Orang Indonesia malas makan pagi atau dalam bahasa populernya sarapan. Itu yang bisa disimpulkan tentang kebiasaan setiap keluarga di pagi hari yang mengabaikan sarapan. Kebiasaan itu dialasankan dengan terlambat bangun, bergegas ke kantor dan sibuk menyiapkan bahan pekerjaan.
Cobalah telusuri keluarga yang suami istri pekerja sibuk dan anak-anak yang sudah masuk usia sekolah. Apa yang terjadi dalam keluarga itu selain kegaduhan di pagi hari.. Lantas? Sarapan atau makan pagi terabaikan. Secara spesifik, bisa dikatakan semua anggota keluarga ini malas sarapan karena tidak ada waktu dan mengundang kegaduhan atau ribet.
Padahal sarapan atau makan lagi, menurut para ahli, sangat penting karena ia bisa merupakan asupan untuk tambahan energi agar mampu beraktifitas sepanjang hari dan bisa pula menstabilkan kadar gula darah agar terhindar dari penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Meski pun sudah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat dan pentingnya sarapan, namun masih banyak orang Indonesia yang belum mau melakukannya setiap hari. Mereka mengabaikannya dengan sengaja.
“Pemahaman bahwa sarapan bisa membantu menjaga susana hati, serta membantu menjaga kebugaran tubuh, memang harus terus disuarakan supaya makin banyak orang yang peduli untuk membudayakan sarapan. Karena nanti, hasil positifnya kita sendiri kok yang menikmatinya.”
Ada beberapa alasan mengapa orang Indonesia enggan menikmati makan pagi. Selain karena kesadaran mengenai manfaatnya yang masih kurang, ini dia alasan lainnya:
1. Tidak ada waktu
Kebanyakan orang Indonesia susah bangun pagi. Akibatnya, semua kegiatan pagi hari harus dilakukan terburu-buru, mulai menyiapkan baju untuk pergi bekerja, berdandan, memilih sepatu, hingga menyiapkan kendaraan. “Belum lagi ditambah dengan kondisi jalanan Jakarta yang macet di pagi hari. Ini membuat orang jadi lebih terburu-buru berangkat kerja dan memilih melewatkan sarapan,” kata seorang ahli kesehatan yang melakukan penelitian tentang sarapan dikaitkan dengan kesehatan..
Menurutnya, sebenarnya sarapan tidak menghabiskan waktu yang lama asalkan Anda tahu triknya. Sesuaikan jenis sarapan dengan tingkat aktivitas dan waktu bangun tidur. Jika ternyata kesiangan dan terburu-buru pergi, Anda bisa memilih untuk sarapan dengan sereal, roti dan susu, atau buah. Sedangkan jika masih punya waktu senggang di pagi hari, boleh saja menyiapkan sarapan yang lebih mengenyangkan seperti nasi uduk, nasi pecel komplet, atau bubur manado.
2. Ribet
“Selain tidak punya waktu, banyak orang yang malas untuk menyiapkan sarapannya sendiri karena repot. Kalau ada yang menyiapkan ya sarapan, kalau tidak ada yang menyiapkan ya tidak sarapan.” Alasan seperti ini memang tidak bisa dibenarkan. Tidak repot kok menyiapkan sarapan sendiri, karena bisa saja Anda menyiapkannya di malam hari. Misalnya, Anda sudah membuat adonan pancake di malam hari dan tinggal memanggangnya pada pagi hari.
Jika tak sempat atau tak mau repot masak sendiri, lihat saja sekeliling komplek rumah atau sepanjang perjalanan ke kantor, Anda pasti akan mudah menemukan penjual sarapan, seperti tukang roti keliling, penjual nasi uduk, atau warung nasi. Ini bisa jadi alternatif sarapan jika tak mau repot memasak sendiri. “Yang paling penting adalah membangkitkan kesadaran diri dan niat untuk menjadikan sarapan sebagai ritual positif sebelum beraktivitas,” saran seorang ahli kesehatan.