Barcelona akan memakai pita hitam pada laga pertama Liga Spanyol sebagai bagian dari keprihatinannya terhadap teror yang melanda kawasan pedestrian Las Rambla pada Kamis malam WIB, 17 Agustus
Teror yang memakan tiga belas orang tewas itu terjadi ketika sebuah mobil menabrak kerumunan orang di kawasan wisata itu.
“Barca dipastikan mengenakan pita hitam pada pertandingan pertama Divisi Primera,” tulis “marca,” Jumat, 18 Agustus.
Hal itu dilakukan untuk menunjukkan empati kepada para korban.
“FC Barcelona turut berduka dan mengecam tindakan teroris yang menimpa pusat kota kami, La Rambla,” bunyi pernyataan resmi klub asal Catalan itu.
“Klub ingin menyampaikan empati dan dukungan kepada para korban, keluarganya, kerabatnya, dan orang-orang Barcelona, serta para pengunjung di area tersebut,” tulis pernyataan singkat klub.
Para pemain Barcelona akan menggunakan pita hitam saat menjamu Real Betis di Camp Nou pada Minggu mendatang dengan terlebih dulu dilakukan mengheningkan cipta selama satu menit sebelum sepak mula untuk mengenang korban.
El Barca melalui pernyataan resmi klub menilai insiden tersebut berkaitan dengan teroris.
“FC Barcelona turut berduka dan mengecam tindakan teroris yang menimpa pusat kota,” demikian bunyi pernyataan resmi klub asal Catalan itu.
“Klub tersebut ingin menyampaikan empati dan dukungan kepada para korban, keluarga, kerabat, dan orang-orang Barcelona, serta para turis di area tersebut,” tulis pernyataan singkat klub.
Untuk menunjukkan empati, para pemain El Barca akan menggunakan pita hitam pada pertandingan pertama Divisi Primera La Liga musim ini yang akan dimulai pada akhir pekan.
Para saksi mata menyebut mobil van tersebut meluncur kencang menabrak orang-orang yang sedang berjalan sebelum akhirnya berhenti. Polisi setempat menganggap kejadian ini sebagai serangan teroris.
“Aku mendengar jeritan dan suara tabrakan. Kemudian saya melihat orang-orang berlarian dan sebuah van meluncur kencang di tengah keramaian Ramblas,” kata Tom Gueller, seorang saksi mata, kepada BBC.
Polisi mengatakan telah menahan satu orang pria, namun belum menjelaskan nama ataupun peran orang tersebut.
Sebelumnya, pihak kepolisian mencari pengendara van tersebut yang dikabarkan melarikan diri. Belum jelas berapa orang pelaku penyerangan tersebut.
Kepolisian Spanyol menduga aksi penabrakan mobil ke kerumunan di kawasan Las Ramblas di Barcelona pada Kamis berkaitan dengan satu insiden ledakan yang terjadi sehari sebelumnya di Alcanar.
Kepala kepolisian Catalonia, Josep Lluis Trapero, mengatakan bahwa insiden ledakan yang menewaskan satu orang itu terjadi ketika “orang-orang di dalam rumah itu mempersiapkan sebuah alat peledak.”
“Tampaknya, ada akumulasi gas yang memicu ledakan,” ujar Trapero, sebagaimana dilansir AFP, Jumat, 18 Agustus).
Trapero kemudian menjabarkan, polisi sudah membekuk dua orang yang diduga terkait dengan teror Las Ramblas, salah satunya ditangkap di Alcanar.
Selain itu, polisi juga menangkap seorang warga Maroko, Driss Oukabir, di Ripoll, Catalonia. Trapero tak menjabarkan lebih lanjut peran dua pria ini dalam teror Las Ramblas.
Kepolisian sendiri masih memburu sopir yang menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang di Las Ramblas sekitar pukul 16.50 waktu setempat itu.
Otoritas Spanyol menyatakan, insiden ini merenggut 13 nyawa dan melukai sekitar 100 orang lainnya. Di antara korban tewas tersebut terdapat sejumlah warga asing, termasuk Belgia.
Tak lama setelah insiden ini, kelompok militan ISIS langsung mengklaim bertanggung jawab. Melalui media propaganda mereka, Amaq, ISIS menyatakan bahwa ini merupakan aksi balas dendam terhadap negara koalisi.
“Pelaku serangan Barcelona adalah tentara ISIS yang melakukan operasi tersebut sebagai tanggapan atas seruan untuk menargetkan negara-negara koalisi,” tulis Amaq, seperti dikutip Reuters
Koalisi sendiri merujuk pada negara-negara di bawah komando Amerika Serikat yang menggempur ISIS di Irak dan Suriah. Spanyol merupakan salah satu di antaranya.
Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, pun memerintahkan kepolisian untuk memperkuat keamanan pasca teror tersebut.
Rajoy juga meminta polisi menangkap seluruh pelaku yang diduga terlibat dalam teror di Las Ramblas
Petugas kepolisian Catalonia, Josep Lluis Trapero mengatakan, dua orang yang ditangkap bukanlah sopir van.
Kata dia, sopir van tersebut masih dalam pengejaran polisi.
Trapero merinci dua orang pria terduga pelaku teror yang ditangkap. Seorang berkewarganegaraan Spanyol, dan seorang lainnya berkewarganegaraan Maroko. Keduanya saat ini masih menjalani pemeriksaan.
Pria berkewarganegaraan Maroko bernama Driss Oukabir. Kata Trapero, Oukabir ditahan di Ripoll, wilayah sebelah utara Catalonia.
Sedangkan, pria berkewarganegaraan Spanyol ditangkap di Alcanar, sekitar 200 kilometer dari ibukota Catalonia, Barcelona.
Beberapa jam sebelum aksi teror menabrak kerumunan, terjadi ledakan di sebuah rumah di Alcanar. Satu orang meninggal dalam insiden ledakan di rumah itu.
Menurut Trapero, ledakan di Alcanar tersebut diduga terkait dengan aksi teror di Las Ramblas. Para pelaku teror, menurutnya, telah menyiapkan alat peledak untuk aksinya.