Madrid kalah 3-2 dari Galatasaray. Itulah bahana yang membuncahkan kegembiraan klub Istanbul itu. Dan Madrid lolos ke semifinal Liga Champions lewat agregat gol 5-3. Itu pula yang mengharukan Didier Drogba.
Keharuan dari penampilan impresif klub Turki itu untuk mengulang kemenangan kandangnya, dengan angka yang sama. 3-2, dua belas tahun lalu di Liga Europa. Tapi kemenangan Galatasaray kali ini tidak menyampaikan asa mereka untuk melangkah ke babak berikutnya karena terpaut selisih gol tiga dari hasil laga leg pertama.
“Pertandingan ini memang sangat sulit. Kami tak berhasil menjemput keajaiban dengan selisih empat gol. Mustahil untuk membalikkan posisi seperti itu melawan sebuah klub dan pelatih yang sangat elitis. Tapi, malam ini, kami telah mengajarkan kepada mereka tentang heroiknya perlawanan,” kata pelatih Terim.
Galatasaray, seperti dikatakan pelatihnya, Terim, menerima tersingkirnya skuad itu sebagai sebuah realitas permainan sepakbola. “Disini ada dua benturan yang selalu mengedepan. Matematika postur sebuah tim dan “asa’ sepakbola yang tak pernah di prediksi. Kami tersingkir oleh kedua faktor itu,” katanya dengan legowo.
Pelatih Madrid Jose Mourinho mengiyakan apa yang dikatakan Terim. Ia juga mengakui, pertandingan di Istanbul itu sebuah frgamentasi dari ekspolrasi permainan yang sangat menarik dari Galatasaray.
“Mereka tahu sulit untuk membalikkan kenyataan dari ketinggalan tiga gol. Tetapi mereka masih percaya tentang keajaiban yang bisa datang kapan saja. Dan mereka terus mencari keajaiaban itu. Paling tidak lima gol di pertandingan ini jadi buktinya,” kata Mou
Pelatih kontroversial itu mengakui, adanya aroma perlawanan utuh dari klub Istanbul itu. “Kami tidak bermain dengan 11 orang, tetapi mereka bermain dengan 50.000 orang. Dalam pertandingan seperti itu, kami kalah segalanya, tetapi tidak untuk mendapatkan (tempat semifinal),” ujar Mourinho.
Dengan sedikit “sombong,” khas miliknya, Mourinho mengatakan,”Sekarang kami berada di semifinal, melawan salah satu tim besar lainnya. Kami belum tahu siapa, tetapi mereka pasti tim hebat. Ini akan sulit, tetapi sekarang waktunya kami untuk menikmati diri kami sendiri dan tak perlu merasa gugup atau takut.”.
Gelandang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, juga tak menyembunyikan betapa sulit dan dramatisnya memainkan laga di bawah tekanan publik yang sangat fanatik. “Lawan membuat laga ini menjadi sulit. Tetapi, kami juga menyulitkan mereka,” tambahnya.
“Kami harus pastikan tetap fokus dalam 90 menit penuh. Perasaanku sangat baik karena telah melakukan tugasku. Aku termotivasi karena kehadiran rekan-rekanku. Mari kita lihat siapa yang akan menjadi lawan kami dari hasil undian nanti,” kata Ronaldo.
Dalam pertandingan yang disiarkan langsung stasion televisi “SCTV,” Rabu dinihari WIB, Galatasaray berhasil menang 3-2 di pertandingan kedua babak perempat final Liga Champions di Stadion Ali Sami Yen, Istanbul,. meski begitu, hasil tersebut tidak dapat meloloskan skuad “The Lions” itu ke semifinal karena Real Madrid unggul agregat 5-3.
Secara umum, Madrid mendominasi serangan pada babak pertama. Tiga menit setelah wasit Stephane Lannoy memulai laga, Angel Di Maria hampir saja membuka keunggulan Madrid jika bola tendangannya dari luar kotak penalti tidak menyamping tipis di sisi kanan gawang Galatasaray.
Beberapa saat kemudian, publik Istanbul harus terdiam setelah Ronaldo benar-benar membuat kiper Galatasaray, Fernando Muslera, memungut bola dari gawangnya sendiri pada menit ketujuh. Gol tersebut diciptakan Ronaldo setelah mampu memanfaatkan umpan tarik Sami Khedira dari sisi kanan lapangan.
Tertinggal gol cepat, Galatasaray berusaha bangkit karena wajib menang dengan selisih lima gol setelah gol Ronaldo itu tercipta. Meski begitu, sejumlah upaya Didier Drogba kurang dapat dieksekusi secara akurat sehingga mudah dipatahkan barisan pertahanan Madrid.
Peluang terbaik Galatasaray di babak ini diciptakan Sneijder pada menit ke-37. Sayang, usahanya itu belum membuahkan hasil karena bola tendangannya dari luar kotak penalti masih lemah sehingga mudah diamankan kiper Madrid, Diego Lopez.
Selepas turun minum, Madrid hampir menambah keunggulannya kembali lewat aksi Ronaldo pada menit ke-56. Namun, kesempatan emas itu gagal dikonversi gelandang asal Portugal itu menjadi gol kerena tendangannya masih melenceng dari gawang Muslera.
Satu menit kemudian, Galatasaray langsung membalas. Upaya itu pun membuahkan hasil karena Emmanuel Eboue sukses menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Menerima umpan Wesley Sneijder, Eboue melepaskan tendangan kaki kiri keras terarah yang meluncur deras masuk ke pojok kanan gawang Madrid.
Gol itu melecutkan semangat tuan rumah. Hanya dalam dua menit, Galatasaray pun sukses mencetak dua gol untuk mengubah kedudukan menjadi 3-1 lewat kreasi Sneijder pada menit ke-71 dan Drogba satu menit kemudian. Dengan kedudukan itu, tim tuan rumah tinggal membutuhkan dua gol lagi agar bisa lolos ke semifinal.
Sepanjang babak ini giliran Galatasaray mendominasi jalannya laga. Meski begitu, Madrid beberapa kali mampu menciptakan peluang berbahaya lewat aksi Ronaldo dan Mesut Ozil. Sementara tim tuan rumah terus berusaha mengejar defisit dua gol dengan melancarkan serangan berbahaya.
Sembilan menit sebelum laga usai, Drogba sempat kembali menceploskan bola ke gawang Madrid. Namun, gol tersebut dianulir wasit karena hakim garis melihat bomber asal Pantai Gading itu lebih dulu berada di posisi offside.
Pada menit ke-89, Madrid harus bermain dengan 10 pemain karena Arbeloa menerima kartu kuning kedua dari wasit. Meski bermain dengan 10 orang, Madrid masih mampu mencetak gol lewat aksi Ronaldo pada injury time yang membuat skor 3-2 untuk Galatasaray bertahan hingga laga usai.