Tren kenaikan harga emas global juga merasuk ke harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, yang hari ini, Kamis, 14 Juli 2016 kembali naik Rp 5.000 per gram dan menetap di angka Rp 607 ribu per gram.
Tidak hanya harga jual, harga pembelian kembali atau buyback juga ikut meningkat.
Harga buyback emas Antam naik Rp 5.000 per gram menjadi Rp 557 ribu per gram dari Rp 552 ribu per gram.
Itu artinya jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya Rp 557 ribu per gram.
Pembayaran buyback dengan volume di atas satu kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga 500 gram. Hingga menjelang siang, semua stok emas Antam masih tersedia.
Di pasar global harga emas kembali menguat karena terpicu melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat.
Sehari sebelumnya, Rabu, 13 Juli, harga emas global sempat ambruk.
Melansir laman Wall Street Journal, Kamis pagi WIB, harga emas untuk pengiriman Agustus ditutup naik lebih setengah persen per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Kenaikan harga emas merupakan sumbangsih dari pelemahan dolar. WSJ Dollar Index baru-baru ini mencatat dolar melemah.
Ini membuat logam mulia dalam dolar menjadi lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Ke depan, risiko yang terjadi di global bisa memacu permintaan aset save haven. Sebagai aset haven, akan banyak dana mengalir ke emas saat investor merasa ada risiko yang lebih tinggi.
“Sementara secara relatif dolar kemungkinan terus melemah karena faktor-faktor seperti, kekhawatiran akan geopolitik dan ekonomi global yang mendorong suku bunga AS bakal tetap ditahan dan ini menjaga lingkungan yang menguntungkan bagi emas,” kata Jonathan Butler, Ahli Logam Mulia Mitsubishi.
Sementara pada harga logam mulia lainnya, perak juga tercatat naik Kemudian platinum untuk Oktober naik.
Adapun harga emas telah menguat sekitar seratusdollar US untuk setiap per ounce-nya sejak Inggris menyatakan diri untuk keluar dari Uni Eropa.
Keluarnya negara tersebut membuat para investor khawatir bahwa pertumbuhan ekonomi Eropa akan terganggu dan kemudian berpengaruh kepada ekonomi dunia.
Oleh sebab itu, para investor pun berlomba-lomba mengalihkan portofolio mereka ke instrumen yang aman. Instrumen yang dipilih salah satunya
Emas berjangka bergerak ke atas pada hari Rabu untuk pertama kalinya dalam lima sesi, setelah jeda rally pada pergerakan saham AS.
Pergerakan Emas naik pada hari Rabu, pulih dari harga terendah dalam hampir dua minggu karena prospek penggunaan stimulus ekonomi dapat membantu meningkatkan selera investor terhadap investasi safe haven.
Kebijakan moneter yang akomodatif akan mendukung pergerakan emas serta saham karena suku bunga rendah akan mendorong investor untuk memilih aset yang tidak bergantung pada bunga.
Harga emas akan terus mendapatkan keuntungan dari gambaran ekonomi yang tidak pasti setelah Brexit dimana pelonggaran kuantitatif atau suku bunga rendah akan menjadi pilihan para pengambil keputusan di bank sentral.
Sementara itu, di Jepang, Perdana Menteri Shinzo Abe menyatakan kepada menteri ekonomi pada hari Selasa untuk mengkompilasi paket stimulus ekonomi pada akhir bulan ini untuk menghidupkan kembali ekonomi yang melesu.
Bank Sentral Eropa juga banyak diharapkan untuk mengambil sikap dovish untuk tetap menggunakan kebijakan pelonggaran moneter pada pertemuan yang dilakukan minggu depan.
“Emas tumbuh subur di lingkungan suku bunga negatif, imbal hasil obligasi pemerintah yang rendah. Probabilitas kenaikan suku bunga the Fed masih terlihat tetapi tidak terjadi pada tahun ini dan hal itu akan berpotensi membantu harga emas untuk bergerak ke atas.”
Ekspektasi stimulus moneter cenderung akan menguntungkan emas, karena logam emas dipandang sebagai penyimpan nilai yang aman dan lindung nilai inflasi.