Berbahagialah mereka yang menggunakan smartphone.
Penyebabnya, tak lama lagi smartphone akan mendapat layar hologram.
Seperti ditulis laman teknologi “slashgear,” hari ini, Rabu, 24 Mei, layar hologram untuk smartphone sudah semakin mendekati kenyataan.
Para peneliti telah berhasil membuat salah satu komponen yang diperlukan untuk menghadirkan smartphone tersebut.
Komponen itu berupa layar hologram yang diklaim tertipis di dunia.
Proyeksi hologram dari layar tersebut bisa dilihat tanpa harus memakai peralatan berukuran jumbo atau kacamata khusus.
Selama ini, teknologi smartphone dengan layar yang mendukung hologram hanya ada di dalam film-film fiksi ilmiah.
Sedangkan di dunia nyata, menampilkan hologram masih belum dimungkinkan karena membutuhkan alat berukuran super besar.
Mustahil untuk memasukkan komponen tersebut ke sebuah smartphone.
Agar layar hologram bisa masuk ke smartphone, ukurannya minimal harus setipis kertas.
Nah, layar hologram yang dibuat para peneliti dari RMIT di Melbourne, Australia, ternyata lebih tipis, yakni sekitar enam puluh nanometer atau seribu kali lebih tipis dibanding rambut manusia.
Terwujudnya layar hologram itu sebagai purwarupa baru sekadar satu langkah maju.
Berikutnya masih ada langkah-langkah lain yang mesti ditempuh sehingga teknologi tersebut dapat benar-benar dipakai banyak orang.
Para peneliti harus berhasil menyelesaikan tantangan teknis dan manufaktur, lalu mengubah purwarupa itu menjadi komponen hardware yang benar-benar bisa disematkan di smartphone.
Setelah semuanya terwujud maka abad baru dalam teknologi hologram untuk konsumer akan dimulai dan bisa jadi akan muncul di dalam smartphone.
Sebelumnya, Samsung telah mengungkapkan rencananya mengembangkan tampilan hologram pada smartphone.
Berdasarkan ilustrasi, tampilan hologram Samsung tak sepenuhnya mirip holografik yang kerap terpampang di film-film atau produk teknologi kelas atas lainnya.
Angan-angan Samsung baru mencapai tampilan hologram berukuran kecil yang terpampang di atas layar ponsel. Mekanisme pengaplikasiannya pun terhitung sederhana.
Perangkat itu akan tetap mengusung bentuk dan layar yang normal layaknya smartphone Samsung selama ini.
Tambahannya hanya berupa emisi cahaya yang diletakkan di atas layar. Emisi itu dibantu material tertentu untuk memantulkan gambar dari ponsel.
Jangan bayangkan gambar hologram dengan ukuran objek sesuai kenyataan. Implementasi hologram hanya akan mengakomodir gambar kecil seperti ikon aplikasi.
Sebab, smartphone memiliki ruang dan komponen penyusun yang terbatas. Walau begitu, inovasi Samsung disinyalir akan memunculkan tren baru untuk industri smartphone.
Tentu saja jika pabrikan Korea Selatan ini benar-benar beritikad mewujudkan paten tersebut.
Jika melihat yang sudah-sudah, banyak produsen smartphone yang mendokumentasikan paten sebagai wacana belaka. Apalagi hingga kini Samsung belum membeberkan kapan inisiasi tampilan hologramnya mulai dikembangkan
Selain itu, sistem pengamanan peranti mobile akan semakin canggih dengan identifikasi mata atau eye recognitio pengguna.
Otentikasi biometrik berdasarkan iris ataupun retina diperkirakan akan banyak digunakan untuk mengunci gadget dalam beberapa tahun ke depan.
Sistem ini diungkapkan Sy Choudhury, Senior Director of Product Management Qualcomm Technologies
Sy mengatakan, saat ini identifikasi dengan sidik jari sudah dianggap cukup memadai untuk mengunci akses pada peranti mobile, seperti smartphone.
Meski demikian, ia memprediksi bahwa vendor produsen ponsel akan semakin melirik mekanisme eye-based security sebagai pengaman karena cara ini memiliki sejumlah kelebihan.
Salah satunya karena pemindaian dengan mata lebih akurat.
Mekanisme pengaman ponsel dengan otentikasi mata ini sebetulnya sudah digunakan oleh beberapa smartphone.
Tahun lalu, misalnya, Microsoft sudah menerapkan teknologi pengenalan iris mata pada ponsel Lumia berbasis Windows.
Di Android, Fujitsu dan Vivo juga memakai cara serupa.
Belum lama ini, ponsel pintar Samsung Galaxy juga menggunakan teknologi serupa dengan respons cukup cepat.
Sayangnya, Note sudah keburu disetop karena masalah pengisian daya baterai.
Alternatif lain adalah dengan identifikasi retina mata.
Tidak seperti pemindai iris mata, yang memerlukan hardware tambahan, identifikasi dengan retina bisa dilakukan dengan memanfaatkan kamera yang sudah ada pada ponsel.
Sistem pengamanan lain yang mungkin akan menjadi alternatif di masa depan adalah pengenalan wajah. Bisa juga dengan mengombinasikan sistem biometrik, misalnya dengan mata dan sidik jari.
Sy mengesampingkan metode pengamanan dengan suara karena akan sulit dilakukan. Nada suara seseorang bisa berubah, sehingga bisa mempersulit akses terhadap gawai.