Tim “Samba” Brasil di Copa America melancarkan tuduhan terhadap wasit asal Cile, Enrique Osses, yang memimpin pertandingan “Selecao” melawan Kolombia, sebagai biang kekacauan karena keputusan kontroversinya mengakrtumerahkan Neymar da Silva ketika laga berakhir.
Pelatih Brasil, Dunga, dengan nada tinggi mengatakan Osses sebagai “dungu” karena memimpin pertandingan tanpa melihat bagaimana Neymar diperlakukan secara brutal.
“Osses telah membuat Copa America mencitrakan kompetisi kebodohan. Dia terbawa dengan obsesinya sendiri kala memimpin pertandingan. Dan dia tidak melihat bagaimana Neymar diperlakukan secara buruk dan memberi kartu kuning setelah laga berakhir. Bodoh,” kata Dunga dengan nada marah kepada “O’Globo,” Jumat, 19 Juni 2015.
Dalam dalam pertandingan itu Brasil dikalahkan Kolombia satu gol tanpa balas yang sekali gus menuntaskan dendam mereka atas kekalahan di Piala Dunia lalu.
Pada laga itui beberapa insiden terjadi dan memberikan kerugian bagi Selecao, yaitu dikartu merahnya sang kapten sekaligus pemain andalan, Neymar da Silva Jr.
Tentang tuduhan Dunga yang menyalahkan wasit, pelatih Kolombia Pekerman, mengatakan, secara umum kami tidak membicarakan soal wasit. Kadang kami kalah, tapi kami tidak pernah melibatkan wasit.
“Di sisi lain, saya mengukur pertandingan antara Kolombia yang dikalahkan Brasil di perempatfinal Piala Dunia. Banyak perdebatan besar karena beberapa kesalahan, yang semuanya merugikan Kolombia,” kata Pekerman seperti diberitakan Soccerway, Jumat, 19 Juni 2015.
“Saya biasanya tidak pernah membicarakan wasit. Saya rasa jawabannya ada di out put tim masing-masing. Saya lihat Kolombia lebih superior di babak pertama dan kekuatan imbang di babak kedua. Brasil lebih baik di babak kedua, tapi Kolombia memiliki banyak kesempatan,” terangnya.
Selain Neymar, pemain Kolombia Carlos Bacca juga mendapat kartu merah dari wasit Enrique Osses.
Kartu merah yang diterima kedua pemain tersebut laiknya klimaks panasnya laga yang berlangsung di Estadio Monumental David Arellano.
Di akhir laga, Neymar menendang bola kencang dan mengenai Pablo Armero yang terlihat mengerang kesakitan.
Sontak para pemain Kolombia menghampiri Neymar dan penyerang Kolombia, Bacca mendorong bintang Barcelona itu kencang dan keributan kedua negara berlanjut hingga pemain cadangan turun untuk menenangkan.
Wasit pun memberi kartu merah kepada Neymar yang sebelumnya mendapat kartu kuning karena melakukan handball, dan juga kepada Bacca yang dinilai sang pengadil lapangan memicu provokasi.
Menanggapi hal tersebut, Neymar angkat bicara dan kecewa dengan kinerja Osses. Ia merasa dicurangi, namun di satu sisi mengakui bahwa timnya memang tidak pantas menang karena tidak bermain baik.
“Wasit terlalu banyak menggunakan peraturan berlawanan kepada saya. Bola tak sengaja menyetuh tangan saya dan saya diberi kartu kuning, saya akan katakan dia wasit yang lemah,” ungkap Neymar di AS, Jumat, 19 Juni 2015.
“Ada keributan, tapi tidak perlu untuk memberi kartu merah kepada semuanya. Saya didorong dan tidak melihat kartu merah, hal itu namun terjadi begitu saja. Saya akui saya dan tim tak bermain baik. Saya sepenuhnya bertanggung jawab,” terangnya.
Kabar buruk untuk timnas Brasil terkait kartu merah yang diterima Neymar menyebabkan ia harus absen dua laga, dari yang seharusnya satu laga.
Kartu merah yang diterima Neymar harusnya hanya membuat pemain Barcelona itu absen satu laga. Namun, karena Neymar sudah mendapat dua kartu kuning di dua laga beruntun, maka otomatis jumlah skorsingnya bertambah jadi dua laga.
Seperti dikutip Soccernet, Neymar tak hanya absen di laga pamungkas Grup C Copa America 2015 kontra Venezuela 21 Juni 2015 mendatang namun juga di laga perempatfinal, jika Brasil lolos. Brasil wajib menang untuk mengamankan tiket babak delapan besar.
Federasi Sepakbola Brasil sendiri disebut akan mengajukan nota keberatan atas skorsing Neymar tersebut, yang dinilai tidak adil mengingat bintangnya itu selalu mendapat perlakuan kasar dari lawan.
soccerway, oglobe dan goal