Valentino Rossi, seperti diungkapkan tangan kanannya di MotoGP, yang sekaligus sahabatnya, Uccio Salucci, akan mempermudah Maverick Vinales beradaptasi di musim pertamanya bersama Movistar Yamaha.
Uccio mengatakan hengkangnya Jorge Lorenzo ke Ducati tidak sepenuhnya membuat Rossi senang. Pasalnya, The Doctor akan mendapatkan rekan setim yang sama kuatnya dalam diri Vinales.
“Atmosfer dalam tim fantastis, kini setelah Lorenzo pergi dan Vinales datang. Vinales sangat cepat dan muda, tapi atmosfer dalam tim hebat,” ujar Uccio kepada MCN.
Uccio menyadari kehadiran Vinales juga bisa membuat Rossi kesulitan.
Pasalnya, di usia masih muda Vinales sudah menunjukkan ketangguhannya bersama Suzuki musim lalu.
Uccio pun berharap Vinales akan kesulitan di musim pertamanya bersama Yamaha.
“Kita lihat bagaimana kondisi ini mengubah Rossi, karena Lorenzo sangat kuat dan punya banyak pengalaman. Vinales mungkin butuh satu musim untuk mengerti situasinya, saya berharap seperti itu,” ucap Uccio.
“Vinales sangat cepat dalam satu lap, tapi kita lihat nanti bagaimana penampilannya saat balapan. Dia 15 tahun lebih muda, mungkin itu juga jadi tantangan besar,” sambungnya.
Terkait masa depan Rossi usai kontraknya bersama Yamaha berakhir pada akhir musim 2018, Uccio mengatakan The Doctor tidak pernah benar-benar berpikir untuk pensiun.
“Dia akan tiga puluh sembilan tahun, tentunya kami harus berhenti dalam dua tahun ke depan. Tapi bersama Rossi, Anda tidak akan pernah tahu.
Tergantung apakah dia masih tetap cepat atau tidak,” ucap Uccio yang dipercaya Rossi memimpin tim VR46 di kelas Moto3.
Sementara itu, media MotoGP, crash, hari ini, mengungkapkan, Valentino Rossi, mengaku sangat senang ketika kali pertama mengetahui Jorge Lorenzo meninggalkan Movistar Yamaha.
Namun, Rossi yakin situasi yang sama akan terjadi dengan kedatangan Maverick Vinales.
Dalam wawancara dengan MCN, Rossi bersyukur ketika mengetahui Lorenzo memilih hengkang ke Ducati.
Pasalnya, The Doctor memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan juara dunia MotoGP tiga kali tersebut.
“Ketika saya kali pertama tahu Lorenzo akan hengkang, saya berpikir ‘ah, bagus!’. Sangat sulit memiliki rekan setim yang cepat seperti Lorenzo,” ujar Rossi.
“Saya berpikir lebih baik memiliki rekan setim yang lainnya. Tapi, sekarang sepertinya akan sama saja dengan kedatangan Vinales.”
Jika bisa memilih siapa yang akan menjadi rekan setimnya di Yamaha dalam dua musim ke depan, Rossi mengaku akan memilih pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa.
“Pedrosa akan jadi rekan setim yang lebih mudah. Dia sedikit tua, tapi akan tetap jadi rekan setim yang sulit dikalahkan,” ujar Rossi yang sedang mengincar gelar juara dunia kesepuluh.
“Tapi, saya tidak punya hak dalam kontrak untuk memutuskan rekan setim. Yamaha yang memutuskannya tanpa campur tangan saya,” sambungnya.
Tentang persaingannya dengan Marquez, seperti ditulis “crash,” Rossi merajai untuk urusan perolehan keseluruhan poin sepanjang sejarah MotoGP
Rossi masih menjadi rajanya.
Mengutip data perhitungan poin dikutip dari Speedweek, Rossi masih berada di posisi teratas di kasta tertinggi balap motor tersebut.
Rossi juga mengalahkan para mantan jawara balapan MotoGP macam Mick Dohan, Alex Barros, hingga Alex Criville.
Pemuda asal Kota Tavullia itu juga mengalahkan legenda balap MotoGP macam Giacomo Agostini, Mike Hailwood, Phil Read, hingga Angel Nieto soal perolehan poin.
Namun, hal ini dirasa wajar karena bobot nilai hingga jumlah seri balapan yang berbeda di era Agostini.
The Doctor diuntungkan dengan nilai dua puluh lima poin setiap kemenangan dalam setiap seri balap yang diraihnya.
Lebih lanjut, di era Agostini setiap tahunnya hanya terhitung dua belas hingga tiga belas seri saja, berbeda dengan era modern yang sudah delapan belas seri.
Sementara Marc Marquez yang digadang-gadang sebagai jawara baru di MotoGP belum masuk dalam sepuluh besar.
Rossi sendiri sudah mengoleksi tujuh gelar juara MotoGP dari tujuh belas kali kejuaraan yang dilaluinya sejauh ini.