Atmosfer Santiago Bernabue yang magis, Kamis dinihari WIB, menjengkangkan serbuan ketiga “kuda hitam” Galatasaray, dan membungkam mulut Sneijder yang menjanjikan penyyiksaan terhadap “madridnista” dalam perkelahian mematikan di laga pertama perempat final Champions League itu.
Galatasaaray, klub yang pernah datang dua kali dalam laga Champions sebelumnya, di malam kelabu itu harus membawa pulang minus tiga gol hasil kreasi Ronaldo, Karim Benzema dan Higuan. Galatasaray, klub asal Konstantinopel, yang kini bersalin nama Istanbul di selangkang Selat Buporus itu, seperti dikatakan pelatih temperamental Real Madrid, Jose Mourinho, sulit diprediksi apa pilihan strateginya dan akhirnya dikalahkan oleh ketidakkonsistenan permainannya sendiri.
“Saya tidak tahu bagaimana pertemuan kami dua pekan mendatang di Istanbul. Tapi Galatasaray pasti ingin menghajar laga tandang kami. Klub ini masih menyimpan banyak misteri. Kami harus berjaga-jaga agar pijakan satu kaki Madrid di semi final tidak dipatahkan,” kata Mourinho tentang kemenangan 3-0 tim asuhannya yang menyebabkan langkahnya ke semi final Liga Champions terasa lebih mudah.
Jose Mourinho yang datang ke ruang media usai laga penting itu belum mau melepaskan senyum ketika ditanya tentang pertandingan tandangnya pekan depan di Istanbul. “Kami belum lolos ke semifinal. Galatasaray kalah 3-0. Tapi ini baru laga pertama. Kalau kami mencetak satu gol pada leg kedua nanti, tidak tertutup kemungkinan mereka bisa mencetak lima gol. Itu berarti Galatasaray yang lolos. Saya pernah menyaksikan banyak hal luar biasa dalam sepak bola. Tak ada lagi yang bisa mengejutkan saya,” tutur Mourinho.
Bermain lebih “depth” dan atraktif sepanjang pertandingan dengan menggabung kreasi pemain secara variatif lewat perpaduan operan bola antar blok yang rapi, “Los Blancos” memang pantas untuk menang besar lewat gol Cristiano Ronaldo (menit ke-9), Karim Benzema (ke-29), dan Gonzalo Higuain (ke-73). Hasil itu, bagi Los Blancos hanya butuh sedikit sentuhan permainan bertahan dalam laga tandangnya nanti untuk melangkahkan kedua kakinya ke semi final.
Sedangkan Galatasaray, secara perhitungan kasar, hampir pasti gagal untuk lolos ke semifinal. Sulit bagi Didier Drogba dan kawan-kawan untuk meraih kemenangan dengan margin empat gol di Stadion Ali Sami Yen Spor Kompleksi, Selasa mendatang.
Namun begitu, sebagaimana biasanya, Mourinho yang sulit diterka ngomongnya malah mengatakan, “sangat sulit untuk bermain di Istanbul. Mereka akan memberikan perlawanan sengit terhadap kami.”
Tentang penampilan Madrid sendiri Mou membenarkan banyak pendapat tentang soliditas timnya. “Banyak pengamat mengatakan pertahanan kami tampil lebih baik untuk mensuport lini depan. Kami menyadari lawan adalah tim bagus dan memiliki barisan penyerang fantastis. Namun, kami bermain sangat baik dalam bertahan. Menurut saya, lini pertahanan kami lebih baik ketimbang lini serang.”
Madrid memang tampil dengan garang begitu “kick off.” Mereka langsung mengambil inisiatif serangan. Dengan memberikan efek kejut El Real nyaris membuahkan gol ketika Xabi Alonso dengan jeli melepaskan bola kepada Angel Di Maria yang beroperasi di sayap kanan. Pemain asal Argentina tersebut melepaskan umpan yang disambut tandukan oleh Benzema yang gagal mengenai sasaran.
Madrid benar-benar bermain “attacking football” mengejar keunggulan. Dan Ronaldo yang memburu torehan gol kesembilan di laga Champions ini memaksimal i umpan terobosan Mesut Oezil ketika berada di antara dua pemain lawan. Begitu menguasai bola, Ronaldo, yang melihat kiper Fernando Muslera terdorong kedepan langsung mencip bola ke pojok kanan gawang Galatasaray.
Bomber andalan Galatasaray, Didier Drogba, membuang peluang gol balasan saat menguasai bola di depan kotak penalti pada menit ke-12. Namun, pemain yang pernah memperkuat Chelsea tersebut terburu-buru dalam melepaskan tembakan sehingga bola gagal menenrpa jala Madrid.
Drogba, yang merupakan anak permandian Mourinho ketika membasuhnya di Stamford Bridge, masih mencoba peruntungannya dengan melepaskan tendangan keras pada menit ke-26. Sial, tembakan pemain asal Pantai Gading yang selama dua musim merumput di Sanghai Club, masih bisa ditepis oleh Diego Lopez.
Usai mengambil inisiatif serangan dari Galatasaray, Madrid kembali menekan lewat penetrasi umpan simultan yang mengikuti akselarasi pemain. Kali ini Karim Benzema yang mengalgojoi gol kedua Madrid. Dari sisi kiri pertahanan Galatasaray, Essien melepaskan umpan ke dalam kotak penalti. Bola kemudian jatuh ke kaki Benzema. Tanpa ampun, Benzema yang dibayangi-bayangi dua pemain lawan melepaskan tembakan dan gol.
Tiga menit kemudian, giliran Eboue yang mengancam gawang Madrid. Pemain yang pernah memperkuat Arsenal tersebut berhasil menembus ke dalam kotak penalti lawan dan kemudian melepaskan tembakan keras. Apes tembakan kaki kanan yang dilepaskan Eboue masih bisa ditepis Lopez. Itu menjadi peluang terakhir bagi Gala dan skor 2-0 untuk keunggulan Madrid bertahan hingga turun minum.
Pada awal babak kedua, Pelatih Galatasaray, Fatih Terim, mengubah strateginya. Dia memasukkan Gokhan Zan yang berperan sebagai bek tengah, untuk menggantikan Sneijder. Penampilan Sneijder memang tak terlalu menonjol pada babak pertama karena pergerakan gelandang asal Belanda ini selalu mampu diredam oleh Sami Khedira.
Strategi ini jelas membuat Galatasaray tampil lebih bertahan. Didier Drogba dan kawan-kawan terlihat mengandalkan serangan balik begitu menguasai bola. Meski begitu, gawang Gala bukan tanpa ancaman. Gawang Gala nyaris kembali kebobolan oleh Ronaldo dan Di Maria jika saja Muslera tidak sigap mengamankan bola.
Pada menit ke-65, Pelatih Madrid, Jose Mourinho, melakukan perubahan di lini depan. Dia memasukkan Higuain untuk menggantikan Benzema.
Higuain pun akhirnya mampu membuat Mourinho tersenyum. Pemain asal Argentina tersebut menyumbangkan gol ketiga bagi Madrid pada menit-73. Higuain berhasil melepaskan tandukan dengan memanfaatkan tendangan bebas Alonso. Tandukan Higuain sangat keras sehingga membuat Muslera kesulitan menjangkaunya. Akhirnya, bola bersarang ke pojok kiri aras gawang Gala.
Setelah itu, Madrid masih memiliki beberapa peluang emas, tetapi berhasil digagalkan Muslera. Alhasil, Madrid menutup pertandingan dengan skor kemenangan 3-0.