Laman situs “cnbc,” siang ini, Jumat WIB, datang dengan tulisan mengejutkan lewat laporannya tentang perbaikan harga emas selama delapan pekan terakhir dan akan terus terjadi pada pekan-pekan mendatang walaupun terus mengalami tekanan harga.
“Harga emas dunia memang berada di bawah tekanan sejak reli penguatan terjadi pada saham dan dollar AS, tapi akan segera bangkit dalam pekan-pekan mendatang,” tulis media ekonomi prestise itu optimis.
“Investor kini kembali optimis pasca-pilpres, tecermin dalam perbaikan harga emas”
Ada ruang bagi emas untuk terus menguat.
Ini sejalan dengan ketidakpastian di sekitar kebijakan fiskal AS.
“Harga emas telah membaik dan ketidakpastian saat ini dapat mendorong investor meraup keuntungan sebisa mungkin, khususnya ketika permintaan emas musiman telah mulai pudar,” ungkap laman situs lainnya, UBS.
Pada awal pekan ini, harga emas menjulang ke level tertinggi dalam dua bulan, didorong melemahnya dollar AS dan ketidakpastian terkait kebijakan Presiden Trump.
Dalam catatan risetnya, UBS menyatakan dalam perspektif jangka pendek, harga emas sudah pulih dengan kenaikan sekira lima persen pada tahun ini.
Namun, terus melemahnya dollar AS dapat mendorong harga emas lebih tinggi.
Pekan lalu, komentar Trump bahwa dollar AS terlalu kuat menggiring mata uang itu anjlok ke level terendahnya dalam enam pekan.
Meskipun demikian, sama seperti nilai tukar, harga emas juga mengalami naik dan turun pada tahun silam, khususnya ketika ada peristiwa seperti keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan pilpres AS.
Meski banyak analis menyatakan harga emas bisa menyentuh 1.300 dollar AS per ons, namun emas tetap berada di bawah tekanan. Beberapa komoditas lainnya juga diprediksi bakal cemerlang karena ketidakpastian politik.
Hal ini diungkapkan Koen Straetmans, analis senior multiaset di NN Investment Partners.
Menurut Straetmans, meskipun ketidakpastian politik dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan komoditas, namun bisa juga mendisrupsi pasokan dan mengerek harga.
Pun dorongan fiskal Trump terhadap infrastruktur juga bisa berdampak bagus bagi komoditas.
“Meningkatnya risiko geopolitik atau peningkatan kebijakan proteksionisme dapat mudah menciptakan disrupsi pasokan komoditas, membuat harga lebih tinggi dalam waktu dekat, meski berdampak juga pada permintaan komoditas,” jelas Straetmans.
Menurut investor, volume perdagangan yang tipis juga membantu memperbesar pergerakan pasar.
Sementara itu, analis di Kitco Metal mengatakan harga juga didorong taruhan investor terhadap logam mulia setelah penurunan besar dan perburuan tawar-menawar yang percaya penurunan emas akan terbatas.
Pedagang sedang menunggu sinyal untuk emas di tahun baru, termasuk kecepatan kenaikan tarif oleh Federal Reserve dan dampak potensial dari kebijakan presiden terpilih Donald Trump, yang bisa memicu inflasi.
Beberapa pemilu Eropa, termasuk di Perancis dan Jerman, bisa meningkatkan pihak populis dan meningkatkan ketidakpastian politik, yang menurut beberapa analis bisa menjadi faktor pendorong kenaikan harga logam mulia.