Anda seorang lelaki? Pernah mengalami kondisi air mani dapat terus-terusan keluar tanpa disadari dan tanpa sensasi orgasme ataupun seksualitas lainnya?
Jangan terlalu takut dengan aksus ini. Sebab kondisi ini di dalam medis dikenal dengan istilah spermatorrhea.
Secara definisi, spermatorrhea diartikan sebagai situasi kebocoran katup air mani yang mengakibatkan terganggunya kemampuan saluran air mani untuk membuka dan menutup pada waktu yang tepat, sehingga pengeluaran semen terjadi secara berlebihan tanpa disadari pada saat penderita berjalan, bergerak atau bahkan sedang duduk biasa.
Untuk Anda pahami, sperma dan air mani tidak hanya keluar saat ereksi, lendir-lendir tersebut bisa juga keluar sewaktu-waktu.
Perbedaan ejakulasi dengan kebocoran katup air mani ini adalah, tidak adanya fase orgasme yang terjadi pada kasus ini dan tanpa adanya stimulasi seksual pun, kebocoran katup air mani dapat terjadi.
Tidak seperti pada ejakulasi yang selalu dibarengi oleh fase orgasme.
Penyebab spermatorrhea bisa dari gangguan pada saraf parasimpatis, ketidakseimbangan hormone, gangguan prostat,dan psikis atau juga dari pengaruh buku dan film yang mengandung pornografi serta lingkungan sekitar yang mendukung
Selain itu bisa juga dari frekuensi masturbasi yang terlalu sering.
Masturbasi yang terlalu sering akan menyebabkan perubahan kimiawi dalam tubuh. Perubahan kimia akan menstimulasi saraf parasimpatis yang akan menghasilkan hormone seks sehingga tubuh akan masuk kedalam fase stimulasi saraf simpatis, yaitu suatu fase dimana proses ejakulasi akan terjadi.
Selain itu faktor kelelahan yang sangat berat bisa juga menjadi pemicunya, disamping infeksi di bagian urethra, glans penis dan adanya phimosis atau suatu keadaan dimana ujung preputium atau jelanya lagi ujung penis mengalami penyempitan.
Akibatnya yang ditimbulkannya membuka seluruh kepala penis, sehingga tidak dapat dibersihkan dan memicu infeksi saluran kemih
Cairan sperma atau semen harus memiliki kekentalan yang tepat untuk dapat berfungsi dengan baik.
Apakah cairan semen saya terlalu cair?
Atau terlalu kental?
Mungkin pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang kerap timbul pada benak Pria. Banyak pria yang bertanya bagaimana konsistensi cairan semen yang baik.
Konsistensi semen pada umumnya kental dan dapat diregangkan. Derajat kekentalan sperma seharusnya memiliki nilai satu plus pada skala satu hingga plus empat.
Apabila cairan semen terlalu kental maka sel sperma akan kesulitan untuk bergerak.
Konsistensi semen juga dipengaruhi oleh berbagai hal, misalnya keseringan pengeluaran sperma.
Semakin sering frekuensi ejakulasi, maka semakin cair sperma seseorang. Jadi, bukan berarti cairan semen yang encer menandakan sperma yang buruk.
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sperma secara objektif adalah dengan melakukan analisis sperma.
Analisis sperma akan memberikan informasi tentang jumlah sperma yang terkandung pada cairan semen, bentuk sperma dan pergerakan sperma.
Kualitas sperma juga dipengaruhi oleh berbagai hal seperti makanan yang Anda konsumsi, stres, obesitas, merokok dan penggunaan obat.
Sedangkan jika mengalami pengeluaran sperma yang terus menerus, mungkin terdengar mengherankan.
Tetapi benar adanya, dalam medis terdapat kondisi air mani dapat terus-terusan keluar.
Keluarnya air mani tersebut terjadi tanpa disadari dan tanpa sensasi orgasme ataupun seksualitas lainnya.
Kondisi ini di dalam medis dikenal dengan istilah spermatorrhea.
Secara definisi, spermatorrhea diartikan sebagai situasi kebocoran katup air mani yang mengakibatkan terganggunya kemampuan saluran air mani untuk membuka dan menutup pada waktu yang tepat, sehingga pengeluaran semen terjadi secara berlebihan tanpa disadari pada saat penderita berjalan, bergerak atau bahkan sedang duduk biasa.
Sperma dan air mani tidak hanya keluar saat ereksi, lendir-lendir tersebut bisa juga keluar sewaktu-waktu.
Perbedaan ejakulasi dengan kebocoran katup air mani ini adalah, tidak adanya fase orgasme yang terjadi pada kasus ini dan tanpa adanya stimulasi seksual pun, kebocoran katup air mani dapat terjadi.
Tidak seperti pada ejakulasi yang selalu dibarengi oleh fase orgasme.