
Massa yang menempati urutan keempat, mengakui bahwa dirinya tak begitu yakin apakah mesin yang ada di dalam jet darat miliknya serupa dengan yang dipakai Hamilton-Rosberg. Kendati demikian, ia akan terus berusaha untuk meningkatkan performa di lintasan balap.
“Kami berusaha keras dengan mesin yang saya yakin masih membutuhkan beberapa perbaikan. Kami harus terus mendorong kinerja mesin terbaik, karena ini ada perbedaan yang terlalu besar dengan tim Mercedes,” kata Massa, seperti mengutip Planetf1, Selasa, 17 Maret 2015.
“Saya benar-benar berharap bahwa kami bisa memiliki mesin yang sama dengan mereka. Namun sampai saat ini, saya benar-benar tidak melihat mengapa kami tidak memiliki itu?” sambung mantan pembalap Ferrari itu.
Mercedes mengawali musim 2015 dengan performa impresif. Tetapi bukan tak mungkin Mercedes akan tampil lebih kompetitif lagi pada balapan kedua akhir bulan ini.
Lewis Hamilton tampil jadi pemenang di GP Australia dengan mengungguli Nico Rosberg, W06 Hybrid yang jadi andalan Mercedes juga terlihat unggul di seluruh sektor sirkuit Albert Park, yang umumnya terdiri dari tikungan dengan karakter berkecepatan lambat sampai menengah.
Nah, dari hasil pengujian pramusim Mercedes justru meyakini kalau kekuatan utama mobilnya justru terletak pada tikungan cepat yang banyak ditemui di Sepang–tempat balapan kedua pada 29 Maret depan.
“Perbedaan terbesar yang dapat kami lihat adalah kecepatan di tikungan menengah ke cepat, itu sepertinya menjadi kekuatan dari mobil. Itu dulu merupakan kekuatan Red Bull dan kini sepertinya menjadi aspek paling kompetitif kami,” kata bos motorsport Mercedes Toto Wolff seperti dikutip ESPN F1.
“Kami melihat adanya defisit dari mobil kami pada lintasan lurus jika dibandingkan dengan Williams dan Ferrari, mereka punya kecepatan lebih baik di lintasan lurus, sekitar 10-12 km per jam saat melaju lurus,” tuturnya.
Maka ketika ditanya apakah Mercedes bisa tampil lebih kompetitif di Malaysia, Wolff menyahut, “Secara potensial ya.”
“Dalam konteks aerodinamika kami sudah bagus, dan di aspek mesin dan integrasi pun demikian. Tim benar-benar sudah menyatu dan pada musim dingin kami sudah menghabiskan banyak waktu menyelaraskan semua orang sehingga saya merasa saat ini malah lebih lelah ketimbang pada akhir musim dan Anda sudah bisa melihat hasilnya.”
“Pun begitu ini merupakan sebuah pekan sempurna: mobil yang bebas masalah, para pebalap tanpa cela, dan kemudian ada hasil dengan finis pertama dan kedua. Saya pikir tak mudah untuk terus seperti itu,” bebernya.
Ini tak pelak jadi kabar buruk untuk para rival Mercedes yang sekarang masih kerepotan mengejar, baik dalam hal kecepatan maupun reliabilitas mobil andalan mereka masing-masing pada musim ini.
sumber : planetf1, mirror dan autosport