Max Biaggi, mantan lawan Valentino Rossi di trek balapan, di era awal dua ribuan, dan kini telah pensiun, mengungkapkan bahwa musuh utama dari “the doctor,” dalam melawan pebalap muda di musim ini adalah waktu.
Rossi memang membuktikan dirinya masih sanggup bersaing dengan sederet pebalap yang usianya belasan tahun lebih muda
Bagi Biaggi, musuh utama Rossi untuk mendapatkan titel juara dunia bukanlah Marquez dan Vinales, melainkan waktu.
“Rossi akan selalu tampil sangat kuat. Musuh sesungguhnya dia bukanlah Marquez atau Vinales, melainkan waktu,” ucap Biaggi seperti dikutip dari GPOne.
Rossi tahun ini sudah berusia tiga puluh delapan tahun dan Biaggi yakin bahwa faktor usia sudah mulai memengaruhi performa Rossi di lintasan.
Rossi sendiri pernah menyatakan bahwa keberaniannya di lintasan sudah berkurang bila dibandingkan dengan masa muda dulu.
“Hal itu normal, namun saya rasa itu bukan masalah keberanian. Ketika berumur, seorang pebalap akan kehilangan dalam hal reaksi di lintasan jadi hal itu mendorong seorang pebalap mengubah gaya balapnya,” tutur Biaggi.
Biaggi sendiri baru pensiun dari dunia balap lima tahun lalu saat ia jadi juara dunia di superbike.
“Saya ingat beberapa tahun lalu saya merasa bahwa segalanya berjalan lebih lambat dibandingkan sebelumnya.”
“Selalu akan datang waktunya untuk segala hal termasuk pensiun, namun bila kalian bertanya apa yang ada di pikiran dan akan dilakukan Rossi saat ini, saya tak tahu,” ucap Biaggi.
Saat ini Valentino Rossi menjadi pemuncak klasemen dengan nilai enam puluh dua poin. Ia unggul dua angka atas Vinales dan berjarak empat poin dari Marquez
Biaggi sendiri masih merindukan persaingan di trek dengan Rossi.
Dan Max Biaggi merasa terhormat saat Valentino Rossi memilihnya sebagai rival abadi sepanjang kariernya.
Biaggi pun mengaku rindu pada masa-masa pertarungan sengit dengan Rossi.
Biaggi merupakan musuh utama Rossi saat ia baru naik kelas ke kelas
Dalam tahun-tahun persaingan dengan Rossi, Biaggi harus gigit jari karena ia tak pernah merasakan jadi juara dunia MotoGP dalam kariernya.
Namun dibandingkan sederet rival Rossi lain seperti Sete Giberneu, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, hinngga Marc Marquez, Rossi menyebut nama Biaggi sebagai rival terhebat dalam kariernya.
“Saya sangat tersanjung ketika mendengar bahwa Rossi menyebut rivalitas dengan saya adalah rivalitas terbaik dalam kariernya.”
“Rivalitas antara saya dan Rossi memang rivalitas yang hebat dan seimbang. Saya sedikit merindukan hal itu,” tutur Biaggi.
Sementara itu pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow, mengungkapkan alasan Valentino Rossi hingga kini belum menikah dan memiliki anak meski usianya sudah tua.
Crutchlow mengatakan pebalap juara dunia seperti The Doctor terlalu egois untuk menikah saat masih aktif membalap.
Crutchlow merupakan salah satu dari sedikit pebalap di MotoGP musim ini yang sudah memiliki anak. .
“Kami memutuskan untuk memiliki anak ketika saya masih terus membalap. Saya melihatnya sebagai saya punya orang lain untuk dinafkahi dalam keluarga, jadi saya harus bekerja keras. Saya merasa seperti itu,” ujar Crutchlow kepada The Telegraph.
Crutchlow mengatakan dengan jadwal ketat yang dimiliki para pebalap MotoGP, sulit bagi mereka untuk memiliki istri atau bahkan kekasih. Terlebih MotoGP berjalan selama sembilan bulan dalam satu musimnya.
Kondisi itu diyakini Crutchlow membuat pebalap juara seperti Rossi belum menikah meski sudah tidak muda lagi. Rossi (38 tahun) merupakan pebalap tertua di MotoGP musim ini.
“Anda tidak melihat banyak pebalap menikah. Anda tidak melihat banyak pebalap top memiliki kekasih atau istri, karena mereka terlalu egois,” ucap Crutchlow.
“Saya percaya egois itu yang dibutuhkan untuk bisa menjadi juara dunia di kejuaraan ini, tidak bisa membagi satu detikpun waktu Anda untuk orang lain,” sambung pengoleksi dua kemenangan di MotoGP itu.
Rossi hingga kini masih melajang setelah putus dengan Linda Morselli pada Januari 2016. Padahal Rossi sudah empat tahun menjalin hubungan dengan model asal Italia tersebut. Meski begitu, The Doctor tetap memendam keinginan untuk menikah dan punya anak.
“Impian saya adalah terus menang, meraih gelar kesepuluh, dan punya anak laki-laki. Saya ingin mempunyai anak dan ini sepertinya waktu yang tepat,” kata Rossi kepada Corriere della Sera