Valentino Rossi hanya bisa tertawa sinis atas pernyataan Jorge Lorenzo yang menyatakan dirinya jauh lebih cepat dari “The Doctor” pada balapan di Silverstone Circuit, MotGP Inggris, Minggu malam WIB, 30 Agustus 2015 lalu, ketika hujan lebat mengguyur
Tidak hanya Rossi yang harus menjawab ucapan Lorenzo itu. Rider Monster Yamaha Tech 3, Pol Espargaro pun tak setuju dengan ucapan X-Fuera. Ia menilai tidak hanya Rossi, kecepatannya berada jauh di atas Lorenzo, dan cukup mudah mengikuti Lorenzo yang akhirnya mengakhiri balapan di posisi empat.
“Saya cukup mudah mengikuti Jorge. Saya merasa lebih cepat darinya dan coba mengambil alih, selagi melakukannya, saya pikir ada kesempatan dia akan memotong karena ia melebar,” ucap Espargaro di Motorsport, Rabu, 02 September 2015.
“Namun setelahnya, saya tak ingin menyebabkan tabrakan karea ia rider pabrikan Yamaha yang bertarung untuk kejuaraan, jadi saya mengambil langkah menghindar agar tak bersentuhan dengannya,” imbuh rider Spanyol.
Jorge Lorenzo sebelumnya mengungkapkan tidak khawatir dengan hasil yang terjadi di GP Inggris, akhir pekan lalu. Pembalap berjuluk X-Fuera ini pun yakin memiliki performa yang lebih meyakinkan ketimbang The Doctor di kondisi trek normal.
Sempat menyamakan angka dengan Rossi sebelum GP Inggris, momentum tersebut hilang setelah VR46 menjadi pemenang di Silverstone sementara Lorenzo finis keempat. Kini, terdapat jarak dua belas angka yang memisahkan antara dua pembalap Movistar Yamaha tersebut.
Menilik statistik musim ini, Lorenzo masih mengungguli Rossi dengan skor lima di banding empat kemenangan di race akhir pekan. Bahkan, dua di antaranya didapat dia dengan menyalip sang legenda.
Maka dari itu, pembalap berpaspor Spanyol ini yakin kansnya untuk kembali meng-overtake Rossi di enam seri sisa masih besar. Terlebih jika balapan di lintasan yang normal tanpa diguyur hujan.
“Kami mengembalikan dua puluh sembilan poin selama musim ini. Normalnya kecepatan kami sangat bagus, mungkin bahkan lebih baik dari Vale. Masih ada enam lomba lagi dan kami akan berusaha mengejar angka seperti yang sudah dua kali dilakukan,” kata Lorenzo, seperti dilansir Autosport, Rabu , 02 September 2015.
“Hanya ada satu rival, satu pembalap yang harus saya fokuskan yakni Valentino. Saya percaya, di kondisi kering saya memiliki kecepatan yang lebih baik. Saya akan terus mempertahankan itu di balapan-balapan selanjutnya. Karena inilah saya memiliki kans yang lebih besar finis di depan dia, dan memulihkan defisit angka,” jelasnya.
Tentang pernyataan-pernyataan bernada kecewa dari Lorenzo itu, Valentino Rossi mengaku hubungannya dengan rekan setim di Movistar Yamaha lebih harmonis karena kedua pebalap telah lebih dewasa.
Dalam wawancara dengan BT Sport, Rossi mengaku sempat benci dengan Lorenzo di era pertama kebersamaan mereka di Yamaha sebelum ia hijrah ke Ducati.
“Ketika itu Lorenzo punya potensi hebat, jadi saya tidak ingin memiliki rekan setim yang bisa mengalahkan saya setelah tahun pertama. Saya mengharapkan sesuatu yang lebih dari Yamaha, tapi bukan rasa hormat tentunya,” ujar Rossi.
Rossi semakin benci kepada Lorenzo setelah pebalap asal Spanyol itu merebut gelar juara dunia MotoGP lima tahun lalu, sementara The Doctor hanya menempati peringkat ketiga di klasemen akhir.
“Karena alasan itu, saya melakukan kesalahan besar, yakni pergi ke Ducati. Kesalahan besar, karena setelah itu saya mengerti alasan Yamaha. Di tim besar seperti Yamaha, Anda harus memiliki dua pebalap hebat,” ujar Rossi.
Setelah dua musim gagal bersama Ducati, Rossi akhirnya kembali memperkuat Yamaha dan satu tim dengan Lorenzo untuk kalinya dua tahun lalu
Berbeda dari tujuh tahun lalu, kali ini Rossi justru menjadi pebalap nomor dua di Yamaha. Pebalap asal Italia itu bisa menerimanya. Rossi pun memastikan hubungannya dengan Lorenzo jauh lebih harmonis.
Salah satu alasan hubungan Rossi dengan Lorenzo lebih harmonis adalah, pebalap 36 tahun itu sudah bisa membedakan hubungan dengan rekan setimnya di atas sirkuit dengan di luar sirkuit.
“Lorenzo semakin dewasa. Saat ini dia lebih baik, lebih bersahabat, lebih terbuka. Hubungan kami bagus. Kami punya hubungan yang cukup lama, seperti pasangan yang lama. Sejak 2008,” ucap Rossi.
Sementara itu, pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, telah mengibarkan bendera putih usai gagal finis di MotoGP Inggris. The Baby Alien pesimistis bisa mempertahankan gelar di MotoGP 2015.
Marquez sempat menekan Rossi dalam perebutan posisi pertama di MotoGP Inggris. Namun, memasuki lap ke-13, pebalap 22 tahun itu mengalami kecelakaan saat memasuki tikungan kesembilan.
Kegagalan finis di MotoGP Inggris membuat Marquez tertinggal hingga 77 poin dari Rossi yang berada di puncak klasemen. Meski masih ada 150 poin yang bisa diraih dari enam seri tersisa, Marquez pesimistis bisa mengejar Rossi.
“Kami kehilangan harapan untuk kejuaraan dunia, tapi kami akan tetap berusaha meraih kemenangan sebanyak mungkin hingga akhir musim,” ujar Marquez seperti dilansir Crash.net.
“Kami bisa katakan, mungkin saat ini meraih gelar juara dunia akan sangat sulit,” sambungnya.
Meski pesimistis dengan peluangnya merebut gelar juara dunia musim ini, Marquez mengaku tidak akan mengubah gaya membalapnya.
“Saya akan berusaha meraih kemenangan, jika tidak, saya akan berusaha finis di posisi kedua atau ketiga,” tegas Marquez.
“Saya tidak akan mengubah level penampilan, karena saya sudah mengambil banyak risiko dalam beberapa balapan terakhir.”
“Saya pikir hasil di Inggris lebih penting untuk Marquez, karena dengan kegagalan finis ini, dia sangat jauh tertinggal. Sangat penting mendapatkan keuntungan besar atas Marquez,” ujar Rossi seperti dilansir Crash.net.
Khusus untuk rekan setimnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, Rossi mengatakan, penting baginya untuk kembali memuncaki klasemen sementara. Pebalap asal Italia itu saat ini unggl 12 poin atas Lorenzo.