Valentino Rossi secara mengejutkan mengungkapkan tak ingin tim satelit Monster Yamaha Tech 3 mengalahkannya di klasemen MotoGP musim ini.
Rossi mengatakan, ingin mengusir kejadian ini dengan terus bekerja keras agar tetap berada di atas tim satelit Yamaha tersebut.
Pada seri terakhir di putaran pertama, Rossi dan rekan setimnya di Movistar Yamaha, Maverick Vinales, gagal meraih podium di GP Jerman, Sirkuit Assen.
Sementara tim debutan Jonas Folger dari Monster Yamaha Tech 3 mampu meraih posisi kedua di belakang Marc Marquez.
Pada seri sebelumnya lagi di Sirkuit Le Mans, Johann Zarco dari Monster Yamaha Tech 3 juga sukses finis kedua.
Berbeda dengan Rossi yang gagal finis karena terjatuh di lap terakhir usai menyalip Maverick Vinales di depan.
Vinales akhirnya finis pertama di GP Perancis tersebut di depan Zarco.
“Tentu saja kami harus berusaha lebih keras lagi agar tetap berada di depan tim satelit,” ujar Rossi kepada Speedweek.com.
Jika melihat klasemen putaran pertama, tim Movistar Yamaha memang masih berada di atas tim satelit mereka. Vinales berada di posisi kedua dan Rossi di urutan keempat.
Sementara duo Mosnter Yamaha Tech 3 Zarco dan Folger masih berada di posisi keenam dan ketujuh klasemen sementara.
“Jika memperhatikan posisi klasemen, Vinales dan saya masih berada di atas para pebalap Yamaha Tech 3,” terang Rossi.
“Berdasarkan hasil di sembilan seri awal, kami masih mengumpulkan lebih banyak poin ketimbang mereka.”
Dalam kesempatan itu, Rossi juga mengatakan puas dengan sasis baru untuk motor M1 yang ditungganginya.
“Jika saya tidak menggunakan sasis baru ini di Jerman, saya bisa mengalami hal buruk sepertu halnya di Jeres, kemudian di Barcelona dengan menggunakan sasis lama. Kami sudah berada pada jalur yang benar,” pungkasnya.
Dalam kesempatan lainnya Rossi tak memungkiri tantangan balapan di MotoGP setiap tahunnya semakin berat.
Rossi mengakui, kerap kesulitan beradaptasi dengan sejumlah perubahan dalam dua musim terakhir.
Salah satu penyesuaian yang paling sulit bagi Rossi adalah setelan dan komposisi ban yang resmi disediakan Michelin.
“Ini tentu bukan tugas mudah. Banyak sekali perubahan di ban dalam setahun terakhir dan kondisi di setiap lintasan balap di masing-masing sirkuit selalu berubah dari pekan ke pekan,” ucap Rossi kepada Speedweek.com.
Makanya, kami tak mampu untuk terus memperbaiki performa di setiap trek.”
Pada balapan di GP Jerman Sirkuit Sachsenring, Rossi menggunakan ban keras. Pilihannya itu berbeda dengan sebagian besar pebalap yang menggunakan kompon ban medium.
Selain Rossi, tercatat hanya Johann Zarco, Mika Kallio, dan Bradley Smith yang menggunakan ban keras di Sachsenring. The Doctor gagal meraih podium di sirkuit tersebut dan hanya berada di urutan kelima.
Rossi sendiri mengakui sempat percaya diri menggunakan ban keras di Sachsenring karena pada balapan sebelumnua di Sirkuit Assen, Belanda, ia menggunakan kompon ban jenis itu.
Pada balapan di GP Belanda, Rossi sukses meraih kemenangan atau finis pole position.
“Pilihan ban itu merupakan pertaruhan besar bagi kami untuk menggunakan ban medium di GP Jerman. Pada Minggu paginya, kami tak tahu pasti apakah akan menggunakan ban medium dalam tiga puluh lap,” ujar Rossi.
“Tapi ternyata pilihan yang tepat adalah menggunakan ban medium. Ini memang soal intuisi yang tepat. Saya tidak bisa cepat di GP Jerman karena tak memiliki perasaan bagus.”
Sementara itu, pada saat yang sama, Bos Repsol Honda, Livio Suppo, mengaku salut dengan pencapaian Valentino Rossi di putaran pertama MotoGP musim ini.
Rossi kini berada di peringkat keempat klasemen sementara dengan hanya berjarak sepuluh poin dari pemuncak klasemen, Marc Marquez dari tim Repsol Honda.
Meski demikian, Rossi dipuji Suppo lantaran mampu menghadirkan kejutan untuk memanaskan persaingan musim ini.
Suppo menilai, pebalap “gaek” itu masih menunjukkan taji di MotoGP tahun ini meski usianya tak lagi muda.
Dari sembilan sirkuit di putaran pertama musim ini, Rossi masih mampu meraih satu podium pertama.
Pebalap Movistar Yamaha tersebut sukses memenangkan grand prix Belanda di Sirkuit Assen. Rossi pun masih diperhitungkan sebagai salah satu rival berat di antara lawan-lawannya.
“Saya tak pernah bekerja bersama Vale, tapi saya sangat mengapresiasinya. Ia kembali mengejutkan kami lagi,” ujar Suppo kepada Speedweek.com.
“Pada pemanasan di Assen misalnya, ia membalap luar biasa dan menunjukkan sesuatu yang lain meski saat itu awalnya turun hujan,” ujar Suppo.
Saat itu pebalap jagoannya, Marc Marquez, harus puas berada di posisi ketiga di belakang pebalap tim satelit Ducati, Danilo Petruci di posisi kedua.
Sementara Rossi tetap mencapai finis terdepan.
“Ia melakukan balapan dengan sangat gila di Assen. Mungkin saja ia bisa memenangkan balapan di kondisi cuaca kering,” ucap Suppo.