Jorge Lorenzo tak bisa menyembunyikan dampak buruk dari pertikaian dengan Valentino Rossi menjelang balapan terakhir MotoGP musim lalu, yang menghadirkannya sebagai juara, dan terus terang menyatakan kecewa setelah salah satu sponsor memutuskan untuk tak memakai jasanya lagi.
Hal ini terjadi karena Lorenzo sudah dicap buruk akibat konflik dengan sang tandem, Valentino Rossi, di pengujung MotoGP 2015.
Adalah Sector, perusahaan jam tangan asal Italia, yang memutuskan untuk “bercerai” dengan Lorenzo.
“Sector sebelumnya selalu mengekspresikan nilai sportivitas, kompetisi sehat, dan integritas.”
“Namun, nilai-nilai tersebut tidak sesuai peristiwa yang terjadi di pengujung MotoGP 2015. Kami sendiri mengumumkan kalau kerjasama dengan Jorge telah berakhir,” demikian pernyataan resmi Sector, seperti dikutip dari Motorsport, Selasa, 22 Desember 2015.
Lorenzo pun menyesalkan alasan pemutusan kontrak yang dikarenakan insiden kontroversial di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada Oktober 2015.
Ditengarai alasan Sector memutus kontrak karena kecewa akan sikap yang ditunjukkan Lorenzo.
Ketika berdiri di podium, rider berkebangsaan Spanyol itu tertangkap kamera mengacungkan jempol ke bawah.
Saat konferensi pers resmi usai balapan pun, Lorenzo mengkritik keputusan Race Direction yang hanya menjatuhkan tiga poin penalti kepada Rossi.
“Saya kecewa dengan alasan Sector. Tidak ada sikap menghormati pada nilai olahraga, integritas dan kompetisi sehat, saya kira itu tudingan yang sama sekali tidak berdasar,” ucap Lorenzo.
Manajemen Lorenzo pun kemudian merilis pernyataan resmi serta klarifikasi perihal pemutusan kontrak tersebut.
Pernyataannya itu berbunyi: Pada September 2015 terjadi kesepakatan bersama. Tertulis setelah tiga tahun, Sector tidak akan memperbarui kontrak kerjasama sponsor pada tahun berikutnya dan itu ditandai dengan produsen smartphone asal China, Zopo, yang menggantikan posisi sebagai sponsor.
Kami tidak mengumumkan kesepakatan dengan Zopo karena ingin menghormati Sector atas dukungan kepada kami selama tiga tahun.
Namun, ternyata kami tidak mendapat balasan yang setimpal. Kami sangat menyesalkan sikap Sector dan klaim yang sama sekali tidak berdasar dari mereka.
Seperti juga disiarkan AS, dalam wawancaranya dengan Lorenzo, hubungannya dengan Rossi masih renggang.
Meski demikian, Lorenzo menegaskan, tak ingin mengulas lagi kejadian di musim 2015.
Rider asal Spanyol itu ingin melupakan semua kontroversi yang terjadi dan hanya ingin fokus menatap musim mendatang.
Lorenzo pun tampak terpancing dengan pertanyaan soal reuninya yang dingin dengan Rossi di acara Milan Motorcycle Show, pertengahan November lalu.
Di acara tersebut, untuk pertama-kalinya Lorenzo dan Rossi naik dalam satu panggung setalah MotoGP 2015 berakhir.
Namun, keduanya terlihat canggung, tak saling menyapa, bahkan tak mau saling memandang satu sama lain.
“Jujur saja, kami berdua tak punya cukup waktu bahkan untuk saling berbicara. Saya dan Vale berada di ruangan yang berbeda sebelum acara Milan Show tersebut dimulai.”
“Setelah dari backstage, kami langsung naik panggung, difoto, dan setelah itu kembali ke backstage masing-masing,” ungkap Lorenzo.
“Memang situasi di atas panggung ketika itu sangat canggung dan dingin. Saya akui itu. Memang situasinya saat itu masih sangat sulit. Tensi sepanjang musim 2015 sangat-sangat tinggi, dan setiap rider pasti punya versi tersendiri.”
“Tapi, ini olahraga individual. Setelah bersaing di trek, harusnya kita kembali berteman seperti biasa.”
“Ya, pergi ke kafe atau semacamnya. Mungkin dalam waktu dekat, semuanya bisa kembali normal,” lanjut X-Fuera sedikit berdiplomasi.
Selain menerima dampak buruk atas cekcoknya dengan Rossi, Jorge Lorenzo juga dituding sebagai pebalap figuran untuk musim lalu.
Tudingan sebagai pebalap figuran distempelkan oleh wartawan olah raga Dennis.
“Lorenzo pembalap figura. Bukan pembalap utama. Persaingan terletak pada Valentino Rossi dan Marc Marquez,”ujar Noyes.
Menurut Noyes, pendapat itu tak lepas dari banyaknya duel bertajuk head to head yang melibatkan Rossi dan Marquez.
“Rivalitas Rossi-Marquez dipastikan menimbulkan efek di musim mendatang. Ini akan memakan banyak waktu,” kata Noyes, dikutip Tuttomotori.
“Ini adalah final kejuaraan dunia yang pahit yang pernah saya lihat. Sampai di GP Malaysia mungkin adalah perlombaan yang terbaik, lalu hal itu Konspirasi terjadi bahwa kita semua tahu dan… lebih baik saya berhenti bicara. Masih ada begitu banyak ketegangan,” kata Noyes.
Di GP Malaysia, Rossi menuduh Marquez dan Lorenzo bekerjasama untuk menentukan pemenang dalam kajuaraan dunia.
Marquez kemudian terlibat kecelakaan yang berujung pada dihukumnya Rossi pada balapan pamungkas di Valencia.