Tahukah Anda bahwa tidur berkualitas bisa Anda dapatkan dengan tidur tanpa busana alias telanjang.
Menurut sejumlah pakar, tidur tanpa busana memberikan banyak manfaat kecantikan untuk kulit dan tubuh Anda
Walaupun diyakini sehat, tak banyak orang yang melakukan tidur telanjang.
Di Amerika, hanya dua belas persen mereka yang tidur telanjang.
Di Indonesia?
Angka itu pasti lebih rendah lagi.
Padahal tidur tanpa pakaian ternyata baik untuk kesehatan.
Padahal, tidur tanpa pakaian akan membuat kita lebih lelap, ujar peneliti masalah tidur W. Christopher Winter, M.D.
Suhu tubuh kita akan turun saat kita tidur dan meningkat sebelum kita bangun, namun pakaian yang melekat bisa mempengaruhi proses alami itu.
Pakaian bisa membuat tubuh kita terlalu hangat saat suhu seharusnya turun, dan ini membuat seseorang terbangun dengan keringat di malam hari.
“Karenanya tanggalkan pakaian Anda dan biarkan tubuh berada dalam suhu yang tepat untuk tidur,” ujar Dr Winter.
Keringat yang sering mengalir saat tidur malam, meski sudah menyalakan pendingin ruangan, membuat Anda sebentar-sebentar terbangun. Alhasil, tidur sering mengalami interupsi dan tidak lelap hingga pagi hari.
The National Sleep Foundation menyarankan untuk tidur malam dengan pendingin ruangan di suhu dua puluh hingga dua puluh satu derajat celsius.
Tidur tanpa sehelai pakaian akan membuat tubuh terasa lebih sejuk. Namun, pastikan seprai Anda terbuat dari bahan katun.
Menurut Rachel Salas, MD, seorang rekan profesor neurologi dari John Hopkins Medicine, seprai dari bahan yang berat seperti silk bisa membuat kulit mudah berkeringat.
Suhu tubuh yang rendah pada malam hari akan membantu kita meningkatkan metabolisme, menurut penelitian tiga tahun silam yang dimuat dalam journal Diabetes.
Peneliti menemukan bahwa orang yang tidur di ruangan dingin menghasilkan lemak coklat dua kali lipat dibanding di ruang hangat. Ini adalah lemak yang tersipan di leher dan berfungsi membakar kalori sehingga tubuh menjadi hangat.
Menjaga suhu tubuh tetap rendah dengan tidur telanjang akan menghasilkan efek serupa, ujar salah satu peneliti Francesco S. Celi, M.D.
Tidur mengenakan celana dalam meningkatkan kemungkinan terkena infeksi di sekitar kemaluan, ujar Brian Steixner, M.D., urolog di Atlantic City, N.J. Pasalnya daerah yang tertutup celana dalam menjadi lebih panas dan lembab, tempat yang tepat untuk perkembangan bakteri.
Bila celana dalam itu juga terlalu ketat dan menyebabkan iritasi, maka bakteri di sekitarnya bisa menimbulkan infeksi.
Oleh karenanya lepaskan celana dalam saat tidur agar testis dan penis kita lebih bersih, kering, dan sehat.
Testis memerlukan suhu yang tepat agar bisa memproduksi sperma secara optimal.
Suhu paling baik adalah tiga puluh lima derajat celsius, sedikit lebih dingin dari suhu tubuh kita.
Bila testis terlalu panas, kualitas sperma akan buruk, menurut penelitian di Finlandia yang mempelajari pengaruh sauna pada produksi sperma.
Nah, celana dalam yang ketat juga akan meningkatkan suhu di sekitar testis, sehingga bila Anda ingin sperma yang sehat, tidurlah tanpa busana.
Sentuhan langsung dengan pasangan memicu pelepasan hormon okstosin di otak, menurut penelitian di Swedia.
Hormon ini mengurangi stres, membuat kita merasa lebih dekat dengan pasangan, dan meningkatkan gairah seksual.
Dengan tidur telanjang, kemungkinan bersentuhan langsung dengan pasangan makin besar, sehingga seringkali berujung pada hal-hal yang menyenangkan.
“Anda yang memiliki kondisi vaginitis, tidur tanpa dalaman pada malam hari merupakan ide yang bagus,” jelas Michael Cackovic, MD, seorang ahli obstetri dan ginekologi di Ohio State Wexner Medical Center.
Sepanjang malam mengenakan celana dalam yang ketat bisa menciptakan lingkungan untuk tumbuh bakteri dan jamur
“Baju, apalagi yang ketat dan panas, bisa menyebabkan friksi dan iritasi kulit. Sebab, serat baju tergesek dengan kulit selama Anda tidur sehingga terjadi inflamasi dan iritasi,” jelas Sejalh Shah, MD, seorang dermatolog bersertifikasi.
Jadi tidur tanpa busana, kata Dr Shah, memberikan ruang untuk kulit bernapas dan beregenerasi dengan maksimal.
Melalui Oprah.com, Dr Oz mengutarakan bahwa saat Anda tidur dalam keadaan telanjang, tekanan dan kepenatan pada tubuh turut mereda, sehingga memberikan rasa tenang pada alam pikiran Anda.
Kondisi tubuh yang demikian menurunkan produksi hormon penyebab stres, yaitu kortisol.
Terjaga pada pagi hari dengan kortisol yang tinggi pada sistem tubuh membuat Anda lebih lapar, sehingga membuat Anda mengonsumsi sarapan lebih banyak dan cenderung lebih malas bergerak.
Namun, catatan penting yang harus Anda camkan dari tip praktis ini adalah Anda juga harus menerapkan diet dan olahraga teratur.
Sebab, menurut Dr Oz, tip praktis ini hanya bersifat sebagai pendukung program diet agar memberikan hasil akhir yang maksimal.
Jadi, tidak juga hanya dengan terlelap telanjang, kemudian tubuh Anda akan ramping dengan sendirinya, salah besar!