Anda penderita tekanan darah tinggi? Hipertensi?
Kalau iya berarti Anda mendapat “tiket” panjang untuk hidup bersama penyakit itu. Anda akan dibiasakan mengonsumsi obat dalam seumur hidup.
Ya, obat bagi penderita hipertensi adalah media untuk mengurangi risiko kolap.
Nah, untuk diketahui, obat yang diberikan pada pasien hipertensi tanpa gejala biasanya bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kematian karena penyakit kardiovaskular.
Misalnya saja serangan jantung atau gagal jantung.
Apa target minum obat bagi bagi penderita hipertensi?
Targetnya bukan mengontrol angka tekanan darah, tapi mencegah komplikasi dalam beberapa tahun ke depan.”n.
Untuk diketahui pula, penyakit hipertensi adalah penyakit pembuluh darah. Sedangkan pembuluh darah ada di seluruh tubuh, dari ujung kepala hingga kaki.
Akibatnya, hipertensi pun bisa menyerang organ di tubuh manapun. Jadi, penderita hipertensi rentan komplikasi dan bisa mengarah pada kematian.
Dan anehnya, hanya sedikit penderita hipertensi yang menganggap penyakitnya itu berisiko tinggi menyebabkan kematian.
Bahkan, mereka dinilai kurang tanggap mengatasi penyakitnya.
Kepatuhan minum obat adalah masalah yang paling besar untuk penanganan hipertensi. Hipertensi termasuk penyakit tidak menular yang paling besar untuk terkontrol
Bagaimana tidak, Siska menjelaskan, pemeriksaan tekanan darah sangat mudah untuk dilakukan. Di setiap klinik atau puskesmas pasti bisa memeriksa tekanan darah.
Orang enggak sadar. Setelah tahu hipertensi, mereka tidak merasa harus minum obat itu jangka panjang padahal merasa enggak ada keluhan
Anggapan minum obat dalam jangka panjang itu pula yang membuat orang enggan meminum obat.
Pasalnya, mereka menilai minum obat secara terus-menerus akan merusak ginjal.
Namanya obat, potensi efek samping pasti ada. Namun, risikonya ternyata lebih kecil dibanding risiko hipertensi yang ternyata dapat merusak ginjal Anda. Risikonya sangat kecil di banding akibat yang ditimbulkan oleh resiko hipertensi.
Untuk dicamkan, fakta medis membuktikan bahwa tekanan darah tinggi bisa menyebabkan beberapa penyakit lainnya, misalnya jantung dan ginjal.
Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan kerusakan organ-organ yang terkena pembuluh darah. Jaringan organ yang sudah rusak ini tidak dapat memperbarui dirinya sendiri.
Jika sudah rusak, maka tak bisa diobati.
Kondisi tekanan darah tinggi atau hipertensi pada manusia dapat terjadi dalam beberapa kondisi. Ada yang selalu mempunyai tekanan darah yang tinggi, tapi ada juga yang fluktuatif. Artinya kadang tinggi kadang tidak.
Kondisi tekanan darah yang fluktuatif bisa jadi mendatangkan risiko yang lebih berbahaya.
Variasi tekanan darah yang berbeda berisiko terkena penyakit kardio (jantung) lebih tinggi dibandingkan yang tekanan darahnya selalu tinggi.
Pasalnya, kondisi tekanan darah yang fluktuatif, dapat merusak organ lebih cepat.
“Misalnya saja pada otak. Kalau yang hipertensi terus, jaringan pelindung otaknya sudah terbiasa, otaknya sudah beradaptasi”
Tapi, kalau tiba-tiba tinggi, perlindungan otak bisa kaget. Adaptasi pelindung otak menerima tekanan akan terlambat, bisa stoke mendadak.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa orang yang dengan hipertensi stabil akan berkurang risikonya. Jika tidak diobati, hipertensi akan tetap mengarah pada kerusakan organ yang akhirnya menyebabkan kematian.
Kalau tekanan darah tinggi terus tidak ada gejala Tapi ini justru berbahaya karena tidak ada kontrol.