Durasi tidur kurang dari yang disarankan, bisa memicu perubahan-perubahan di dalam tubuh terutama berkaitan dengan kehidupan seksual pria
Berbagai penelitian menyebut kurang tidur bisa menurunkan kadar hormon testosteron.
Dampaknya cukup luas, mulai dari kualitas sperma dan libido yang menurun hingga peningkatan risiko sindrom metabolik yang mematikan.
Dampak lain yang sering dirasakan, namun kerap tidak terpikir hubungannya dengan kurang tidur, antara lain.
Mata masih terjaga, tapi pikiran sulit fokus dan lebih sering tampak bengong selama berada di kantor.
Jika mendapati rekan kerja yang mirip zombie seperti itu, belum tentu ia sedang dalam pengaruh minuman keras atau obat penenang. Bisa jadi, cuma kurang tidur.
Sebuah penelitian menyebut dampak kurang tidur selama sepekan berturut-turut setara dengan paparan alkohol sebanyak no komasatu persen dalam darah.
Untuk berkendara di jalan raya, kurang tidur sama bahayanya dengan minuman keras.
Kurang tidur juga sangat berdampak pada sistem imun atau daya tahan tubuh.
Penelitian di Carnegie Mellon University menyebut tidur kurang dari enam jam sehari bisa meningkatkan risiko terserang flu hingga lima kali lipat.
Karena berkaitan dengan sistem imun yang melemah, maka risiko tertular infeksi yang lain juga bisa meningkat.
Dan begitu tertular, maka proses penyembuhan akan menjadi lebih lama dibandingkan orang-orang yang cukup istirahat.
Seiring proses penuaan, fungsi memori umumnya mengalami penurunan.
Pada orang-orang yang kurang tidur, dalam jangka panjang proses penurunan fungsi memori akan berlangsung lebih cepat.
Dibanding dengan orang-orang yang tidurnya mencukupi, mereka yang hanya tidur lima jam tiap malam bisa mengalami pikun lebih cepat.
Kurang tidur mengganggu sirkulasi sel darah putih.
Seperti diketahui, sel darah putih merupakan salah satu komponen penting berkaitan dengan sistem imun. Sel darah putih memiliki fungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi, sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Untuk mengoptimalkan kinerja semua komponen ini, peneliti menganjurkan tidur setiap malam minimal tujuh jam. Dengan begitu, fungsi sistem kekebalan tubuh bisa bekerja lebih optimal.
“Hasil ini konsisten dengan penelitian yang menunjukkan saat orang yang kurang tidur diberi vaksin, maka respons antibodinya menjadi lebih rendah,” ungkap pemimpin penelitian ini, Nathaniel Watson, dari University of Washington di Seattle.
Dalam studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Sleep, tim mengambil sampel darah dari sebelas pasang kembar identik dengan pola tidur yang berbeda dan menemukan bahwa kembar dengan durasi tidur yang lebih pendek memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah dibandingkan saudaranya.
“Masyarakat modern saat ini dengan teknologi yang tengah berkembang pesar, umumnya menjadi kurang tidur.
Hal inilah yang perlu diketahui supaya jam tidur bisa tetap terjaga,” imbuh Watson.
Dan ada pula sebagian orang mudah terbangun tengah malam dan kemudian susah tidur lagi.
Misalnya gelisah, lingkungan yang berisik, atau kondisi badan yang sedang tidak sehat. Termasuk, beser atau sering mendadak ingin buang air.
Untuk bisa kembali tidur lagi, ada beberapa saran yang patut dipertimbangkan.
Misalnya, praktisi kesehatan tidur James Findley, PhD, CBSM kepada Huffingtonpost menyarankan untuk menghindari gadget dan perangkat elektronik lainnya.
Spektrum cahaya biru yang dipancarkannya bisa semakin merusak rasa kantuk.
Selain itu, Findley juga menyarankan untuk beranjak sejenak dari tempat tidur jika dalam 20 menit gagal terlelap kembali.
Ia menganjurkan aktivitas ringan yang bisa membuat rileks, misalnya stretching atau membaca buku.
Pendapat berbeda disampaikan Dr Michael Breus, seperti dikutip dari The Insider. Dr Breus justru menganjurkan untuk tetap berada di tempat tidur, kecuali benar-benar ada keperluan misalnya ke toilet untuk buang air kecil maupun besar.
“Jantung anda harus ada pada denyut yang tepat untuk bisa masuk kondisi tidak sadar (tidur),” katanya.
Selain itu, Dr Breus juga menganjurkan untuk tidak melihat jam.
Beberapa orang punya kekhawatiran yang tidak masuk akal terkait waktu tidurnya, sehingga saat mengetahui dirinya terbangun terlalu awal maka dirinya akan semakin gelisah dan semakin tidak bisa tertidur.