Anda tentu sudah terbiasa dengan “guyonan” tentang sederet mitos di balik segelas kopi dan sering tidak peduli dengannya ketika menikamtinya di pagi hari, ketika tubuh perlu dibangunkan agar kuat bekerja.
Ya siapa pula yang bisa membantah kopi sebagai minuman penghangat pergaulan.
Ya juga ketika kopi diklaim sebagai minuman “budaya.”
Anda pasti merasa belum “in” jika kumpul-kumpul tidak ditemani secangkir kopi dan bisa saja hingga menjelang pagi.
Anda juga pernah mendengar kandungan kafein pada kopi pada umumnya dikaitkan dengan efek ‘waspada’ bagi orang yang menikmatinya.
“Yang dikandung oleh kopi adalah kafein yang dapat merangsang saraf seseorang.”
Peranan utama kafein di dalam tubuh adalah meningkatkan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek peningkatan fisiologis yakni meningkatnya energi. Namun, tidak semua orang merasakan efek yang sama setelah meminum kopi.
“Kopi itu hanya berpengaruh pada orang yang jarang minum kopi. Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada setiap manusia.
Beberapa orang akan mengalami efeknya secara langsung. Sementara, ada orang tertentu yang tidak merasakannya sama sekali.
Orang-orang yang biasa minum kopi dua sampai tiga gelas sehari atau lebih, maka efek kafein tidak akan berpengaruh.
Anda juga harus tahu bahwa kopi itu bukanlah minuman yang dikategorikan sebagai minuman kesehatan.
Kopi tidak memiliki nilai gizi, hanya dapat menyebabkan saraf menjadi tegang. Ketika seseorang mengonsumsi kopi, maka saraf akan menegang, dan akhirnya darah akan semakin kecang, sehingga tubuh akan mengalami peningkatan aktivitas dan membuatnya terjaga.
Namun, bagi orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi, kopi dapat menambah berat kerja saraf.
Tensi yang tinggi ketika minum kopi kalau tidak kuat bisa berakibat pada terjadinya stroke.
Kafein yang merupakan kandungan utama dalam kopi bersifat stimulan yang membuat seseorang mencandu
Kafein dapat memengaruhi sistem kardiovaskuler seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
Namun, dampak tersebut, hanya terjadi jika seseorang mengonsumsinya secara berlebihan.
Kalau sehari satu sampai dua gelas saja, itu bagus. Karena, jantung atau saraf bekerja lebih keras sehingga dapat melatih jantung
Efek ‘waspada’ kopi karena kafein juga menimbulkan banyak mitos beredar.
Beberapa informasi mengatakan bahwa kopi dapat meningkatkan memori.
Pendapat ini bisa dibenarkan jika kopi dapat meningkatkan daya tahan seseorang ketika sedang belajar.
Tapi bukan berarti orang tersebut menjadi lebih pintar ketika mengonsumsi kopi.
Informasi lain mengatakan bahwa kopi dapat mencegah depresi.
Sebuah penelitian dalam Archives of internal medicine pada empat tahun lalu pernah mengungkap bahwa perempuan yang minum dua sampai tiga cangkir kopi sehari memiliki kemungkinan lima belas persen persen lebih kecil mengalami depresi.
Selain kafein, kopi juga dilaporkan mengandung senyawa antioksidan, yang membantu tubuh dalam menangkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas. Eddy mengatakan bahwa senyawa antioksidan itu benar.
Masalahnya adalah, apakah senyawa antioksidan itu sifatnya yang dibutuhkan oleh tubuh?
Jawabannya, antioksidan yang diperlukan oleh tubuh adalah antioksidan yang bersumber dari makanan seperti buah dan sayur.
Mengingat beberapa efek negatif kafein dalam kopi, tidak semua orang bebas untuk minum kopi.
Orang dengan hipertensi tidak dianjurkan untuk minum kopi lebih dari dua gelas. Jika tekanan darah tidak kuat maka dapat mengakibatkan stroke.
Selain itu juga ibu hamil. Ibu hamil biasanya akan mengalami tekanan darah yang meningkat. “Kopi dapat semakin meningkatkan tekanan darahnya.”
Jika merasa lelah atau mengantuk, biasanya kopi jadi pilihan untuk menyegarkan diri. Namun, penelitian baru menemukan, jus jeruk dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan waktu reaksi.
Persis seperti khasiat yang diberikan kopi.
Efek tersebut dilaporkan bertahan selama berjam-jam. Orang-orang yang meminum jus jeruk saat sarapan lebih terjaga dari yang lain di sore hari. Para peneliti dari Universitas Reading melakukan penelitian tes mental pada dua hari yang berbeda.
Pada salah satu hari, mereka diminta minum segelas jus jeruk sebelum memulai hari mereka. Di hari yang lain, mereka minum air manis beraroma yang mirip dan terasa serperti jus jeruk.
Ketika mereka mengonsumsi jus yang sebenarnya, mereka melakukan tes kecepatan dan perhatian dengan lebih baik.
Mereka juga merasa sangat waspada setengah jam kemudian, berdasarkan laporan yang dipublikasikan dalam European Journal of Nutrition.
Diperkirakan efek tersebut disebabkan oleh flavonoids, senyawa kimia tanaman yang meningkatkan kesehatan.
Senyawa tersebut ditemukan dalam berbagai jenis buah-buahan dan sayuran, termasuk buah jeruk dan beri.
Mereka dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan meringankan penyampaian informasi antara sel-sel di otak. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jus jeruk baik untuk otak, tapi jika minum rutin sehari-hari selama satu berminggu-minggu.