Siapa yang bisa menyangkal olahraga jalan kaki bukan aktivitas fisik paling mudah dan murah?
Ya, olahraga itu bisa dilakukan untuk tetap sehat dan salah satu dampaknya adalah kesehatan i otak dan mental kita.
Banyak studi menemukan bahwa berjalan kaki lima menit sehari bisa mengubah dan meningkatkan positivitas mental Anda.
Berikut adalah 5 manfaat yang bisa didapatkan dari berjalan kaki setidaknya lima belas menit sehari untuk kesehatan mental Anda, seperti dilansir dari Timesofindia:
American Psychological Association membuat eksperimen pada mahasiswa dan menemukan bahwa berjalan kaki memberikan dorongan positif pada suasana hati mereka.
Hasil positif ini didapat setelah dua belas menit berjalan kaki.
Menurut studi di Stanford, semangat kreativitas lebih muncul ketika seseorang berjalan kaki daripada hanya duduk.
Jadi, lain kali Anda butuh ide kreatif, carilah sambil aktif berjalan daripada hanya melamun sambil duduk.
Studi di Frontiers of Aging Neuroscience mengklaim bahwa ketika Anda berjalan kaki, koordinasi dan konektivitas antara beragam bagian di otak menjadi lebih baik.
Hal ini akan mencegah Anda dari masalah mental terkait penuaan.
Di Jepang ada kebiasaan yang dikenal sebagai “mandi hutan”, yaitu ketika orang berjalan ke dalam hutan untuk bisa terhubung dengan alam dan menenangkan pikiran mereka.
Kebiasaan ini bisa membantu melawan depresi dan menenangkan diri.
Tapi tak perlu mencari hutan untuk lakukan ini, jika Anda tinggal di dekat taman atau lapangan yang cocok untuk berjalan kaki, Anda bisa memanfaatkannya juga.
Kecepatan berjalan kaki menentukan kebugaran fisik Anda, menurut studi terbaru.
Tapi jika Anda tidak bisa mempercepat langkah Anda, menigkatkan frekuensi berjalan kaki setiap hari adalah solusi untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari berjalan kaki.
Saat berjalan kaki santai, ada mereka yang biasa berjalan cepat dan ada juga yang sebaliknya. Dari cara berjalan ini, sebuah penelitian terbaru menemukan kaitannya dengan kebugaran seseorang dan risikonya terhadap penyakit jantung.
Para periset di Universitas Leicester mengikuti lebih dari empat ratus dua puluh ribu orang selama enam tahun untuk memeriksa kecepatan berjalan normal mereka dan risiko mereka menghadapi kematian dini akibat penyakit jantung.
Dilansir dari EliteDaily, peneliti menemukan bahwa mereka yang diidentifikasi sebagai pejalan kaki lambat berisiko meninggal karena penyakit jantung selama periode enam tahun penelitian dibandingkan dengan pejalan kaki yang cepat.
Tapi mengapa bisa demikian?
Menurut hipotesis mereka, orang yang cenderung berjalan dengan kecepatan lebih memiliki tingkat kebugaran lebih dan cenderung suka olahraga daripada pejalan kaki yang lambat.
Dengan hipotesis demikian, pejalan kaki cepat lebih terlindungi dari penyakit-penyakit, seperti tekanan darah tinggi dan obesitas yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Sementara bagi mereka yang biasa berjalan kaki lambat bisa memotivasi diri mereka untuk bergerak lebih cepat.
Motivasi seperti itu bisa dilakukan juga dengan banyak berjalan kaki, seperti menghindari naik kendaraan untuk menjangkau lokasi yang dekat atau memilih menggunakan tangga daripada lift.
Semua orang bisa mencegah penyakit jantung atau jenis penyakit karidovaskular lain, salah satunya dengan melakukan satu hal sederhana yaitu berjalan.
Seperti yang dikatakan dokter asal Yunani, Hippocrates, bahwa ‘berjalan adalah teman terbaik manusia’.
World Heart Federation mendesak orang di seluruh dunia supaya lebih sadar atas tindakan sederhana yaitu berjalan. Karena aktivitas itu bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
“Kesadaran adalah langkah pertama untuk kesehatan jantung. Memperhatikan berapa banyak kita berjalan harus sesederhana seperti menghitung asupan apa yang kita makan,” kata Dr Kathryn Taubert, Science Officer World Heart Federation.
Survei tentang kebiasaan orang dewasa jalan kaki dilakukan di enam negara yaitu Amerika Serikat, Brasil, China, India, Spanyol, dan Inggris.
Hasil survei merilis sekitar lima puluh lima persen orang melakukan jalan cepat kurang dari tiga puluh menit per hari. Padahal, berjalan selama tiga puluh menit setara dengan aerobik yang bisa mengurangi risiko penyakit jantung.
Menariknya, survei menemukan bahwa di AS dan Inggris, satu dari tiga orang dewasa tidak memperhatikan jumlah berjalan yang mereka lakukan per hari dibanding satu dari enam orang dewasa di India.
Orang di AS dan Inggris juga memiliki kecepatan berjalan yang lebih rendah dibanding penduduk di negara berkembang.
Beberapa studi memang sudah membuktikan bahwa berjalan bisa meningkatkan kesehatan. Tapi, kecepatan saat berjalan itulah yang merupakan kuncinya.
Menurut Cardiovascular Institute di Beth Israel Deaconess Medical Center, berjalan seperti latihan aerobik selama tiga puluh menit adalah cara termudah untuk menangkal penyakit kardiovaskular.
Berjalan empat sampai enam kilo meter selama tiga puluh sampai enam puluh menit selama beberapa hari dalam seminggu bisa membantu memperkuat jantung, meningkatkan sirkulasi darah, dan membawa lebih banyak oksigen ke organ-organ tubuh.
“Pada Hari Jantung Dunia, kami mendesak orang untuk mengambil tindakan guna melindungi jantung mereka. Dengan mencapai pedoman yang direkomendasikan minimal 30 menit melakukan latihan rutin yang mencakup jalan cepat setidaknya lima hari seminggu, banyak kematian dini yang bisa dicegah,” jelas Dr Taubert.
Dilansir Mediacal Daily, selain meningkatkan harapan hidup, membakar kalori, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, berjalan juga lebih baik bagi jantung daripada bentuk latihan intensif sehari-hari lainnya. Apalagi berjalan merupakan latihan ringan tanpa risiko cedera.
“Kakimu bisa membawa jantung jauh lebih sehat dalam hidupmu,” ujar Dr Srinath Reddy, presiden World Heart Federation.