Yahoo tidak sedang bergurau ketika bocoran rencana penjualan bisnis internetnya muncul di berbagai media dan kini dua raksasa media, Verizon Communication dan InterActive Corp. milik Barry Diller, mengajukan penawaran tertutup untuk membelinya.
Kedua raksasa media itu dikenal bergerak di bidang telekomunikasi dan internet.
Yahoo sebelumnya diberitakan akan menjual bisnis utamanya
Sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan, selain dua perusahaan tersebut, masih ada satu lagi raksasa yang berminat membeli Yahoo.
Raksasa yang dimaksud adalah News Corp, yaitu grup media pemilik Wall Street Journal dan majalah Time.
Sebagaimana dilansir dari Wall Street Journal, satu lagi peminat adalah sebuah perusahaan private equity TPG Capital, yang mengincar berbagai properti media milik Yahoo.
Sebelumnya, sempat muncul kabar bahwa jajaran direksi dan pemegang saham besar Yahoo akan mengadakan rapat selama dua hari, dari Rabu hingga Jumat,04 Desember 2015.
Agenda yang dibahas antara lain rencana menjual saham di Alibaba, mencari calon pembeli yang berminat terhadap Yahoo, atau keduanya sekaligus.
Perusahaan yang termasuk salah satu pelopor mesin pencari ini memang sudah jatuh bangun berusaha untuk tetap hidup.
Kendati demikian, kabar bahwa perusahaan tersebut akan dijual tetap menarik minat banyak pembeli.
Salah satu faktor penyebabnya adalah jangkauan Yahoo yang begitu besar. Mereka mampu menarik lebih dari dua ratus juta juta orang pengunjung per bulan di Amerika Serikat.
Persaingan bisnis internet yang sangat cepat di masa saat ini rupanya tidak cukup kuat diimbangi pertumbuhan oleh perusahaan internet Yahoo.
Melambatnya kemajuan bisnis dan eksodusnya sejumlah eksekutif papan atas Yahoo ke perusahaan lain membuat kesabaran para pemegang saham nampaknya kian menipis.
Menipisnya kesabaran dan kepercayaan para pemegang saham kepada perusahaan yang dipimpin oleh CEO Marissa Mayer tersebut akhirnya memunculkan produk emailnya tersebut akan dijual.
Sejumlah eksekutif Yahoo telah mengosongkan atau membatalkan agenda mereka selama tiga hari ke depan.
Selain itu, beberapa perusahaan ekuitas swasta juga dilaporkan akan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh direksi Yahoo tersebut.
Agenda yang akan dibahas antara lain adalah rencana menjual sahamnya di perusahan internet asal Tiongkok, Alibaba yang saat ini mencapai nilai tiga puluh miliar dolar.
Rencana lain yang kabarnya menjadi alternatif adalah mencari calon pembeli yang berminat terhadap bisnis internet Yahoo.
Selain itu, seperti diberitakan “reuter,” dalam pertemuan tersebut, selain membahas tentang rencana penjualan bisnis internetnya, Yahoo juga untuk menyelamatkan keuangan perusahaan.
Hingga kini perwakilan dari Yahoo enggan menanggapi isu tersebut. Usai munculnya isu penjualan saham ini nilai saham perusahaan naik lebih dari tujuh persen dalam perdagangan Kamis.
Bisnis inti internet Yahoo, yang meliputi layanan populer seperti Yahoo Mail dan situs berita dan olahraga, diperkirakan mampu menarik minat perusahaan ekuitas swasta, media dan perusahaan telekomunikasi.
Softbank Group Corp, dikabarkan sempat analis meminati untuk memiliki saham di Yahoo.
Sementara itu, beberapa analis menilai, isu ini muncul sebagai bentuk dukungan agar Mayer mundur dari jabatan CEO Yahoo.
Pasalnya, dia dinilai telah gagal menghadapi tekanan yang meningkat mengenai kinerja perusahaan yang terus memburuk.
Sebelumnya, Mayer datang ke Yahoo setelah bekerja cukup lama di Google.
Selama tiga belas tahun masa jabatannya di Google, dia memimpin unit usaha Google Earth, Gmail dan Google News.
Para komisioner mengharapkan kedatangannya dapat menggenjot kinerja Yahoo, melalui raihan iklan untukmenyaingi Google dan Facebook.
Namun, strategi perdana Mayer yang ingin mengembangkan media sosial, layanan viedo online dan penggenjotan iklan mobile, rupanya gagal diterapkan pada 2014. Akibatnya pendapatan perusahaan dari iklan terus menurun.
Sebuah kesepakatan untuk membeli situs sosial blogging Tumblr rupanya juga gagal mendatangkan uang bagi Yahoo.
Kesepakatan aksi korporasi itu memang berhasil mengangkat basis pengguna Yahoo hingga satu miliar pengguna.
Namun sayanganya peningkatan itu tidak menarik banyak pengiklan masuk.
Pada bulan September lalu rencana Yahoo untuk melakukan spin-off sahamnya di Alibaba mengalami hambatan.
Saat itu Internal Revenue Service AS menolak permintaan Yahoo untuk memebebaskan pajak dalam proses transaksinya.