Ditengah pergulatan konsolidasi harga murah di tingkat global, harga emas PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, hari ini, Jumat, 14 Oktober 2016, mengalami kenaikan tipis sebesar Rp 1.000 per gram usai pembalikan kejatuhan fatalnya Kamis kamerin.
Di pasar global, terutama di pusat perdagangan logam mulia, New York Exchange Comex, emas masih berada di harga termurah pada tahun ini sehingga menambah kesempatan untuk melakukan aksi beli emas fisik.
Sementara itu sebuah berita terbaru datang dari Bank Sentral AS atau The Fed, yang kemungkinan menunda untuk merubah kebijakan moneter sampai setelah pemilihan presiden AS pada 8 November,
Selain kebijakan The Fed, data ekspor China juga dikabarkan menurun sepuluh persen untuk bulan September jauh lebih buruk dari yang diharapkan
Begitu juga dengan data impornya yang tiba-tiba menyusut setelah mendapatkan keuntungan pada bulan Agustus, sehingga menunjukkan tanda-tanda bahwa negara ekonomi terbesar kedua di dunia sedang melemah.
Saat ini ekonomi global sedang mengalami transisi utama dari deflasi ke inflasi. Sayangnya, sangat sedikit investor ritel yang memposisikan diri untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan ini.
Dalam gambaran besar, transisi pergerakan saham emas akan mengungguli harga emas fisik, dan obligasi yang sedang bergerak stagnan.
Pasar saham emas Cina-India berpotensi akan booming dan membuat pasar saham emas Barat juga dapat terseret.
Harga emas di pasar selalu bergerak naik dan turun sepanjang waktu.
Tapi ada satu hal, walaupun harga emas sudah turun 4% dalam seminggu terakhir tetapi harga emas tahunan masih naik sebanyak delapan belas koma tiga persen
Harga emas tidak akan terus stabil untuk satu alasan. Investor tetap tergila-gila dengan keputusan suku bunga Federal Reserve AS berikutnya yang didukung oleh media keuangan.
Banyak analis menilai bahwa individu dan lingkup bisnis tidak akan terganggu akan hal tersebut.
Perkiraan pertumbuhan ekonomi berpotensi akan jatuh dengan kemungkinan kenaikan suku bunga akan kembali tertekan dan membuat harga emas akan naik.
Ini mungkin bodoh, tetapi pasar masih menganggap jatuhnya harga emas baru-baru ini merupakan peluang beli daripada peluang jual.
Harga emas berjangka memang naik menyusul pelemahan pada mata uang dolar, sehari setelah pertemuan the Fed yang mengindikasikan ada kenaikan suku bunga.
Soal the Fed, beberapa anggota dari komite kebijakan mengatakan bahwa kenaikan suku bunga bisa jadi dibutuhkan segera.
Tapi komite memutuskan untuk menunda sampai ada bukti lebih lanjut.
Pertemuan Fed selanjutnya dijadwalkan pada 1 sampai 2 November, tapi ekspektasi untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan itu masih kecil.
Pasar sudah memperkirakan kenaikan suku bunga akan terjadi di Desember.
Suku bunga acuan yang tinggi bisa meningkatkan nilai dolar dan mengurangi permintaan untuk komoditas yang didenominasi dolar seperti emas dan perak.
Dipasar domestic, terutama emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, hari ini, Jumat pagi WIB, naik Rp 1.000 per gram menjadi Rp 601 ribu per gram
Sebelumnya, harga emas Antam dipatok Rp 600 ribu per gram.
Sedangkan harga buyback emas atau pembelian kembali, Rp 525.500 per gram. Itu artinya jika Anda menjual emas, maka Antam akan membayar Rp 525.500 per gram.
Pembayaran buyback dengan volume di atas satu kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga 500 gram.
Hingga menjelang siang WIB, sebagian ukuran emas sudah habis terjual.