Berakhirnya balapan pamungkas MotoGP 2015 di Valencia, “meresmikan” nama julukan baru bagi Marc Marquez, pebalap Repsol Honda, dengan sebutan “Baby Patwal,” menysul kawalannya terhadap Jorge Lorenzo untuk meraih juara musim ini.
Pemberian nama itu merupakan kesimpulan media atas peran yang ia lakukan selama berlangsungnya balapan di Valencia dengan tetap berada disisi Jorge Lorenzo sepanjang lap, tanpa ada keinginan untuk menyalipnya.
Semula media hanya menuliskan tuduhan Rossi yang emosional bahwa Marquez membantu Lorenzo untuk menjuarai Sirkuit Valencia. Tapi setelah menyaksikan ulang seluuruh pergerakan dari Marquez kala berada disamping Lorenzo mereka menyimpulkan bahwa “Baby Allien” memenang benar-benar hadir sebagai “Patroli Pengawal.”
Sejak saat itu, Marquez secara jamak ditulis sebagai “Baby Patwal.”
“Tak ada yang keliru dengan pemberian nama “Baby Patwal” untuk Marquez,” tulis “san marino motorace,” Senin, 16 November 2015.
Media terbitan Italia itu dengan sedikit seloroh, dalam tulisan terbarunya, menyatakan Marquez “senang” dengan predikat nama baru itu.
“Marquez tak menolak dan tersenyum ketika namanya ditulis “baby patwal” oleh hampir semua media,” tulis “san marino motorace.”
Sementara itu, bos Honda Racing Corporation, Shuhei Nakamoto, yang mengevaluasi performa Marc Marquez tak membantah kalau sang pebalap memang terlihat sebagai “patwal” di Valencia.
Ia juga tak menyembunyikan kekecewaannya lantaran kalah dominan dari Yamaha, pun begitu di klasemen akhir pembalap.
Marquez sendiri tampil inkonsisten dengan mengalami kecelakaan sebanyak enam kali dari delapan belas balapan.
Alasan utama dia terjatuh tak lain karena gaya balap yang Baby Alien yang terlalu agresif, dan masalah pada motor RC213V versi 2015.
“Tahun ini berjalan tak seperti yang kami kira. Masalah utamanya adalah karakteristik dari mesin. Tes Valencia musim lalu, Marc dan Dani kurang senang dengan motor. Kami menjajal berbagai hal agar motor menjadi lebih baik saat tes musim dingin di Sepang,” ujar Nakamoto, seperti dilansir Speedweek, Senin, 16 November 2015.
Dalam tulisan lainnya dari “crash,” Senin, 16 November 2015, Marc Marquez kembali mendapatkan kritikan terhadap caranya melakoni seri pamungkas MotoGP musim 2015 akhir pekan lalu.
Terlebih, pemilik julukan The Baby Assasin itu dituding hanya ingin melancarkan upaya pembalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, untuk jadi juara dunia tahun ini.
Mantan pembalap Formula One, Mark Webber, melontarkan cibiran terhadap gaya membalap yang ditunjukkan Marquez di Sirkuit Ricardo Tormo.
Bahkan, pria berdarah Australia itu menilai Marquez telah mencederai sportivitas MotoGP.
“Saya menyaksikan balapan terakhir MotoGP di Velencia, dan itu membuat saya muak. Saya merasa frustrasi dengan apa yang dilakukan oleh Marc Marquez,” jelas Webber, seperti dikutip MCN News.
“Ia sebenarnya bisa saja memberikan tekanan lebih besar kepada Jorge yang berada sangat dekat di depannya, tetapi ia memilih untuk tak melakukannya. Ia hanya ingin mengamankan posisinya di belakang Jorge,” lanjut mantan driver Red Bull itu.
“Anda dapat melihat sendiri ketika Dani Pedrosa datang untuk merebut posisinya, ia langsung mempercepat laju kendaraannya dan kembali mengambil alih posisi kedua. Semua itu benar-benar mencederai sportivitas yang ada di ajang ini,” tuntasnya.
Posisi jagoan Repsol Honda, Marc Marquez, makin tersudut menyusul komentar pilar Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, tentang isu konspirasi para rider Spanyol di GP Valencia.
Lorenzo menyebut saling bantu antar-rider satu negara adalah hal yang wajar, semnetara Marquez sudah terang-terangan menepis adanya konspirasi.
Kini, Andrea Iannone pun ikut-ikutan buka suara soal The Spanish Connection.
Andalan Ducati Corse itu mengaku bisa hilang respek, terlebih kepada Marquez.
“Saya terkejut dengan pernyataan Jorge Lorenzo. Saya tidak bisa percaya, MotoGP adalah olahraga individu dan saya tak bisa membayangkan bahwa ada konspirasi. Kalau itu memang benar, saya akan hilang respek pada Marc Marquez. Sangat disayangkan karena saya sebenarnya mengaguminya.
Kami pernah menjalin rivalitas yang hebat saat masih di Moto2,” celoteh
Dugaan akan adanya kerja sama antara Marc Marquez dan Jorge Lorenzo terus jadi topik hangat pembicaraan.
Kali ini giliran Manajer Tim Suzuki, Davide Brivio, mengutarakan pendapatnya soal hal itu.
Menurutnya, sejak seri Phillip Island pihak MotoGP seharusnya sudah melakukan investigasi karena Marquez bertindak janggal pada race tersebut. Valentino Rossi akhirnya melayangkan kritik atas tindakan membalap Marquez yang seolah melindungi Lorenzo di seri Australia sebelum mentas di Sepang.
“Pertama-tama saya dapat katakan akan sangat mudah berbicara soal ini dari sudut pandang orang yang tak terlibat. Di Australia Anda bisa melihat sekilas sikap yang janggal. Kami mungkin telat menyadarinya, setelah menganalisa baru kami sedikit menyadari apa yang terjadi,” jelas Brivio mengutip Autosport.
“Lalu sebelum race Sepang Rossi mengkritik tindakan Marquez dan Lorenzo. Seharusnya pada saat itu Race Direction memanggil Rossi untuk menjelaskan mengapa ia mengatakan hal itu, dan mungkin mereka juga perlu memanggil Marquez terkait gaya membalapnya,” tuntasnya.
Pada race di Phillip Island, Marquez diduga oleh Rossi sengaja memperlambatnya hingga tercipta jarak yang cukup jauh dengan Lorenzo. Apalagi pada saat itu kompetisi memperebutkan gelar juara memang sedang memasuki fase krusial.