Jose Mourinho belum merasa senang dengan tiga kemenangan beruntun Manchester United sebagaimana tiga kekalahan beruntun yang juga tak membuatnya merasa depresi.
Ia menganggap dinamika MU tersebut hal yang wajar.
MU menang melawan Zorya Luhansk berkat gol Zlatan Ibrahimovic, dalam lanjutan Liga Europa, Kamis malam waktu setempat.
Kemenangan itu adalah yang ketiga untuk MU setelah mengandaskan Leicester City dan Northampton.
Hal ini jadi tanda MU bangkit dari keterpurukan setelah sempat menelan tiga kekalahan beruntun melawan ManCity, Feyenoord, dan Watford.
Hal ini yang dianggap wajar oleh pelatih asal Portugal tersebut.
“Satu pekan, tiga kekalahan. Satu pekan, tiga kemenangan. Namun saya tidak depresi dengan kekalahan, dan saya juga tidak demikian senang dengan tiga kekalahan,” kata Mourinho, seperti dikutip dari BBC Sport.
Melawan Zorya, MU sebenarnya menguasai bola dan membuat lebih banyak peluang. Tapi mereka kesukaran untuk membongkar lini pertahanan lawan, hingga akhirnya Wayne Rooney masuk pada dua puluh lima menit jelang pertandingan berakhir.
Menurut Mourinho, kecepatan dan pergerakan Rooney mampu membantu MU membongkar lini pertahanan lawan, terutama karena Zorya telah kelelahan.
“Ini pertandingan yang sangat sukar. Kami punya peluang di babak pertama, kami bisa saja mencetak gol dan jalannya pertandingan akan berbeda,” kata pelatih 53 tahun tersebut.
“Tapi mereka terorganisir dan punya banyak pemain yang bertahan dan siap melancarkan serangan balik. Ini pertandingan yang sukar dan kami membutuhkan kemenangan.”
Di klasemen Liga Europa, MU kini duduk di peringkat tiga, memiliki torehan poin sama dengan Feyenoord dan terpaut satu poin dari Fenerbahce yang akan melawat ke Stadion Old Trafford di pekan selanjutnya Liga Europa.
Dalam laga itu, Marcus Rashford jadi pilihan utama manajer Manchester United Jose Mourinho di ujung tombak.
Sebelumnya, Rashford mampu menjawab kepercayaan Mourinho saat ia dimainkan sebagai starter menghadapi Leicester City di Liga Primer Inggris. Penyerang muda Inggris itu mencetak satu dari empat gol kemenangan MU atas Leicester.
Selain Rashford, Zlatan Ibrahimovic juga dimainkan sebagai ujung tombak
Mantan kapten Manchester United Gary Neville pun menilai pasangan Ibra dan Rashford bakal jadi duet berbahaya di Setan Merah.
“Zlatan Ibrahimovic dan Gary Neville kelihatannya sangat cocok,” ucap mantan pelatih Valencia itu kepada Sky Sports seperti dikutip Goal.
“Ibrahimovic cukup cerdas untuk mencari pergerakan Rashford. Rashford juga cerdas. Ia bukan hanya pelari cepat dan pencetak gol.”
Pada laga menghadapi Leicester, Ibra dimainkan sebagai striker tunggal dengan formasi empat-dua-tiga-satu.
Sedangkan Rashford dipasang sebagai penyerang sayap di posisi kiri, sejajar dengan Jese Lingard di kanan.
Sementara Juan Mata ditemparkan sebagai gelandang serang di belakang Ibra. Posisinya itu menggantikan Wayne Rooney.
Bukan tidak mungkin, Mourinho bakal memainkan skema yang tak jauh berbeda di lini depan skuatnya.
“Ibrahimovic dan Rashford kemungkinan bakal dimainkan terus,” tutur mantan bek Setan Merah tersebut.
Terhadap kepercayaan sang pelatih, Rashford bertekad mengambalikan momentum terbaiknya seperti musim lalu di tim.
Pemain berusia delapan belas tahun ini memang sempat tampil fenomenal di pengujung era Louis van Gaal sebagai manajer musim lalu.
Memulai debutnya secara gemilang pada Februari lalu dengan mencetak gol pada Liga Europa dan Liga Primer Inggris, termasuk pula golnya memenangkan Piala FA 2016.
Namun, Rashford kembali lebih banyak menjadi penghangat bangku cadangan pada era Jose Mourinho sebagai pelatih.
Pada laga perdana menghadapi Southampton, ia hanya duduk di bangku cadangan.
Rashford langsung merespons kepercayaan Morinho dengan baik saat dirinya dimainkan dari bangku cadangan menghadapi Hull City. Ia mencetak satu-satunya gol kemenangan Setan Merah pada pengujung laga.
“Banyak hal terjadi musim lalu dan itu menjadi kenangan masa lalu saya,” ujar Rashford seperti dikutip dari ESPN.
“Itu merupakan musim lalu. Saya harus mencoba dan menciptakan lagi momen tersebut musim ini serta mencetak gol secepat mungkin musim ini sangat penting bagi saya untuk kembali bangkit. Saya sedang mencari momennya sekarang.”
Golnya ke gawang Hull merupakan raihan pertama Rashford musim ini sejak tampuk manajer dipegang oleh Mourinho.
“Itu momen yang berbeda bagi saya dan saya tidak menyangka bisa mencetak gol pada menit-menit terakhir pertandingan,” ucap Rashford.
Gol yang terasa spesial baginya karena bukan hanya berkat golnya itu ia membawa Setan Merah menang, tapi kemenangan itu diraih di kandang Hull.
“Sungguh perasaan yang menakjubkan bisa bersama fan yang juga datang di sana (kandang Hull), perasaan brilian. Sebuah insting berada di dalam momen-momen keriuhan seperti itu. Anda tidak memikirkannya, cukup melakukannya!”
“Rasanya seperti menjadi gol paling penting bagi saya, memenangkan tim di menit-menit terakhir jauh dari rumah. Saya senang dengan perasaan itu dan menginginkannya lagi.”
“Namun, sisi-sisi yang paling emosional adalah gol debut saya ke gawang Midjylland, merupakan pengalam terbaik.”