Setelah mengalami sukacita dengan kenaikan harga jual selama tiga hari di awal pekan, hari ini, Jumat, 29 Januari 2016, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam ambruk sebesar Rp 3.000 per gram dan bertengger diangka Rp 550 ribu untuk satu gramnya.
Tidak hanya harga jual, harga pembelian kembali atau dikenal dengan “buyback” emas Antam juga turun Rp 3.000 menjadi Rp 494 ribu per gram.
Harga pembelian kembali ini artinya jika Anda menjual emas yang dimiliki, Antam akan membelinya di harga Rp 494 ribu per gram.
Seperti biasanya, di akhir pekan ini, Antam tetap menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga 500 gram. Menjelang siang WIB, seluruh ukuran emas Antam masih tersedia.
Di pasar global, terutama di Comex New York, hari ini, Jumat, 29 Januari 2016, harga emas turun tipis dari posisi tertinggi dalam dua belas minggu.
Hal itu terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat mengakui ekonomi global yang menantang.
Akan tetapi, sinyal itu tidak mungkin terhalang dari menaikkan suku bunga pada 2016.
Pernyataan bank sentral AS yang kurang agresif itu membebani pergerakan harga emas. Sebelumnya ketidakpastian ekonomi global dari China hingga Eropa mempengaruhi pasar.
“Investor mengambil keuntungan dari emas setelah naik baru-baru ini. Saya pikir daya tarik emas agak memudar, dan investor mencari tempat investasi relatif aman seperti yen Jepang,” kata Ang seperti dikutip dari Reuters.
Sebelum pertemuan kebijakan pertama bank sentral AS pada tahun ini, harapan untuk kenaikan suku bunga AS pada Maret telah surut di tengah ekonomi global bermasalah.
“Meski komentar bank sentral AS tidak agresif seperti yang diharapkan. Akan tetapi ada harapan kalau suku bunga akan naik melambat dan bertahap. Ini mendukung penguatan harga logam,” ujar MKS Group Trader James Gardiner.
Mengutip laporan www.fortisasiafutures.com, harga emas berbalik positif dan naik ke posisi tertinggi dalam dua belas minggu pada perdagangan Rabu pekan ini.
Hal itu didorong sentimen bank sentral AS menyatakan sedang memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global. Selain itu, bank sentral AS mempertahankan suku bunga tetap.
Sehari sebelumnya, Kamis, 28 Januari 2016, emas melanjutkan penguatan harganya bersamaan dengan minat safe haven setelah saham Cina kembali terpukul lagi tadi malam dan harga minyak kembali tertekan
Emas memperpanjang pergerakan ke atas dengan membangun level tertinggi selama dua belas minggu terakhir dengan kisaran harga USD 1120 per toy ounce.
Bulan lalu, lembaga pemeringkat kredit S&P memperingatkan bahwa lima puluh persen dari obligasi energi yang berkategori junk berada pada risiko default.
Pada saat itu harga minyak mentah masih diperdagangkan cukup menarik dan sejak itu harga minyak telah jatuh sebanyak dua puluh lima persen hingga mencapai harga. Pasar memperkirakan bahwa risiko bawaan akan terus meningkat.
Pengutan harga emas ini dipicu oleh pejabat Federal Reserve menyatakan kekhawatiran tentang gejolak ekonomi global yang terjadi baru-baru ini.
Pernyataan The Fed memicu spekulasi jika Bank Sentral AS ini akan tetap mempertahankan suku bunga rendahnya lebih lama.
Pedagang emas terus mengikuti keputusan kebijakan moneter The Fed karena logam mulia ini tidak membayar bunga dan sulit bersaing dengan aset yang memberikan imbal hasil seperti obligasi treasury.
Logam mulia yang juga diperdagangkan dalam dolar akan menjadi lebih murah untuk pembeli asing ketika mata uang AS melemah terhadap mata uang lainnya.
Dalam laporan sebelumnya, para pejabat The Fed menyoroti kewaspadaan mereka atas perkembangan ekonomi dan keuangan global dan penilaian berkelanjutan tentang implikasi potensial pada ekonomi AS.
Ini membuat The Fed mengakui peningkatan gejolak pasar atau perlambatan pertumbuhan global bisa mendorong pihaknya mengubah rencana kebijakan dalam beberapa bulan ke depan.
“Pernyataan kebijakan Rabu sedikit dovish dan membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih sedikit,” kata James Cordier, Presiden OptionSellers.com di Tampa, Florida.
The Fed pada bulan Desember menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Kenaikan tarif awalnya diprediksi akan kembali dilakukan pada 2016