Harga emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang atau Antam, hari ini, Senin, 23 Maret 2015, di awal pekan ke empat, beringsut naik sebesar Rp 1.000. per granm dan dibanderol menjadi Rp 543.000 per gram dibanding penutupan perdagangan Jumat, 20 Maret 2015, pekan lalu, Rp 542.000 per gram .
Di pasar global, terutama emas yang diperdagangkan Comex, mengalami sedikit lonjakan bersamaan dengan munculnya pernyataan Ketua The Fed, Janet Yellen, tentang kekuatan dollar.
Seperti dikutip “nuga” dari situs resmi Antam, “Logammulia.com,” Senin pagi harga beli kembali atau dikenal dengan sebutan “buy back,” naik Rp 2.000 per gram menjadi di Rp 486.000 per gram.
Antam menjual emas dalam berbagai pecahan. Untuk harga emas dua gram dibanderol Rp1.046.000 atau Rp523.000 per gram. Emas ukuran 2,5 gram dijual Rp1.297.500 per bar, dengan harga per gram Rp519.000. Emas 3 gram dihargai Rp1.551.000 per bar, dengan harga per gram Rp517.000.
Emas ukuran 4 gram dijual Rp2.056.000 per bar, dengan harga per gram Rp514.000. Emas 5 gram dibanderol Rp2.570.000 per bar atau Rp514.000 per gram.
Emas 10 gram dijual Rp5.090.000 per bar atau Rp509.000 per gram. Emas 25 gram dijual Rp12.650.000 atau Rp506.000 per gram. Emas 50 gram Rp25.250.000 per bar atau Rp505.000 per gram.
Sementara emas ukuran 100 gram dibanderol Rp50.450.000 per bar atau Rp504.500 per gram. Emas 250 gram Rp126.000.000 atau Rp504.000 per gram. Lalu emas ukuran 500 gram dijual Rp251.800.000 atau Rp503.600 per gram.
Di pasar globa, seperti di kutip dari “bloomberg,” sepanjang pekan lalu, harga emas di divisi COMEX New York Exchange berhasil naik ke level US$ 1.184,6 per ounce.
Padahal, awal pekan ini, sesaat sebelum Bank Sentral Amerika Serikat menggelar pertemuan rutinnya, keperkasaan dolar sempat menarik turun harga emas hingga ke level US$ 1.146 per ounce.
Pekan ini, para analis memprediksi harga emas dapat kembali naik dan menembus level US$ 1.200 per ounce, jika dolar masih terus melemah.
Mengutip laman Kitco, Senin, 23 maret 2015, para analis mengatakan, naiknya harga emas pekan lalu merupakan dampak dari respons para investor terhadap keputusan The Fed.
Itu terjadi setelah FOMC merilis data yang lebih rendah dari prediksi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.
Meski The Fed mengatakan akan bersabar untuk menaikkan suku bunga, tapi Gubernur The Fed mengatakan, komite tak akan berlama-lama sebelum akhirnya mengambil kebijakan moneter tersebut.
Pekan ini, dengan sedikitnya data ekonomi AS yang akan dirilis, para analis memprediksi harga emas akan menguat dan memanfaatkan dolar yang melemah.
Mayoritas analis komoditas melihat ruang untuk emas menguat lebih tinggi mengingat para investor akan melakukan aksi ambil untung.
Senior Market Analyst di CMC Markets Colin Cieszynksi mengatakan, dia yakin harga emas dapat menembus level US$ 1.200 per ounce pekan ini. Tapi mungkin saja tak cukup momentum untuk menembusnya.
“Dolar AS telah menunjukkan penguatan yang spektakuler jadi saya rasa, saat ini waktunya mata uang tersbut melemah, dan tentu saja itu positif untuk harga emas,” terang Cieszynksi.
Sementara itu Head of Comodity Strategy di Saxo Bank Ole Hansen meerangkan, dirinya yakin harga emas dapat setidaknya menyentuh US$ 1.190 per ounce mengingat levelnya yang sudah mencapai US$ 1.150. Dia yakin dolar AS akan mengalami penurunan dan berdampak besar pada harga emas.
“Terlalu awal mengatakan jika ini merupakan awal harga emas yang lebih tinggi. Tapi setidaknya harga emas dapat bertahan di kisaran US$ 1.140 – US$ 1.193 per ounce pekan ini,” tutur Hensen.
Menguatnya harga emas ini didukung oleh melemahnya dolar. Logam emas bergerak untuk hari ketiga secara berturut-turut dalam pergerakan keuntungan.
Janet Yellen telah memberikan isyarat bahwa pembuat kebijakan tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
FOMC menghapus kata “bersabar” pada kebijakan moneter terbaru dan merevisi pertumbuhan ekonomi ke bawah dengan kecenderungan bahwa bank sentral jauh lebih optimis terhadap prospek pertumbuhan dan inflasi.
Harga Emas mengalami kenaikan mingguan terbesar dalam dua bulan ketika prospek suku bunga AS akan tetap rendah untuk waktu yang lebih lama. Dolar berada dalam kondisi sliding pada mingguan terbesar sejak 2011 setelah Chair’s Federal Reserve Yellen dan rekan-rekannya memangkas proyeksi suku bunga pinjaman.
Mata uang AS turun sebanyak 1,8 persen terhadap sekeranjang mata uang utama pada hari Jumat, setelah Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan dan inflasi pada awal pekan ini yang akhirmya mendorong biaya pinjaman ke tingkat yang lebih normal.
Swiss National Bank frustrasi terhadap pelemahan terus menerus mata uang Euro. Hal ini memiliki banyak indikasi yang terjadi terhadap kliring SNB dengan melihat sentiment mata uang Euro mungkin akan mendapat tekanan terus menerus.
Di pasar fisik, pembelian emas Cina masih stabil, dengan premi di Shanghai Gold Exchange berada di level tertinggal pada kisaran $ 6- $ 7 per ounce pada hari Jumat lalu. Pembelian emas fisik yang berkelanjutan akan terus mendapat dukungan ketika harga premi beli emas berada di harga tertinggi.
sumber : bloomberg, kitco dan logam mulia.com