Setelah menunggu lama, akhirnya, kontak lensa produk Google, kini, sudah bisa dinikmati dengan tingkat keamanan yang tinggi. Kontak lensa ini, sebelumnya, sudah dipatenkan teknologinya sebagai kontak pintar.
Google sangat serius mengembangkan teknologi tersebut dan menjalin kemitraan bersama perusahaan farmasi Novartis asal Basel, Swiss.
Lensa kontak pintar Google yang dikembangkan mulai Januari setahun lalu dibekali kemampuan menganalisis cairan mata manusia untuk memberi ukuran yang konstan tentang kadar glukosa darah dan bermanfaat untuk penderita diabetes.
Nah, hasil analisis itu dapat dikirim secara nirkabel ke perangkat mobile dan membantu penderita diabetes untuk mengetahui kondisi mereka sendiri.
Novartis memili lisensi teknologi untuk lensa kontak pintar. Melalui anak perusahaannya di bidang kesehatan mata, Alcon, Novartis akan mengembangkan lensa kontak pintar menjadi produk komersial.
Pendiri Google Sergey Brin mengatakan, pihaknya sangat bersemangat bekerjasama mengembangkan teknologi baru dengan Novartis demi meningkatkan kualitas hidup jutaan orang.
Selain dirancang untuk penderita glukosa, Novartis melihat teknologi lensa kontak pintar ini juga dapat ditujukan kepada penderita rabun untuk membantu melihat secara fokus.
Proyek ini merupakan salah satu fokus kerjaan masa depan Google dalam bidang kesehatan.
Dalam pengembangannya, Google juga menggandeng tim peneliti kesehatan Life Science.
Seperti dikutip “nuga” dari laman situs “Techradar,” hari ini, Selasa, 25 Agutus 2015, kontak lensa pintar akan mengirimkan informasi tingkat gula darah ke perangkat elektronik pengguna.
Bisa berupa smartphone maupun tablet.
Tak hanya itu, kontak lensa pintar ini juga bisa memonitor kesehatan jantung. Cukup menyematkan lensa tersebut pada mata pengguna dan menghubungkannya ke smartphone, maka pengguna bisa tiap saat mengetahui informasi kesehatan tubuh.
Sejauh ini, pengembangan kontak lensa pintar sudah hampir rampung. Disinyalir, berkat Sergey Brin dan Larry Page fokus ke perusahaan induk Google, Alphabet, realisasi produk pintar teranyar ini lebih cepat.
“Produk masih akan ditindaklanjuti untuk tes klinik. Semoga produk ini bisa mengubah cara manusia mendeteksi, mencegah dan menanggulangi penyakit,” kata Brin.
Diketahui, kontak lensa pintar digodok di Google X Lab. Sejak awal Agustus, Google X Lab langsung dibawahi Alphabet, beriringan dengan perusahaan mesin pencari Google.
Google kemungkinan bakal lebih cepat mengeluarkan lensa kontak pintar dari yang diprediksi.
Laporan terbaru menyebut, lensa kontak tersebut bakal tersedia di pasar pada tiga tahun mendatang. Waktu ini lebih cepat dari yang pernah dinyatakan Google sebelumnya.
Rakasasa mesin pencari itu, sebelumnya mengatakan kemungkinan perangkat wearable yang dikenakan di mata itu baru tersedia setidaknya lima tahun lagi. Meski demikian, kepastiannya masih dipertanyakan.
Perwakilan dari Google mengatakan bahwa rilis sebuah produk tidak bisa disimpulkan dari aplikasi paten.
Dalam aplikasi paten baru-baru ini, Google memamerkan desain mengenai bagaimana mengemas lensa kontak cerdas besutannya. Diharapkan proyek tersebut jauh lebih dari apa yang diperkirakan sebelumnya.
Tahun lalu, pemilik sistem operasi Android itu mengungkapkan lensa kontak pintar bikinannya bisa kadar glukosa para penderita diabetes. Pengukuran tersebut dilakukan dengan analisis berdasarkan air mata mereka.
Keberadaan lensa kontak cerdas ini bisa menggantikan tes uji kadar gula darah yang selama dilakukan yaitu dengan penusukan jarum ke jari dan mengecek lewat darah. Demikian Times of India.
Sementara itu, para peneliti, di luar rencana Google, juga telah menciptakan sebuah teknologi baru yang akan memberdayakan lensa kontak mata menjadi perangkat canggih masa depan layaknya kecanggihan Google Glass, seperti diberitakan situs Technologyreview.
Lensa kontak mata karya peneliti asal Korea Selatan termasuk dari Samsung itu menggunakan nanomaterial baru yang berfungsi membuat tampilan lensa kontak menjadi lebih praktis.
Peneliti memasang dioda pemancar cahaya pada bagian dasar lensa kontak yang lembut dengan menggunakan material transparan, konduksi tinggi serta campuran elastis graphene dan kawat nano perak yang dikembangkan oleh peneliti.
“Tujuan kami adalah untuk membuat perangkat lensa kontak mata dapat dipakai dan melakukan kecanggihan sama seperti halnya Google Glass,” kata Jang Ung Park, kepala penelitian dari Ulsan National Institute of Science and Technology.
Temuan Park dan rekan-rekannya telah dipublikasikan secara online dalam jurnal Nano Letters.
Park yang juga bekerja sama dengan Sung-Nam Woo dari University of Illinois di Urbana-Champaign menemukan bahwa mengapit kawat nano perak diantara lembaran graphene menghasilkan suatu campuran dengan hambatan listrik yang jauh lebih rendah.
Bahan ini juga mengirimkan dan membentangkan 94 persen cahaya tampak. Para peneliti membuat lembaran konduktif dengan menyimpan larutan cair dari nanomaterials pada permukaan yang berputar, seperti lensa kontak pada suhu rendah.
Lensa itu diujikan pada lensa mata beberapa kelinci, yang ukuran matanya memang mirip dengan mata manusia dan peneliti tidak menemukan adanya dampak buruk setelah lima jam pengamatan.
Mata kelinci-kelinci itu tidak terlihat merah bahkan tidak ada seekor pun yang berusaha menggosok-gosokkan matanya selama lensa itu ditempelkan pada matanya.