Obat yang dijuluki viagra perempuan, karena dapat meningkatkan gairah seks, dan diberi nama flibanserin untuk pertama kalinya diperbolehkan dijual di Amerika Serikat mulai menuai kritik karena bisa menimbulkan gangguan pra-menopause, mual, pusing, dan mengantuk.
Meski demikian, pada pekan ini komite penasihat FDA telah mendengarkan bukti-bukti dari studi klinis, baik dari para ahli yang mendukung maupun menentang obat ini.
Setelah sebelumnya ditolak oleh FDA, flibanserin dijual oleh pengembangnya, yaitu perusahaan Boehringer Ingelheim Jerman, kepada perusahaan Amerika Serikat, Sprout Pharmaceuticals.
Dalam usaha terakhirnya mendapatkan persetujuan, Sprout Pharmaceuticals mempresentasikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa obat tersebut tidak memengaruhi kemampuan perempuan untuk bergairah.
Berdasarkan dokumen FDA tentang penelitian obat tersebut sebelumnya, perempuan yang memakai flibanserin melaporkan rata-rata empat koma empat kali mendapatkan kepuasan seksual per bulan.
Sifat afrodisiaknya dapat meningkatkan libido dari flibanserin ditemukan secara tak sengaja saat diuji sebagai antidepresan, kata pembuat obat tersebut. Kemampuan viagra yang menyebabkan ereksi ditemukan setelah dites sebagai obat jantung.
Perusahaan obat besar lainnya sudah menyerah untuk mengembangkan viagra perempuan, termasuk Pfizer dan Protector dan Gamble.
Kini, tidak hanya lelaki, wanita juga pantas bahagia dengan munculnya produk Viagra khusus untuk mereka.
Seperti dikutip “nuga” dari “cnn,” obat yang dijuluki viagra perempuan itu di prediksi dapat meningkatkan gairah seks mereka dan telah tiga kalinya dibahas pada pertemuan komite penasihat untuk regulator Amerika Serikat.
Obat ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan Boehringer Ingelheim dan dijual ke Sprout setelah ditolak panel pada 2010. Tahun 2013, panel kembali menolak flibanserin dengan alasan yang sama.
Sprout telah melakukan lobi panjang terhadap anggota panel, untuk membuktikan bahwa obat ini sangat berguna bagi wanita, termasuk melakukan pengujian terhadap manusia.
Para pasien yang telah menjalani pengujian obat yang diperuntukkan terutama untuk wanita di masa pra-menopause ini mengaku bahwa mereka sangat terbantu.
“Saya adalah satu dari sebelas ribu wanita yang beruntung menjadi pasien uji coba flibanserin. Selama delapan bulan, obat ini menyelamatkan hubungan asmara saya. Seperti lampu yang kembali dinyalakan, itulah saya,” kata Amanda Parrish, yang mengaku kehilangan hasrat seksual terhadap suaminya, berujung pada memburuknya hubungan pernikahan mereka.
Kendati diizinkan, namun panel menyarankan pengawasan ketat penggunaan obat ini. Salah satunya harus dengan resep dokter dan tidak boleh meminumnya bersamaan dengan alkohol dan alat kontrasepsi yang bisa memperparah efek samping.
Kehebatan Viagra wanita ini bisa didengar dari Katherine dan Chris Campbell.
Sekitar tiga tahun lalu, keduanya memiliki anak pertama mereka. Namun, setelah Katherine melahirkan, sesuatu berubah.
“Saya punya nol libido. Saya tidak bilang libido rendah, saya bilang tidak punya libido. Saya beralih dari seorang perempuan yang percaya diri secara seksual, genit dan spontan, Anda tahu, saat yang satu agresif dan satu orang lainnya bahkan tak berpikir untuk melakukan hal itu,”
Sejak saat itu, Katherine pun mencari sesuatu untuk membawa keintimannya kembali. Sesuatu, mungkin flibaserin, obat libido untuk perempuan yang masih berupa eksperimen sudah dua kali ditolak oleh Food and Drug Administration karena masalah keamanannya.
cnn dan reuter