Harga emas dunia hari ini, Rabu, 05 Oktober 2016, di Comex Exchange New York amblas hampir empat persen dan menjadi kasus terburuk sejak tiga tahun terakhir.
“Wall Street Journal,” pada tulisannya pagi ini, Rabu WIB, menyatakan kasus amblasnya harga emas ini menjadi yang terburuk bagi perdagangan logam mulia dunia.
“Ini kasus paling buruk. Emas dunia dicampakkan,” tulis “wall street.”
Ya, harga emas membukukan penurunan terbesar dalam tiga tahun terakhir pada penutupan perdagangan Selasa waktu New York
Penekan harga emas adalah penguatan dolar AS karena kuatnya sinyal kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat.
Harga emas untuk pengiriman Oktober ditutup turun tiga koma tiga persen ke level US.
Penurunan tersebut bisa dicatatkan sebagai yang terbesar sejak 19 Desember 2013.
Ini adalah harga penutupan terendah untuk emas sejak 23 Juni lalu.
Sepanjang tahun ini emas mengalami kenaikan yang cukup besar. Kenaikan tersebut karena Bank Sentral AS atau The Federal Reserve terus menahan rencana kenaikan suku bunga acuan yang membuat nilai tukar dolar AS melemah.
Pelemahan dolar AS ini menjadi berkah bagi emas karena harga logam mulia ini akan menjadi lebih murah bagi mereka yang bertransaksi dengan mata uang lainnya.
Namun, pada pekan ini terdapat beberapa tanda-tanda baru yang bisa menjadi pedoman bagi Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga setidaknya sebelum akhir tahun ini.
Tanda-tanda baru tersebut langsung diantisipasi oleh investor dengan melakukan aksi jual logam mulia. Harga emas pun langsung tertekan cukup tinggi.
Analis Linn Group Ira Epstein menjelaskan, selama ini pelaku pasar cukup mengidolakan emas di saat perekonomian dunia belum memperlihatkan kejelasan.
“Namun sepertinya beberapa saat ini investor akan menjauh dari emas dahulu,” kata dia.
Dolar AS menguat setelah membaiknya data manufaktur di negara tersebut. Data yang keluar pada Senin kemarin memperlihatkan pertumbuhan yang di luar dugaan.
Perbaikan data manufaktur tersebut bisa menjadi acuan bagi Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga sehingga menekan harga emas.
Harga emas tergelincir terpicu penguatan dolar serta perkiraan data manufaktur AS dan investor yang menunggu rilisnya data pekerjaan, yang menjadi petunjuk tentang kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS di akhir tahun.
Melansir laman Reuters, harga emas di pasar Spot membalik keuntungan
Ini juga dipicu rendahnya penjualan di China karena pasar ditutup untuk liburan
Sementara harga emas berjangka juga turun.
“Harga secara perlahan melayang lebih rendah, tapi ini tidak akan datang turun terlalu banyak, terutama menjelang hari Jumat,” kata Analis Societe Generale Robin Bhar.
Analis akan terlebih dulu melihat laporan non-farm payrolls pada Jumat untuk melihat kejelasan lebih lanjut mengenai langkah Federal Reserve untuk memperketat kredit pada Desember.
Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan kesempatan pada investasi non bullion, dan meningkatkan dolar serta membuat komoditas lebih mahal untuk pembeli di luar AS.
Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang.
“Minggu ini, ada banyak data makro AS yang meningkat dan bisa memiliki dampak besar pada jangka pendek arah dolar, dan pada gilirannya ke logam mulia, “kata Fawad Razaqzada, Analis Teknis Forex.com.
Harga emas emas sempat naik setelah pound sterling turun ke posisi terendah dalam tiga tahun terhadap euro, dan mendekati posisi terendah tiga dekade terhadap dolar.
Hal ini mendorong beberapa pembeli logam fisik Inggris menarik kas keuntungannya, setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menetapkan batas waktu secara resmi proses Inggris melepaskan diri dari Uni Eropa dimulai Maret.
Hal yang juga membebani emas adalah terkait masalah Deutsche Bank.