Manchester City, Kamis dinihari WIB, 19 Maret 2015, di Nou Camp, kandangnya Barcelona, menjadi klub terakhir Premier League yang amblas di Liga Champions setelah Liverpool, Chelsea dan Arsenal juga mengalami nasib yang sama.
Kekalahan Manchester City ini mejadi tanya besar pengamat sepakbola Premier League terhadap kekuatan klub Inggris di panggung sepakabola “benua biru” itu, setelah di laga-laga Liga Europa pun mereka hanya menyisakan satu tin, Tottenhamp Hotspur.
Manchester City kembali kalah satu gol tanpa balas dari Barcelona di leg kedua babak “knock out,” enam belas besar Liga Champions di Nou Camp, yang membuat agregat gol kedua tim menjadi tiga gol berbanding satu. Sebelumnya, pada leg pertama, di Etihad Stadium City juga kalah dua gol berbanding satu.
“Amat memedihkan. Sebuah antitese dari hebatnya liga dan berakhir di pentas laga-laga Euro. Ini kabar tidak mengenakkan bagi Premier League. Ada evaluasi. Ada pembenahan. Dan perlu sebuah jawaban,” komentar Gary Neville dalam komentarnya di Sky Sports usai pertandingan City melawan Barca, 19 Maret 2015.
Tidak hanya Gary Neville. Pengamat “Sky Sports,” lainnya, Jamie Carragher juga menggugat klub-klub Premier League untuk belajar dari kekalahan di Liga Champions dan Liga Europa.
“Sebagai kompetisi hebat, Premier League ternyata tidak memberi kontribusi terhadap klub-klubnya yang bertanding di Champions dan Euro League. Ini yang menjadi pembeda dengan klub La Liga yang menempatkan tiga timnya di perempat final,” tutur Carragher di “Sky Sports.”
Manchester City, Kamis dinihari WIB, 19 Maret 2015, untuk kedua kalinya, selama dua musim terakhir, dihentikan Barcelona di babak enam belas besar Liga Champions.
Manajer Citizens, Manuel Pellegrini, usai pertandingan kepada “goal,” beralasan timnya bisa saja lolos andaikan tidak berjumpa Los Cules lebih cepat.
Padahal musim lalu adalah pertama kalinya City tampil di fase gugur setelah dua musim sebelumnya rontok lebih dulu di fase grup.
Wajar jika Pellegrini kemudian mengutuk nasib sial yang menerpa timnya, karena harus bertemua Barca lebih awal.
“Saya pikir kami harus memperbaiki penampilan kami jika ingin sukses di Eropa,” ujar Pellegrini di Sky Sports.
“Saya rasa musim ini bukanlah musim terbaik kami di Eropa, mengingat terbatasnya jumlah pemain kami dan juga pengeluaran kami,” lanjutnya.
“Tapi mungkin saja kami bisa lolos andaikan kami tidak melawan Barceoina Saya pikir dalam dua musim terakhir kami sudah lebih baik, tapi kami sangat tidak beruntung karena melawan Barcelona di dua musim beruntun,” demikian Pellegrini.
Kekecewaan Manuel Pellegrini makin bertambah ketika Sergio Aguero gagal mencetak gol lewat tendangan penalti
“Saya pikir kami kalah melawan tim yang lebih bagus. Kami bermain kurang bagus di babak pertama, tapi bangkit di babak kedua. Kami main dengan mengambil risiko,” ujar Pellegrini seperti dilansir BBC Sport.
“Kami harus mencetak dua gol dan kami pikir itu bisa terjadi jika mampu menciptakan gol melalui penalti. Itu momen yang sangat penting, karena kami masih punya lima belas menit permainan,” sambungnya.
Kiper The Citizens, Joe Hart, juga kecewa Aguero gagal mencetak gol melalui tendangan penalti.
“Mereka menciptakan banyak peluang, tapi kami juga punya peluang besar melalui penalti. Kami mampu bertahan dan mendapatkan peluang, tapi tidak mampu memanfaatkannya,” ucap Hart.
Joe Hart sendiri telah memberikan segalanya untuk menyelamatkan timnya.
Di laga malam itu, Hart nyaris tidak diberikan waktu untuk bernapas untuk menyelamatkan gawangnya dari gempuran Barca. Misalnya saja di menit ke sebelas Hart menggagalkan peluang Messi di tiang dekat.
Tapi di menit ketiga puluh satu Hart gagal menghalau tembakan chip Ivan Rakitic dari jarak dekat untuk membuat Barca unggul satu gol
Di babak kedua intensitas serangan Barca masih tinggi di mana beberapa kali Jordi Alba, Luis Suarez, Neymar, dan Messi punya kans untuk bikin gol. Tapi lagi-lagi Hart mampu menggagalkannya.
Bahkan di menit-menit akhir ketika City tampaknya sudah pasti tersingkir, Hart masih tampil prima dengan menepis dua kali tembakan Neymar dari jarak dekat.
“Kami selalu disingkirkan tim yang luar biasa dua kali dalam dua musim ini. Mereka pantas diapresiasi tapi kami punya peluang besar malam ini ketika mendapat penalti. Kami menggantungkan harapan di sana tapi sayangnya gagal,” ujar Hart di BBC.
“Sayangnya penyelamatan penalti Lionel Messi (di leg pertama) tidak berarti apa-apa di laga ini. Saya ada untuk membuat penyelamatan dan mereka berkali-kali menembak ke arah saya malam ini,” sambungnya.
“Saya sibuk, benar-benar dibuat sibuk! Saya hanya mencoba menahan mereka, mereka selalu mengumkpan, dan Anda harus coba untuk membuat mereka terburu-buru. Saya bahkan tidak sadar bahwa peluang Neymar di awal pertandingan itu gagal jadi gol.”
sumber : sky sports, mirror dan bbc sports