Ini sebuah pertanyaan klasik yang tak pernah habis dimakan zaman.
Apa beda nafsu dengan cinta?
Jawabannya?
Judith Orloff dalam “Psychology Today” seperti dimuat kembali di “Elite Daily,” nafsu hanya berdasarkan ketertarikan fisik dan fantasi, namun kerap kali terjadi pada wujud nyata dari manusia.
Lantas bagaimana dengan cinta.
Masih dalam rangkuman yang sama Orloff, menegaskan cinta akan terhubung pada rasa peduli dan empati.
Cinta dan nafsu benar-benar memiliki arti yang berbeda.
Tapi, tak bisa dipungkiri, kebanyakan orang mengartikan kedua kata ini memiliki makna yang saling berkaitan.
Saat seseorang belum benar-benar bertemu secara langsung, maka makna cinta dan nafsu tidak dapat dinyatakan dalam sebuah hubungan.
Psychology Today melaporkan perbedaan keduanya secara ilmiah.
Nafsu akan mengaktifkan bagian otak yang mengarah pada keuntungan dan motivasi.
Sedangkan cinta akan terhubung pada rasa peduli dan empati.
Seseorang yang merasakan cinta akan lebih peduli terhadap pasangannya dibanding diri sendiri.
Cinta memberikan rasa tolerir lebih tinggi dibandingkan orang yang merasakan nafsu semata.
Dan bagaimana pula kala cinta dan nafsu itu hadir bersamaan kala berhubungan seks.
Dalam berhubungan seks seorang yang merasakan cinta akan lebih sering memandang wajah pasangan selama bercinta.
Sedangkan orang penuh dengan nafsu dalam bercinta cenderung menikmati dengan caranya sendiri dan jarang menatap wajah pasangannya.
Sebuah hubungan yang dilandaskan oleh cinta akan mengetahui apa kebutuhan pasangan dan selalu mencoba menciptakan perbincangan berisi tujuan hidup bersama.
Namun hubungan dengan nafsu hanya menghasilkan perbincangan sia-sia.
Apakah itu benar cinta atau hanya keinginan seks semata?
Pemikiran ini terkadang hinggap di benak baik pria atau wanita yang belum memiliki ikatan suami istri.
Banyak orang yang terkecoh dengan makna cinta dan tidak sedikit yang mengetahui perbedaan antara keduanya.
Ada sesuatu yang begitu sensual dan indah ketika keduanya memiliki chemistry yang sama.
Tapi itu tidak selalu dengan harus melakukan seks, karena ada beberapa orang yang melakukan seks tanpa cinta.
Seperti dikutip dari Allwomenstalk ada perbedaan besar terkait seks dan cinta.
Sikap canggung mungkin kerap terjadi ketika pertemuan pertama kali dengan pasangan.
Dibutuhkan waktu untuk mengenal lebih dalam tentang seseorang sampai benar-benar memiliki rasa senang.
Saat rasa cinta timbul semakin ada keinginan untuk lebih intim, namun tidak selalu dengan seks.
Ketika berhubungan seks dengan seseorang dan hanya melakukannya semata-mata untuk kesenangan, ini bukan cinta. Perbedaan jelas terlihat antara seks dan cinta.
Seks adalah tindakan fisik dan ketika melakukannya tanpa chemistry seketika cinta bisa hilang.
Foreplay dimulai dengan menggoda, tidak hanya di kamar tidur. Ketika chemistry muncul, maka foreplay adalah langkah terbaik untuk melepaskan ketegangan seksual.
Foreplay merupakan bentuk upaya menikmati rasa cinta sehingga diharapkan seks dapat menjadi hal menyenangkan satu sama lain. Sebaliknya, tanpa foreplay atau melakukan seks secara buru-buru, rasa dan emosi jarang dilibatkan. Seks pun akhirnya tanpa cinta.
Banyak orang yang salah kaprah tentang orgasme, dan menanggapi sebagai arti cinta. Tubuh gemetar dan napas terasa cepat, ini bagian dari seks, sampai saat gairah seksual yang intens. Ini bukan cinta.
Seks bukan hanya tentang asmara. Seks sebagai pelepasan berarti menyertakan emosi yang harus diungkapkan. Bukan sebagai pelepasan atas nafsu melainkan pelepasan atas emosi cinta.
Cinta membuat seseorang ingin menyenangkan setiap bagian dari pasangan secara fisik dan emosional.
Ada beberapa pria yang memilih film percintaan untuk dijadikan motif memancing wanita.
Sehingga muncul momen-momen tanpa pamrih yang bersifat sensual. Bila hanya mementingkan keinginan satu pihak ini bukan cinta tapi paksaan untuk melakukan seks.
Pada film How to Lose a Guy in 10 Days terdapat cuplikan saatBen dan Andie Anderson mengalami momen terbaik di kamar mandi, terlihat keduanya saling jatuh cinta.
Tapi ini bukan kisah yang paling romantis.
Sudah sering hal ini terjadi di hubungan nyata.
Saat hubungan masih terbilang baru, salah jika melakukan ini dan mengatakan sebagai cinta.
Ketika keduanya sudah saling memiliki rasa yang menimbulkan percikan-percikan asmara semakin panas dan beruap yang akhirnya berubah menjadi nafsu di antara keduanya.
Dengan memahami itu semua, diharap dapat membantu membedakan mana cinta dan seks untuk pasangan yang belum memiliki ikatan resmi.
Jika benar-benar meletup-letup, gairah dengan waktu yang intens dan seks yang panas, jangan disebut sebagai cinta.
Kadang-kadang Anda memiliki keinginan ragawi tapi juga merindukan ikatan emosional. Tapi apa arti semuanya di mata laki-laki?
Cinta dan nafsu bak dua sisi koin.
Selalu berdampingan di manapun, di mana ada cinta disitulah nafsu yang bergelora.
Namun, bagi pria, cinta dan nafsu adalah dua hal yang bisa dipisahkan dengan mudah.
Melansir sofemine, berikut ini adalah perbedaan pria yang mendekati wanita, hanya karena nafsu atau karena benar-benar jatuh cinta
Ini menjadi tanda jika pria Anda tak memiliki hubungan yang serius.
Pria yang benar-benar mencintai pasangannya, akan menjadikan wanita itu bagian paling spesial di dalam kehidupannya.
Dia akan selalu memberikan senyuman lebar saat masuk dan berkenalan dengan orang-orang yang memiliki hubungan kerabat dengan wanitanya.
Usai berhubungan seks tidak ada alasan bagi pasangan Anda untuk langsung beranjak dari ranjang.
Namun jika ada pelukan setelah seks atau berkirim pesan usai seks, mungkin penilaiannya akan berbeda.
Pria yang benar-benar mencintai Anda akan selalu takut merasa kehilangan.
Ia tak bisa membayangkan hidup tanpa wanitanya, di manapun ia berada ia selalu merasa ada di rumah ketika di dekat wanitanya.
Pernikahan banyak yang berakhir karena pasangan salah mengartikan bahwa apa yang dipikir cinta ternyata hanya nafsu.
Selain itu, masalah utamanya adalah nafsu tak pernah bisa dipenuhi dan tak adanya cinta sejati menyebabkan seseorang kehilangan hasrat yang mereka pikir bisa berlangsung seumur hidupnya.
Profesor Psikologi dari Concordia University di Montreal, Jim Pfaus, menjelaskan bahwa nafsu dan cinta bisa dibedakan di otak.
Nafsu memicu bagian otak yang mengontrol perasaan menyenangkan, yang berhubungan dengan seks dan makanan.
Sedangkan cinta memicu bagian otak yang berhubungan dengan kebiasaan.
“Kami menetapkan bahasa yang berbeda untuk mencintai dan hasrat seksual dan kecanduan,” kata Profesor Pfaus.