Telur sebagai makanan, sepertinya, tak pernah habis menuai kabar baik. Sebagai makanan makanan dengan “multi” khasiat, telur sudah lama dikenal. Kita sudah lama di perkenalkan dengan “joke,” kalau mau pintar makanlah telur.
Di kampung-kampung, sejak dulu, para orang tua sengaja membekali anak-anaknya ke sekolah dengan telur rebus dari hasil beternak kecil-kecilan. Mereka bersedia membagi hasil dengan menyisihkan produksi telur ayamnya untuk disantap oleh anak-anaknya.
Kabar baik terbaru tentang telur datang China’s Jilin University yang menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa putih telur dapat mengatasi masalah dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Menurut studi yang sudah dipublikasikan lewat jurnal universitas, putih telur dapat menurunkan tekanan darah dengan cara yang sama seperti obat-obatan.
Dalam jurnal yang sudah dialihbahasakan dan dikutip oleh “Daily Maill,” untuk dituliskan secara popular, pada putih telur ditemukan substansi yang berfungsi menurunkan tekanan darah. Substansi tersebut juga ada dalam obat penurun tekanan darah Captopril.
Kepala riset dr. Zhipeng Yu dari China’s Jilin University mengatakan, studi ini menunjukkan alasan untuk menyebut telur sebagai “makanan yang luar biasa”. “Kami memiliki bukti laboratorium bahwa kandungan di dalam putih telur yang berupa peptida, salah satu penyusun protein, dapat mengurangi tekanan darah. Kandungan tersebut bekerja sebanyak yang bisa dilakukan oleh obat penurun tekanan darah Captopril dosis rendah,” tutur Yu.
Yu dan koleganya meneliti peptida yang ditemukan dalam putih telur tersebut. Peptida itu disebut dengan RVPSL. RVPSL memiliki kemampuan untuk menghambat aksi dari ACE, yaitu substansi yang dibentuk oleh tubuh yang menaikan tekanan darah.
Percobaan pada tikus menunjukkan RVPSL tidak memiliki efek racun dan dapat menurunkan tekanan darah. Temuan ini dipresentasikan dalam National Meeting and Exposition dari American Chemical Society (ACS) di New Orleans.
Yu mengatakan, hasil ini mendukung temuan sebelumnya dengan topik yang sama. Yu optimis peptida dalam putih telur dapat terus dikembangkan dengan penelitian lebih lanjut dan memiliki potensi yang menjanjikan.
“Peptida dalam putih telur, baik di dalam telur ataupun suplemen lain, dapat sangat berguna untuk menjadi tambahan dalam pengobatan hipertensi,” ungkap Yu.
Di tahun 2009, peneliti asal University of Alberta Kanada menemukan bahwa telur
memproduksi protein yang berefek sama seperti obat-obatan penurun tekanan darah. Mereka juga menemukan bahwa telur dapat menurunkan tekanan darah dengan cara yang sama seperti penghambat ACE.
Obat-obatan menurunkan tekanan darah dengan cara menghentikan hormon angiotensin yang menyempitkan pembuluh darah. Para peneliti menemukan bahwa telur memiliki hubungan dengan enzim lambung yang memproduksi protein yang berfungsi serupa.
Temuan dari China itu paling tidak bisa menjadi kabar baik bagi menahan laju pertumbuhan penderita darah tinggi di dunia. Kini, berdasarkan catatan WHO, hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena hipertensi.
Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40 persen negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 persen. Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 persen. Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit dengan 35 persen. Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa menderita hipertensi.