Walaupun sudah pensiun dari arena balapan, dan kini menjadi tim penguji di Ducati, mantan pebalap MotoGP asal Australia, Casey Stoner, ternyata masih belum bisa berdamai dengan Valentino Rossi secara menyeluruh.
Dalam komentar terbarunya di di “crash,” Senin, 11 januari 2016, Stoner masih mengungkit ketidaksenangan kepada Rossi yang “menendang” Marc Marquez dalam balapan di Sirkuit Sepang musim lalu.
Dengan nada menuding, Casey Stoner menyayangkan ulah Valentino Rossi dalam GP Malaysia musim lalu.
Menurut dia, insiden yang terjadi di Sepang International Circuit tersebut harus dibayar mahal The Doctor, yakni titel juara yang lepas dari tangan.
Setelah bersaing sengit dengan Marc Marquez hampir sepanjang lomba di Phillip Island, Rossi lantas mengumbar perang psikologis kepada The Baby Alien.
Puncaknya terjadi di Sepang saat VR46 menendang MM93 hingga jatuh.
Akibat itu, Rossi dihukum start paling belakang di seri pamungkas yakni GP Valencia.
Tak pelak, hukuman tersebut membuat kans rider Italia untuk menjadi juara semakin kecil.
Dan itu akhirnya terbukti karena The Doctor hanya bisa finis keempat di Ricardo Tormo Circuit.
Jorge Lorenzo yang finis pertama di GP Valencia lantas menasbihkan diri sebagai juara MotoGP 2015 dengan keunggulan lima angka dari Rossi di klasemen akhir.
Stoner sampai belum bisa melupakan insiden Sepang, sebab itu menjadi hal krusial kegagalan Rossi.
“Saya memahami kenapa Valentino frustrasi di Sepang, tapi dia kehilangan ketenangannya. Saya sebenarnya berharap kepala dia lebih tenang karena memiliki pengalaman.”
“Valentino menghancurkan musimnya sendiri,” kata Stoner, seperti juga dimuat MCN, Senin, 11 Januari 2016.
“Ketika pembalap seperti Jorge menemukan ritme tepatnya di Valencia, sangat sulit menyalip. Di lima dari sembilan balapan di Valencia, sang juara memimpin di setiap putarannya,” jelas The Kurri-Kurri Boy.
Jalannya MotoGP 2015 sangat dramatis karena sang juara harus ditentukan hingga seri terakhir.
Casey Stoner pun memberikan komentarnya tentang musim yang dihiasi oleh persaingan antara rekan setim yakni Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Stoner sendiri pernah merasakan sengitnya bersaing dengan dua pembalap andal tersebut saat masih aktif membalap di MotoGP. Pada sembilan tahun lalu, dia bersaing dengan Rossi serta Dani Pedrosa sebelum meraih gelar juara MotoGP pertamanya.
Empat tahun berselang, giliran Lorenzo yang menjadi rival utama Stoner.
Lagi-lagi, pembalap berjuluk The Kurri-Kurri Boy tersebut berhasil keluar sebagai pemenang dengan keunggulan sembilan puluh angka di klasemen akhir.
Rossi dan Lorenzo yang bersaing sengit di MotoGP 2015 ternyata menarik perhatian Stoner. Namun, yang jelas, dia terkejut melihat The Doctor masih kompetitif di usia yang tak lagi muda.
“Valentino memiliki musim yang fantastis. Saya pikir tak seorang pun yang memiliki ekspektasi bahwa dia akan memiliki level seperti itu sejak seri pertama.”
“Tapi tak bisa diragukan lagi, Jorge pantas menjadi juara. Jorge membalap lebih baik dan memenangi lebih banyak lomba,” kata Stoner
“Hanya ada satu statistik yang dihitung. Valentino baru dua kali ditekan hingga seri terakhir dan selalu kalah. Pertama di Valencia pada di sepuluh tahun lalu,”
Tak dapat terbantahkan lagi MotoGP merupakan salah satu ajang motorsport yang memiliki banyak penggemar di dunia.
Perkembangannya tak lepas dari kontribusi para pembalap peserta.
Sementara itu, wartawan senior MotoGP, Nick Harris, menyebut dua sosok yang memiliki pengaruh untuk olahraga balap motor termashyur di dunia tersebut.
Kedua sosok tersebut yakni rider legendaris asal Amerika Serikat Kenny Roberts dan pembalap Italia yang kini membela Movistar Yamaha, Valentino Rossi.
“Ada dua pembalap yang membuat perubahan dalam olahraga ini, pertama Kenny Roberts. Ketika dia datang ke Eropa, dia mengenalkan gaya membalap yang berbeda. Dia juga memiliki karakter yang menarik,” urai Harris mengutip Speedweek.
“Lalu satu lagi adalah Valentino Rossi, karena dia tumbuh seperti Barry Sheene. Dia membuat olahraga ini menarik, tak ada yang meragukan hal itu. Dia juga membuat olahraga ini menjadi besar,” tambahnya.
Roberts sudah gaek dan kini menikmati pensiun, sedangkan Rossi masih aktif membalap hingga kini.
Pemegang total sembilan kali juara dunia akan menjalani masa terakhir kontraknya di Movistar Yamaha.