Jorge Lorenzo mengakhiri drama paling sensasional di Sirkuit Mugello ketika ia mampu menjengkangkan tekanan Marc Marquez di garis finis lewat selisih waktu sekedip mata atau tak sampai satu detak jarum jam.
Drama ini terjadi ketika Lorenzo sempat disalip di lap terakhir oleh Marquez untuk kemudian ia mencuri posisi di trek lurus beberapa puluh meter dari garis finis.
“Saya juga beruntung bisa menang balapan” ujarnya seperti ditulis “crash,” Senin, 23 Mei 2016.
Kemenangan ini pun bagi Lorenzo bisa membungkam mulut para pengkritik yang menudingnya bukan pebalap sejati.
“Orang yang tidak menyukai Anda akan selalu mencari alasan dan motivasi untuk mengkritik Anda, tetapi saya sudah menang di banyak balapan, memiliki start yang buruk, dan mampu mengamankan posisi dan menang di lap terakhir,” ujar Lorenzo seperti dikutip dari Crash
“Saya sudah melakukan hal itu di awal terjun di MotoGP. Tetapi jelas ketika Anda bisa memulai balap dengan baik dan melibas dua lap pertama dengan impresif, mengapa tidak Anda memanfaatkannya sebagai kekuatan Anda? “
“Ini adalah salah satu motivasi untuk membungkam orang-orang yang mengkritik Anda tanpa melihat catatan statistik dan sejarah,” jelasnya.
Kemenangan dramatisnya ini membuat dirinya teringat kembali dengan memori saat membalap sebelas tahun silam
Dalam balap MotoGP Italia di sirkuit Mugello tahun ini, Lorenzo membuat publik balap motor tersentak.
Lorenzo berhasil menyalip pembalap Repsol Honda Marc Marquez di trek lurus jelang garis finis.
Kemenangan ini membuat tim Yamaha di paddock terperangah dan kemudian melompat-lompat gembira sembari mengacungkan tinju ke udara.
Namun bukan hanya tim Yamaha yang dipenuhi luapan emosi. Setelah melewati balapan paling dramatis di musim ini Lorenzo pun tak bisa menahan ketegangan yang mendera dirinya.
Jauh dari sorak-sorai penonton, Lorenzo sempat menepikan motornya ke pinggir lintasan, tertunduk, dan terengah-engah selama lima detik.
Barulah ia kembali mengendarai motornya menuju paddock dan merayakan kemenangannya. Di sana ia baru mengambil botol minumnya, dan menyesap air dengan wajah yang tenang.
Belakangan, Lorenzo mengatakan ketika berhasil menjadi juara dirinya mengenang persaingan dengan Alex de Angelis di kelas 250cc pada 2005 silam.
“Saya ada di belakang dan ketika saya tiba di chicane terakhir, memori 2005 melintas ke dalam benak saya ketika saya menyalip De Angelis pada kelas 250 cc, jadi saya memiliki ide gila ini untuk membuat hal sama,” kata Lorenzo seperti dikutip dari Crash.
Diakui Lorenzo, dirinya berani untuk berjudi di trek terakhir tersebut karena lawannya adalah Marquez dengan sepeda motor Honda. Mesin Honda, menurut Lorenzo, sedang memiliki banyak masalah dalam setting maupun akselerasi sepanjang tahun ini.
Kemenangan Lorenzo juga memastikan dominasi pebalap Spanyol di markas Italia belum terpatahkan dalam tujuh musim terakhir.
Menanggapi kekalahannya dari Lorenzo untuk menempati posisi juara -Marquez mengatakan dirinya menilai harus ada yang diperbaiki dalam hal akselerasi mesin motornya di lintasan lurus.
Soal akselerasi mesin Honda itu, Marquez memang kerap mengeluhkannya.
“Kami harus bekerja [menyelesaikan persoalan] akselerasi [motor],” tukas Marquez usai balap di Parc Ferme sirkuit Mugello.
Terkait hasil balap, Marquez menyatakan dirinya cukup puas. Juara dunia dua kali itu mengatakan dirinya puas karena telah mempertaruhkan segalanya untuk menang.
“Target utama adalah podium… Ketika saya melihat Valentino mengalami maslaah, itulah ketika saya melihat bisa mengikuti Lorenzo hingga batas kemampuan. Saya berpikir [saat itu], ‘OK saya akan mencobanya’,” kata Marquez.
Marquez yang memulai balap di grid kelima berhasil menanjak ke depan dan menekan Jorge Lorenzo sejak putaran kesembilan, ketika Valentino Rossi mengalami kerusakan mesin.
Pada setiap putaran Marquez menyalip Lorenzo, ia gagal mempertahankannya.
Drama pun terjadi pada putaran terakhir. Marquez dan Lorenzo saling salip-menyalip untuk finis pertama. Marquez berhasil menyalip Lorenzo ketika memasuki putaran terakhir.
Ketika Marquez tampak akan menjauhkan diri, juara dunia 2015 sukses menyalip di tikungan. Aksi tersebut kembali dibalas
Marquez yang kembali menyalipnya dan tinggal menyelesaikan trek lurus untuk melewati garis finis.
Ketika ia diambang juara, Lorenzo menyerang dari belakang dan lebih dulu melintasi garis finis.
“Saya terkejut, karena saya tidak menyangka dia akan menyalip saya di sana,” ujar Marquez.
Bagi Lorenzo kemenangan di Mugello membuat dirinya menyamai catatan Valentino Rossi, menjadi juara lima kali di Mugello di kelas balapan paling elite (Rossi tujuh kali juara jika ditambahkan dengan kelas 125cc dan 250cc).
Lorenzo sebelumnya juara di Mugello pada musim 2011, 2012, 2013, dan 2015. Kemenangan Lorenzo juga memastikan dominasi pebalap Spanyol di markas Italia belum terpatahkan dalam tujuh musim terakhir.