Tuduhan sebagian kecil publik bahwa Valentino Rossi, yang menyemburkan polemik terhadap Marquez dan Lorenzo,telah merusak sportifitas, ditantang oleh Mick Doohan, juara dunia lima kali MotoGP, dan menyatakan Valentino Rossi tidak melewati batas saat keduanya terlibat masalah dalam MotoGP 2015.
“Rossi tidak merusak sportifitas. Ia masih berada dalam konteks protes tanpa ingin menjelekkan Marquez dan Lorenzo secara persolan,” kata Doohan kepada “crash,” Selasa, 24 November 2015.
Ia juga menyebut MotoGP 2015 akan dikenang sebagai salah satu musim yang paling berkesan dalam sejarah balap motor.
Marquez disorot lantaran saat konferensi pers jelang GP Malaysia, dia dituduh Rossi sebagai “pembantu” Jorge Lorenzo dalam lomba di Phillip Island.
Situasi kian panas setelah keduanya terlibat bentrok yang mengakibatkan Marquez terjatuh, sementara Rossi dihukum start terbuncit GP Valencia sebagai hukuman.
Ternyata, drama di antara keduanya belum berakhir.
Setelah kehilangan gelar pascalomba di Valencia, Rossi lagi-lagi mengklaim Marquez sebagai “bodyguard” Lorenzo.
Meski terjadi kontroversi, Doohan menganggap polemik yang terjadi tidak melewati batas wajar, dan masih berada di jalur sportivitas.
“Tak ada garis yang dilewati. Balapan adalah balapan, seperti zaman saya ketika Anda berusaha keras dan menabrak orang di sekitar Anda. Ini bukan balet, tapi kompetisi sengit karena banyak yang dipertaruhkan,” ujar Doohan kepada Crash.
“Dua orang ini adalah juara dunia dan mereka mengincar kemenangan. Tak ada dari mereka yang ingin menyerah begitu saja. Ini menjadi kan MotoGP sebagai hiburan yang menarik, dan itulah MotoGP!” lanjutnya.
Menurut Doohan, konflik Rossi dan Marquez wajar.
MotoGP musim ini tidak hanya berjalan menegangkan tapi sekaligus kontroversial menyusul insiden yang melibatkan Rossi dan Marquez.
Perselisihan di antara dua pebalap itu dipicu oleh Rossi yang menuduh pebalap Honda Repsol itu membantu Jorge Lorenzo, rekan setim sekaligus rivalnya dalam perebutan titel juara dunia dalam balapan di Australia.
Konflik kedua pebalap mencapai puncaknya di Sepang, Malaysia ketika Marquez jatuh saat berduel sengit dengan pebalap Yamaha itu.
Rossi dianggap bersalah karena menyebabkan pebalap lain terjatuh sehingga dijatuhi hukuman yang mempengaruhi peluangnya meraih titel juara di Valencia, Spanyol.
Pada akhirnya, Rossi mesti merelakan titel juara dunia jatuh ke tangan Lorenzo. Namun, drama di balapan pamungkas tidak berhenti di situ karena Rossi kembali menuding Marquez dan kini menyebut dia ‘bodyguard’ Lorenzo.
Marquez dan Honda berkali-kali membantah sangkaan itu. Namun, hubungan kedua pebalap pascakontroversi ini diragukan akan bisa pulih.
“Ini bulan lah tari balet dan ini adalah kompetisi yang sengit karena ada banyak yang dipertaruhkan, baik kedua pebalap yang sedang terlibat dalam pertarungan gelar juara maupun pebalap-pebalap yang berhasrat memenangi sebuah balapan dan tidak ada dari mereka yang ingin kehilangan kemenangan.”
“Itu membuat tontonan yang menarik, bahan bacaan yang hebat, dan hiburan yang hebat pula. Begitulah MotoGP.”
Doohan mengambil sisi positif dari insiden Rossi dan Marquez yang justru membuat MotoGP semakin menarik dan disukai. Meskipun, dia menyayangkan bahwa hal ini terlalu dibesar-besarkan media.
“Saya pikir musim 2015 sangat fantastis. Ini adalah musim yang hebat untuk olahraga ini secara keseluruhan,” sambung Doohan.
“Saya pikir beberapa orang membawa masalah Rossi dan Marquez terlalu jauh. Pada akhirnya, olahraga inilah yang menang.”
“ Saya pikir media menang lebih banyak daripada yang diperlukan. Tapi saat masalah ini panas-panasnya banyak orang bilang macam-macam dan melakukan banyak hal namun ini hanyalah balapan.”
Sementara itu, Jorge Lorenzo, membuat perkiraan yang mencurigakan lagi dengan menyatakan rider Repsol Honda, Marc Marquez, akan mampu melampaui jumlah titel juara dunianya di masa depan.
“Jelas tiga gelar adalah jumlah yang cukup banyak, dan saya merupakan rider Spanyol dengan gelar juara dunia MotoGP terbanyak. Tapi, saya yakin Marc masih punya banyak waktu.”
” Saya yakin ia bisa melampaui rekor saya. Dia masih sangat muda. Dia rider yang kuat dan akan terus berkembang ke depannya,” ujar Lorenzo.
Meski begitu, untuk sekarang Por Fuera mengaku akan menikmati rekornya saat ini. Ia bahkan puas pada rekornya yang lain, yakni terus berada di peringkat tiga besar MotoGP.
“Yang terpenting, saya sudah cukup bangga dengan raihan saya sejauh ini. Angka dan statistik memang selalu menunjukkan prestasi seseorang secara signifikan, tapi yang terpenting bagi saya adalah terus berada di level atas selama tujuh tahun terakhir,” tuntasnya.