Berbagai isyarat tentang adanya konspirasi dan koneksitas Spanyol untuk mengenyahkan Valentino Rossi dari posisi juara MotoGP musim ini muncul satu persatu, dan menjadi bukti konkret bahwa para pebalap seperti Marquez, Lorenzo dan Pedrosa memang punya misi mengganjal “The Doctor.”
Pembalap Ducati, Andrea Iannone, kepada “crash,” Senin, 02 November 2015, memberi sinyal bahwa konspirasi itu memang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Ia tak ingin memberi kejelasan tentang itu dan hanya prihatin dengan situasi terkini yang menimpa rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi.
Meski demikian, tidak ingin berkomentar banyak tentang rumor kerjasama antara Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, yang selama ini dianggap telah merugikan Rossi.
Rumor kerjasama yang sebelumnya dituduhkan oleh Rossi kembali memanas setelah salah satu media Italia, La Repubblica, memberitakan Lorenzo dan Marquez bertemu di Andorra untuk menyusun perjanjian.
Saat diminta komentar mengenai kabar tersebut, Iannone terlihat enggan berbicara banyak.
“Saya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut tentang rumor itu. Terkadang saya bahkan tidak tahu dimana diri saya. Hanya Jorge dan Marc Marquez yang tahu apa yang sudah terjadi,” tutur Iannone seraya tertawa, seperti juga dikutip “Speedweek,”Senin. 02 November 2015.
Ketimbang mengomentari masalah di luar arena balap, The Maniac Joe –julukan Iannone- lebih menantikan GP Valencia yang diyakini akan berjalan sangat sengit. Ia yakin Rossi dan Lorenzo akan berjuang mati-matian agar dapat merengkuh gelar juara musim ini.
The Doctor -julukan Rossi- dipastikan akan memulai balapan yang posisi terakhir di Valencia, menyusul hukuman yang diberikan Race Direction atas insiden di GP Malaysia.
Iannone menilai, memulai lomba dalam keadaan seperti itu tentu sangat sulit, bahkan untuk pembalap sekaliber Rossi. Dan ia berharap Valentino tidak memulai balapan dari posisi paling belakang di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia pada 08 November.
Maniac Joe –julukan Iannone– berharap hukuman yang diterima Rossi bisa dihapuskan. Sebab, juara tujuh kali kelas utama itu telah menjalani musim yang luar biasa.
Sejak awal musim, Rossi hanya sekali tak menduduki puncak klasemen. Tepatnya setelah Grand Prix Brno pada seri kesebelas.
Saat itu Rossi memiliki poin yang sama dengan Jorge Lorenzo. X-Fuera –julukan Lorenzo– yang memiliki jumlah kemenangan lebih banyak ketimbang Rossi berhak berada di puncak klasifika.
Enam race selanjutnya The Doctor dan Lorenzo terus menjalani persaingan sengit. Hingga MotoGP 2015 memasuki seri ketujuh belas, Rossi duduk di klasemen teratas dengan poin 312, unggul lima angka dari Lorenzo.
Namun akibat insiden yang melibatkannya dengan Marquez, Rossi harus memulai balapan dari posisi buncit di Valencia. Karena itu, Iannone berharap hukuman Rossi dicabut agar rekan sekompatriotnya tersebut bisa menjadi juara musim ini.
“Apakah saya akan membiarkan Valentino melewati saya?”
“ Pada intinya hanya Jorge dan Valentino yang berpeluang menjadi juara. Saya berharap Rossi tak memulai balapan di posisi terakhir di Valencia. Sebab, ia menjalani musim luar biasa dan berhak bertarung hingga akhir,” jelas Iannone seperti mengutip dari La Gazzeta dello Sport, Senin.
Tidak seperti Iannone yang enggan menyebut adanya konspirasi Spanyol secara jelas. Andrea Dovizio tegas mengatakan Marquez memiliki andil besar dalam kondisi Rossi saat ini.
Karena bila bukan berkat perangkap yang disiapkannya, Rossi tak mungkin harus bersusah payah berjuang merebut gelar juara dunia di GP Valencia.
”Marquez memacu motornya untuk mengejar podium, tapi ia juga bertujuan mengganggu Rossi. Tapi kemudian Rossi bereaksi berlebihan dan tentu saja itu bukan hal yang ingin kami lihat,” ungkap Dovizioso seperti dilansir Cycle World.
”Saya yakin Marquez memang sengaja memprovokasinya (Rossi). Dan sayangnya, Rossi jatuh ke dalam perangkap tersebut,” sambung sang pembalap Ducati tersebut.
Kebenaran dari konspirasi dan koneksitas Spanyol ini selain diisyaratkan Iannone dan ditudingkan Davizioso, juga datang dari dukungan besar publik Spanyol terhadap Jorge Lorenzo jelang seri pamungkas MotoGP Valencia
Dukungan tersebut tidak benar-benar bulat karena adanya sentimen El Clasico.
Contohnya nyata terlihat ketika bintang Real Madrid Sergio Ramos menyatakan dukungan kepada Lorenzo. Dia mengunggah foto bersama rider Movistar Yamaha tersebut di media sosial, seperti dilaporkan AS.
Dia juga menulis, “Makan malam bersama bintang dan semoga dia merebut gelar juara dunia ke-tiga.”
Berbagai respons langsung didapatkan Ramos. Ada yang mendukung, namun tak sedikit pula yang mencemooh.
Diketahui Lorenzo memiliki peluang merebut gelar juara MotoGP. Tertinggal tujuh poin di papan klasemen, namun Lorenzo kemungkinan besar bisa melewati torehan Rossi karena rider Italia itu terkena hukuman harus memulai balapan dari posisi paling buncit usai terlibat insiden dengan Marc Marquez di Sepang pekan lalu.
Selama ini Lorenzo dikenal sebagai fans Barcelona yang notabene adalah musuh abadi Madrid di La Liga. Maka tak heran bila sentimen tersebut kini ikut mempengaruhi dukungan terhadapnya.
Sementara itu banyak fans dan pengamat yang mempertanyakan apa motif Marquez begitu ngotot bertarung dengan Rossi di GP Malaysia untuk memperebutkan posisi ketiga.
Beberapa opini juga mempertanyakan mengapa Marquez bisa dengan mudah disalip Lorenzo tanpa melakukan aksi lawan balik sengit seperti yang dia lakukan pada Valentino Rossi.
Motif balas dendam Marquez ke Rossi menyeruak lebih awal setelah balap usai. Hal ini didukung dengan pernyataan Rossi di sesi interview hari Kamis jelang free paractice GP Sepang.
Saat itu, Rossi secara gamblang menyebut Marquez sengaja bermain-main dengannya dan Iannone untuk membantu Lorenzo di GP Australia.
Namun, adanya nation order kini santer menyeruak setelah banyak pihak yang berkecimpung di MotoGP yang berasal dari Spanyol ikut ‘cawe-cawe’ atas insiden Rossi-Marquez di MotoGP Sepang, Malaysia.
Adanya tujuan tersembunyi berupa dukungan Marquez dan beberapa pihak dari Spanyol di MotoGP ke Lorenzo ini juga diungkapkan ayah Valentino Rossi, Graziano Rossi kepada media Italia, La Stampa.