Secangkir kopi untuk mengusir kanker hati?
Ya, penelitian World Cancer Research Fund membuktikan rutin menikmatai secangkir kopi bisa menghindarkan seseorang dari jamahan kanker liver.
Kanker hati termasuk dalam enam jenis kanker yang paling banyak diderita manusia.
World Cancer Research Fund mencatat, sedikitnya ada delapan ratus ribu kasus kanker hati sepanjang lima tahun lalu
Kanker hati juga banyak ditemukan di Asia dan Afrika dan merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian.
Studi yang dilakukan para peneliti dari University of Southampton dan University of Edinburgh mendapati bahwa rutin minum secangkir kopi tiap hari rupanya mampu mengurangi risiko kanker hati.
Setelah memeriksa data dari dua puluh enam penelitian sebelumnya yang melibatkan lebih dari dua juta peserta, para peneliti menemukan bahwa kopi mampu mengurangi sirosis dan kanker hati.
Bahkan dalam penelitian itu disebutkan, semakin banyak Anda mengkonsumsi kopi, semakin besar juga kekebalan tubuh Anda untuk mencegah munculnya penyakit kanker hati.
“Kopi dipercaya secara luas memiliki berbagai manfaat kesehatan, dan temuan terbaru ini menunjukkan bahwa kopi juga memiliki efek yang signifikan terhadap risiko kanker hati,” kata Dr Oliver Kennedy dari University of Southampton seperti dilansir dari Guardian.
Molekul senyawa yang ditemukan dalam kopi memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, antikarsinogen dan manfaat lainnya yang menjelaskan mengapa ia membantu mencegah munculnya kanker hati.
Namun demikian, tidak disarankan mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang terlalu banyak, apalagi untuk orang-orang tertentul.
Terlalu banyak kafein dalam tubuh juga bisa berpengaruh buruk bagi kesehatan.
Dan biasanya secangkir kopi bisa membantu untuk membuat kita “bangun” lagi.
Namun selain membuat kita terjaga, kopi mungkin memiliki kegunaan lain juga.
Menurut penelitian yang dimuat di Nature Medicine, kafein diyakini bisa membantu menghilangkan rasa sakit.
Dalam sebuah study, para peneliti memberi mainan dan berbagai aktivitas pada tikus percobaan agar mereka tetap bangun.
Hal ini dilakukan untuk meniru kondisi manusia yang kurang tidur. Setelah lima hari dibuat kurang tidur, para tikus ini ternyata menjadi lebih sensitif terhadap rasa sakit.
Lalu para peneliti memberikan obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen dan morfin untuk melihat apakah kedua obat itu menghambat rasa sakit ekstra yang diakibatkan kurang tidur.
Hasilnya ternyata ibuprofen tidak membantu menurunkan rasa sakit, sementara morfin yang sering digunakan untuk menghilangkan nyeri hebat, juga tidak terlalu efektif.
Ini memunculkan anggapan bahwa orang yang menggunakan obat-obatan serupa untuk menghilangkan rasa sakit saat mereka juga kurang tidur mungkin harus meningkatkan dosisnya agar efeknya terasa.
Namun hal itu memunculkan kekuatiran akan efek samping bila obat dipakai pada dosis tinggi.
Tetapi saat para peneliti memberikan obat-obatan agar mereka terjaga, seperti kafein dan modafinil, ternyata keduanya justru bisa memblokir rasa sakit yang dipicu kurang tidur.
kafein dan modafinil memicu produksi dopamin di otak, yang mungkin memiliki peran untuk menghilangkan sakit, walau bagaimana keduanya bekerja masih belum jelas.
Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa tidur cukup dan mengkonsumsi zat yang membuat kita terjaga, seperti kopi, bisa menjadi strategi jitu untuk menghilangkan rasa sakit kronis.
Namun masih diperlukan riset lebih jauh terhadap manusia untuk menentukan berapa lama tidur yang dibutuhkan agar rasa sakit berkurang dan apakah kafein bisa membantu menghilangkannya.
Menyeruput kopi saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Kedai-kedai kopi dengan suasana yang hangat juga tak pernah sepi pengunjung. Secangkir kopi memang memiliki banyak manfaat.
Salah satu manfaat kopi yang banyak dicari para workaholic penikmat minuman hitam ini adalah meningkatkan konsentrasi dan energi.
Riset juga menunjukkan kafein dalam kopi memiliki efek positif pada memori dan proses berpikir.
Jika Anda termasuk peminum kopi, ada beberapa alasan mengapa setelah meneguk kopi kita lebih segar.
Salah satunya adalah mengonsumsi minuman ini bisa meningkatkan ketahanan fisik. Risiko terkena penyakit kronik seperti diabetes juga dapat ditekan oleh kopi.
Walau begitu, kopi bukanlah minuman ajaib.
Kelebihan konsumsi minuman ini dapat memicu tekanan darah tinggi, gangguan tidur, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.
Pastikan konsumsi kafein Anda tak lebih dari tiga ratus miligram per hari atau dua hingga tiga cangkir. Akan lebih menyehatkan jika Anda tidak menambahkan gula ke dalam cangkir.
Untuk Anda tahu, kafein merupakan zat yang secara alami bisa kita temukan dalam berberbagai tanaman, termasuk biji kopi dan daun teh.
Kola dan kakao juga mengandung kafein.
Kafein bersifat stimulan bagi sistem saraf. Zat ini bisa membuat kita terjaga, walau sementara, dan merasa lebih berenergi.
Konsumsi kafein berlebihan atau gejala penarikan bisa menyebabkan sederet masalah kesehatan.
Kafein dengan cepat mencapai otak dan bekerja sebagai stimulan pada sistem saraf pusat. Efek yang paling terlihat adalah membuat kita lebih awas, sehingga kita lebih terjaga dan tak gampang lelah.
Walau begitu, jika kita tak terbiasa mengonsumsi kafein, zat ini bisa menyebabkan rasa cemas dan gugup. Bila Anda sudah memiliki gangguan kecemasan dan sulita tidur, kafein akan memperburuk gejalanya.
Kafein bisa meningkatkan jumlah asam lambung dan mungkin memicu heartburn atau rasa panas di dada. Zat ini juga bersifat diuretik atau menguras cairan dari tubuh.
Kafein diserap di lambung dan kadarnya mencapai lever tertinggi di peredaran darah dalam waktu satu atau dua jam. Kafein juga bisa membuat tekanan darah meningkat sementara. Tapi, jika Anda memiliki gangguan irama jantung, kafein akan membuat jantung bekerja lebih keras.
Dalam jumlah banyak, kafein bisa merusak penyerapan dan metabolisme kalsium. Hal ini dalam jangka panjang menyebabkan tulang mudah rapuh.
Kafein menyebar melalui pembuluh darah dan bisa berpindah ke plasenta ibu hamil. Karena zat ini bersifat stimulan, maka bisa membuat detak jantung bayi meningkat dan metabolismenya meningkat.