Casey Stoner, mantan pesaing Rossi yang kini menjadi test driver di Ducati, khusus kepada “crash,” Selasa, 12 Juli 2016, meyakini “the doctor,” belum habis dan masih berpeluang menjadi juara dunia di usianya yang mendekati empat puluh tahun.
Rossi gagal jadi juara dunia MotoGP musim lalu setelah disusul Jorge Lorenzo di seri terakhir.
Untuk musim ini, Rossi sedang tertinggal empat puluh empat poin dari Marc Marquez di klasemen sementara.
Meski peluang Rossi untuk kembali juara MotoGP mengecil, namun Stoner tak mau benar-benar menyisihkan Rossi dari bursa juara MotoGP.
“Saya tak merasa bahwa Rossi sudah terlalu tua. Lihat saja Michael Doohan yang bisa jadi juara di usia tua.”
“Semua itu tergantung dari kondisi kebugaran dan satu hal yang pasti, saya masih melihat Rossi begitu berambisi untuk menjadi pemenang,” tutur Stoner yang juga dikutip dari Sportevai.
Bagi Stoner, perubahan ban dari bridgestone ke michelin menjadi salah satu kunci Rossi bisa bertahan di papan atas.
“Rossi akan selalu tampil kompetitif di tiap perlombaan yang diikuti. Selain itu ban Michelin juga menjadi salah satu keuntungan baginya,” kata Stoner.
Rossi sendiri sejatinya tampil cukup apik di musim ini.
Sayangnya, ada tiga seri ketika pebalap berjuluk ‘The Doctor’ gagal meraup poin. Di GP Amerika Serikat, Rossi terjatuh saat perlombaan baru berjalan tiga lap.
Di GP Mugello, mesin motor Rossi mati saat ia sedang berada di posisi kedua sedangkan di GP Assen, Rossi terjatuh saat ia ada di posisi pertama.
Rossi sendiri sudah mengoleksi tujuh gelar di kelas bergengsi, namun terakhir kali menjadi juara pada yujuh tahun silam.
Stoner mengaku enggan kembali balapan di MotoGP.
Menurutnya, ia hanya fokus dalam berbagai uji coba yang digelar Ducati untuknya.
Kabar kembalinya mantan juara dunia MotoGP itu menyeruak jelang musim ini Namun Stoner mengaku tak bersedia kembali balapan baik melalui status wildcard maupun semusim penuh.
“Saya sudah mengatakan segalanya soal masa depan saya. Saya tak suka menjawab pertanyaan yang sama. Apakah saya sempat berpikir untuk kembali balapan?”
“ Tentu, Namun kemudian saya melihat wajah para pembalap, mereka tertekan dan tegang. Jadi saya memutuskan untuk melupakan itu,” kata Stoner menukil GPOne.
Sementara itu, Valentino Rossi, yang mengendarai motor Yamaha identik dengan julukan The doctor, mendapat tanggapan berbeda tentang panggilannya dari beberapa kalangan.
Bahkan ada yang menyebutkannya karena ingin menjadi dokter dan seorang yang pemikir layaknya doctor.
Lantas orang terdekat Rossi, menjelaskan pembalap asal Italia tersebut sangat memperhatikan motornya seperti dokter yang mengobati pasiennya.
“ Ketika ia mempersiapkan motornya, Rossi seperti seorang dokter karena menerapkan begitu banyak aspek. Ia seperti melakukan pengobatan layaknya dokter,” ucap Falcioni, menukil MCN
Sementara itu, Falconi yang merupakan Marketing Manager VR46 Racing menambahkan sosok Rossi dinilai orang yang cerdas secara akademik. Menurutnya, julukan Doctor tersebut tak ada yang mengetahuinya secara pasti.
“ Lalu ada yang menyebut dia ingin menjadi seorang Doktor dari sebuah universitas. Tapi tak ada yang tahu seratus persen,” jelasnya.
Sekadar informasi, peraih gelar juara tujuh kali MotoGP tersebut memiliki berbagai julukan. Rossi sempat dijuluki Rossifumi dan Valentinik, namun hingga saat ini ia lebih identik dengan sebutan The Doctor.
entino Rossi, memulai kiprahnya di MotoGP sejak enam belas tahun lalu.
Sejak mentas di dunia balap, rider asal Italia tersebut memiliki kenangan yang tak terlupakan sebagai juara dunia pada musim 2004.
Kala itu Rossi yang baru bergabung dari Honda ke Yamaha bersaing dengan musuh bebuyutannya, Max Biaggi.
Pada suatu balapan, ia bersaing ketat dengan Biaggi dan hanya unggul tipis atas pesaingnya tersebut.
“Itu merupakan kemenangan pertama saya dengan Yamaha. Saya rasa itu merupakan kemenangan terpenting dalam karier saya,” kata Rossi seperti dikutip AS.
Salah seorang sahabat Rossi, Alessio Salucci menilai pilihan bergabung bersama Yamaha tak salah. Terbukti, kala jawara tujuh kali MotoGP tersebut menjajal kuda besinya untuk pertama kalinya.
“ Ketika Vale mencoba motor Yamaha pertama kali, saya ingat dia mengendarainya enam atau tujuh lap. Ia lalu melihat saya dan berkata, ‘Kita bisa menang dengan kuda besi ini.’ Apa yang diungkapkannya ternyata benar,”pungkas Alessio.