Ambisi Valentino Rossi untuk meraih juara MotoGP musim ini belum padam walau pun dirinya menemukan lawan tangguh pada rekan satu timnya Maverick Vinales.
Rossi menegaskan tetap akan berusaha mati-matian hingga akhir musim nanti meskipun di atas kertas Maverick Vinales lebih dijagokan untuk jadi juara dunia musim ini.
Vinales tampil impresif di dua seri awal MotoGP musim ini.
Pebalap asal Spanyol tersebut meraih kemenangan di Qatar dan Argentina sehingga membuatnya melesat jauh meninggalkan Rossi dengan selisih empat belas poin di posisi kedua.
Terlepas dari performa Vinales, penampilan Rossi di awal musim ini sejatinya cukup mengagumkan.
Ia bisa finis di posisi ketiga di Qatar dan jadi runner up di Argentina meskipun mengalami masalah dalam sesi latihan bebas dan kualifikasi di dua seri tersebut.
“Vinales jauh lebih kuat daripada apa yang saya bayangkan. Vinales adalah favorit juara, namun yang pasti saya akan terus berusaha keras hingga seri terakhir nanti,” ujar Rossi dalam wawancara dengan La Republlica.
Rossi mengakui dirinya memang berjuang keras untuk melalui sesi latihan bebas dan babak kualifikasi dengan baik.
Namun sejauh ini performa Rossi di sesi latihan bebas dan kualifikasi masih kurang menggembirakan.
“Bila boleh memilih, saya tentunya ingin tampil hebat sejak sesi latihan dan memulai balapan di posisi depan. “
“Namun di Argentina, saya memang mencoba banyak hal sepanjang sesi latihan bebas. Yang pasti, tim kami adalah tim yang berisikan orang-orang yang pantang menyerah,” tutur The Doctor.
Rossi mengakui bahwa penampilan dirinya musim ini jauh di bawah Vinales yang seolah sudah menemukan ritme terbaiknya sejak sesi tes pramusim.
“Pada sesi tes Februari lalu, kami bahkan tak tahu apapun tentang performa kami. Problem utama kami saat itu adalah dengan ban depan. Pada akhirnya kami tahu apa yang harus kami lakukan, namun itu butuh waktu,” tutur Rossi.
Sementara itu, juara dunia MotoGP 2016, Marc Marquez mengakui bahwa duo Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi tampil sangat kuat di dua seri awal musim ini.
Vinales dan Rossi menguasai puncak klasemen MotoGP pasca usainya dua seri awal di Qatar dan Argentina. Vinales ada di posisi puncak dengan nilai sempurna lima puluh poin sedangkan Rossi ada di peringkat kedua dengan torehan tiga puluh enam angka.
Marquez sendiri tertinggal cukup jauh lantaran ia baru mengoleksi tiga belas poin.
“Dua pebalap Yamaha terlihat sangat kuat. Bukan hanya Maverick Vinales, melainkan juga Valentino Rossi yang terlihat kesulitan pada masa tes namun kemudian berhasil menampilkan performa terbaik ketika balapan berlangsung.”
“Namun saya sendiri merasakan tekanan yang jauh lebih ringan dibandingkan musim lalu,” kata Marquez dalam wawancara dengan Motorsport.
Marquez secara terbuka mengakui bahwa Yamaha telah berada dalam posisi yang lebih bagus dibandingkan Honda pada awal musim ini.
“Yamaha telah menampilkan sebuah paket motor yang luar biasa dan konsisten. Kami harus terus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas kami.”
“Di Argentina, kami berusaha keras mendapatkan pengaturan yang bagus dan pada akhirnya kami mampu mendapatkannya. Sayangnya, semua kerja bagus itu akhirnya sirna saat balapan berlangsung,” ucap Marquez.
Marquez sejatinya punya peluang untuk menjuarai GP Argentina pekan lalu.
Pebalap Spanyol itu mencatat start yang fantastis dan berhasil menciptakan keunggulan cukup jauh dari Cal Crutchlow dan Maverick Vinales di lap pertama.
Sayangnya di lap kedua Marquez melakukan kesalahan. Ia terjatuh di tikungan kedua dan hal itu memudahkan Vinales memenangkan perlombaan GP Argentina.
Tim Repsol Honda ikut angkat bicara terkait kecelakaan yang menimpa pebalapnya, Marc Marquez, di GP Argentina, Sirkuit Termas de Rio Hondo.
Marquez gagal finis pada seri kedua MotoGP tahun ini setelah terjatuh pada tikungan kedua di lap keempat.
Padahal, pebalap asal Spanyol itu sudah jauh meninggalkan pebalap lainnya sejak lap pertama.
Terjatuhya juara MotoGP tahun lalu itu pun dinilai sejumlah pengamat karena dirinya terlalu memaksakan memacu kecepatannya di tikungan dua.
Namun, penilaian itu dibantah langsung oleh Direktur Komunikasi dan Marketing Repsol Honda Livio Suppo.
Ia menerangkan, Marquez terjatuh bukan karena melebihi batas kecepatan standar pebalapnya itu.
“Jika kita lihat kembali saat itu, Marc (Marquez) melaju cepat, tapi tidak secepat itu,” terang Suppo seperti dikutip dari GPOne.
“Itu masih dalam batas kecepatan Marquez, begitu juga Dani Pedrosa yang berada sedikit di belakang Danilo Petrucci, tapi ia tidak membesar-besarkannya. Sayangnya, Rio Hondo merupakan trek yang amat licin dengan beberapa tonjolan
Marquez gagal meraih podium pada dua seri awalnya tahun ini. Terparah adalah kegagalannya finis di GP Argentina lantaran terjatuh.
Meski demikian, Suppo mengatakan tidak khawatir dengan hasil buruk yang didapat pebalapnya mengawali dua seri MotoGP tahun ini