Pagi tadi, seperti ditulis laman situs “women’s health, Selasa, 01 November 2016, seorang istri mengeluh seperti tak habisnya tentang penderitaannya melewati masa pelangsingan yang terus digoda keinginan untuk terus mengunyah. Makan.
“Perut saya terus terasa lapar dan keinginan untuk makan sangat besar,” ujarnya tentang penderitaan itu.
“Ya,” seperti ditulis laman media online terkenal,” keinginan makan bagi mereka yang sedang ingin melangsing tubuh memang besar.”
Dan menurut “women’shealth,” tidak hanya keluhan sang istri itu, tetapi setiap orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan, perut justru menjadi lebih sering keroncongan.
Tahu hasilnya?
Upaya pelangsingan gagal total.
Kesulitan untuk mengendalikan rasa lapar itu ternyata ditemui pada banyak orang.
Menurut sebuah penelitian, penurunan berat badan memang memicu nafsu makan meningkat.
Hal ini karena tubuh berusaha untuk mendapatkan kalori lebih gara-gara kita membatasi asupan makan.
Tujuannya adalah agar berat badan tetap stabil. Dengan kata lain, tubuh justru melawan kita.
Dalam penelitian tersebut terungkap, nafsu makan meningkat dan seseorang justru makan 100 kalori lebih banyak sehari untuk setiap kilogram yang diturunkan.
Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan rasa lapar sehingga usaha penurunan berat badan membuahkan hasil.
Pertama Anda memerlukan upaya untuk memonitor seberapa rutin Anda ke gym atau jogging, tulis apa saja yang Anda makan.
Evaluasi apakah asupan makanan Anda hari ini berlebih atau sudah sesuai. Sesekali cek timbangan untuk memastikan upaya Anda berada di jalur yang benar.
Selain itu, saat kita berusaha menurunkan berat badan, kita juga mengalami penurunan massa otot. Padahal, kita membutuhkan otot karena memiliki laju metabolik lebih tinggi dibanding lemak.
Karena itulah sangat penting melakukan latihan beban. Membentuk otot akan membantu mempercepat metabolisme.
Jadi, walau Anda merasa terus ingin makan, tubuh akan lebih efisien membakarnya. Tingkatkan juga asupan protein sampai tiga puluh gram setiap makan untuk mempertahankan otot.
Hindari diet yang menyarankan Anda berpantang berbagai makanan. Tetaplah makan tiga kali sehari, tetapi perhatikan isi piring Anda.
Konsumsi lebih banyak makanan mengandung serat dan air untuk membuat kita merasa lebih puas dan kenyang.
Makanan seperti buah, sayuran, atau sup sayuran, akan membantu kita lebih kenyang sehingga asupan kalori lebih sedikit.
Kunci sukses menurunkan berat badan tak hanya menentukan apa yang dimakan dan membatasi kalori, namun juga mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsi makanan.
Anda bisa mencoba jadwal makan berikut ini, untuk membantu usaha Anda menurunkan berat badan.
Selain tak melewatkan sarapan, pastikan pula untuk menyantap makanan pagi Anda dalam waktu maksimal satu jam setelah bangun tidur untuk menggenjot metabolisme.
Makan di waktu ini akan memangkas 25 persen dari seluruh kalori harian Anda, karena metabolisme tubuh telah dimaksimalkan. Pilihlah makanan pagi yang ringan namun mengenyangkan, seperti buah-buahan, sereal gandum atau roti gandum.
Makanlah dua sampai tiga jam setelah sarapan. Hal ini akan menjaga kadar gula darah tetap stabil dan menghindari keinginan untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi.
Ngemil juga mencegah perasaan lapar berlebih saat makan siang nanti. Namun, batasi kalori camilan maksimal seratus lima puluh kalori atau kurang.
Makan dua sampai tiga jam setelah camilan pagi Anda. Jadikan makan siang sebagai satu-satunya waktu makan di mana Anda boleh mengonsumsi makanan “berat”.
Mengonsumsi lebih banyak kalori di tengah hari memastikan Anda memiliki cukup waktu untuk membakarnya, yaitu sekitar empat puluh persen dari total kalori.
Camilan sore yang ringan dengan kalori tak lebih dari 150 akan membantu memuaskan selera makan walau tak makan “besar” malam hari nanti. Nikmati camilan sore 3 jam setelah makan siang.
Makanlah paling lambat pukul 7 malam. Selesai makan, tunggu dua sampai tiga jam sebelum beranjak tidur.
Makan terlalu dekat dengan waktu tidur dapat meningkatkan suhu tubuh, kadar gula darah, dan insulin, yang menyebabkan rasa mulas atau masalah pencernaan lainnya.
Menjaga jarak yang jauh antara makan dan tidur juga akan mencegah pelepasan melatonin yang dapat mengganggu proses pembakaran lemak.