Manajer Manchester United, Louis Van Gaal, dengan nada nyeleneh mengingatkan para pengiritiknya bahwa ia tidak akan “pergi” dari Old Trafford di musim mendatang, hingga kontraknya berakhir, dan untuk itu tak ada perpisahan dengan klub pada laga penutup Liga Primer Inggris, Selasa malam, 18 Mei 2016, waktu setempat.
ManUtd dipastikan gagal menembus Liga Champions meski meraih kemenangan tiga gol berbanding satu atas AFC Bournemouth di laga perpisahan itu.
Setan Merah hanya mendapat jatah di laga Liga Europa usai memastikan finis di posisi kelima di bawah rival sekota mereka, Manchester City.
Spekulasi yang menyebutkan bahwa Van Gaal bakal diputus kontraknya pun semakin deras.
Namun, manajer asal Belanda itu lagi-lagi berusaha menepis rumor tersebut.
“Saya hanya bisa katakan, saya punya kontrak tiga tahun dan saya ingin menyelesaikannya,” ujar Van Gaal kepada BBC.
“Masa transisi belum berakhir. Saya masih tetap manajer.”
Usai laga, reaksi campur aduk diekspresikan fan terhadap Van Gaal dari Tribune Stadion yang terlihat tidak penuh pada laga itu.
Terdengar sayup-sayup nada umpatan dan cemoohan yang diteriakkan para suporter Setan Merah. Namun, terdengar pula tepuk tangan kepada mantan pelatih Bayern Munich tersebut.
Mendengar reaksi tersebut, Van Gaal tampak terlihat emosional menahan kesedihan saat memberikan beberapa kata penutup pada laga itu.
Dengan sedikit tercekat dan terbata-bata, ia mengucapkan terima kasih atas dukungan para suporter di tengah situasi yang kurang ideal bagi timnya.
Kembali ke ruang konferensi, ia pun mengomentari hasil pertandingan terakhir skuatnya. “Saya menyukai (penampilan tim) pada babak kedua, hanya di menit-menit terakhir yang saya tidak suka,” tuturnya.
“Kami bermain sangat bagus di babak kedua menghadapi tim yang bermain sangat tertutup.”
Van Gaal pun mengakui dirinya tak mampu memenuhi target tembus ke Liga Champions.
“Tapi kami masih memiliki peluang meraih gelar di Final Piala FA pada Sabtu mendatang nanti,” tegasnya.
Tentang performance Setan merah dibawah kepemimpinan van Gaal, kiper legendaris Manchester United, Peter Schmeichel, melontarkan kritikan pedas terhadap mantan klubnya.
Performa anjlok Setan Merah musim ini membuatnya marah.
Menurutnya, permainan ManUtd musim ini benar-benar membosankan sehingga tak enak ditonton.
Ia juga menyalahkan Louis Van Gaal yang dinilai gagal dalam mengangkat performa Setan Merah.
Permainan ManUtd yang kurang gereget, dinilainya yang membawa kemunduran dan membuat tim itu tak bisa tembus ke zona Liga Champions.
“Manchester United, klub yang saya cintai dan saya ikuti sejak saya kanak-kanak, bikin saya bosan setengah mati musim ini,” ujar Schmeichel kepada Sky Sports.
“Kami adalah klub yang telah diseret sepenuhnya ke jalan yang salah. Kami tidak terbiasa bermain sepak bola seperti yang diperlihatkan saat ini.”
Salah satu yang menjadi kritikan keras Schmeichel adalah permainan ManUtd yang kini lebih banyak bertahan.
“Kami tak pernah bermain untuk menang, kemudian bertahan. Kami selalu mencari gol kedua dan ketiga,” tutur Schmeichel.
Menurutnya, kerja keras yang telah dibangun Sir Alex Ferguson dalam waktu yang sangat lama, telah dihancurkan dalam sekejap.
“Saya, sebagai salah satu fan, ingin agar klub ini bisa menang, sekaligus memperlihatkan pertandingan yang menarik,” tutur Schmeichel.
“Saya ingin pemain-pemain yang tampil menarik!,” kata ayah dari kiper Leicester City, Kasper Schmeichel, menambahkan.
Schmeichel juga mengomentari isu kedatangan Zlatan Ibrahimovic ke Old Trafford, melalui agennya, Mino Raiola.
Ia menyambut baik rencana tersebut dan mengatakan bahwa Ibra bisa menjadi pemecah kebuntuan permainan stagnan ManUtd.
Bahkan, sejak beberapa tahun lalu Schmeichel mendorong agar ManUtd segera merekrut mantan penyerang Barcelona dan AC Milan itu.
“Saya sudah membaca tentang Zlatan Ibrahimovic di koran. Saya sangat menginginkannya agar ia ke Manchester United dan sudah saya katakan sejak dulu,” ungkap kiper yang pernah meraih lima gelar Liga Primer Inggris itu.
“Ia sebenarnya dilahirkan untuk bermain bersama Manchester United,” tuturnya.
“Ia seperti Eric Cantona, yang bisa menginspirasi seluru pemain di ruang ganti, termasuk pula suporter. Untuk itulah semua ini. Bukan sekadar tentang tidur siang pada hari Minggu di Old Trafford.”
Nada lain dilontarkan mantan penyerang sekaligus kapten timnas Inggris Alan Shearer mengaku tak terkesan dengan kapten sekaligus penyerang MU saat ini, Wayne Rooney.
Shearer mengatakan Rooney bukan lagi penyerang nomor satu.
“Ada banyak tempat yang bisa ditempatkan kapten dan lebih tepat,” ujar Shearer seperti dikutip dari BBC Sport.
“Namun, hari-hari Wayne menjadi penyerang nomor satu telah habis.”
“Saya pikir Harry Kane dan Jami Vardy lebih pantas untuk mendapatkan kesempatan mereka di depan tetapi saya masih percaya Wayne memiliki bagiannya untuk bermain, apakah itu sebagai gelandang atau memainkan peran nomor 10.”