Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk atau Antam hari ini, Senin, 25 September, kembali merosot sebesar Rp 1.000 dan menjadi Rp 606 ribu per gram
Pada perdagangan Sabtu atau dua hari sebelumnya, harga jual Emas Antam di angka Rp 607 ribu per gram.
Sementara untuk harga pembelian kembali atau buyback turun di angka Rp 543 ribu per gram.
Harga buyback ini adalah jika Anda akan menjual emas, maka Antam akan membelinya di harga Rp 543 ribu per gram
Pembayaran buyback dengan volume di atas satu kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga lima ratus gram. Hingga menjelang siang hari ini, sebagian besar ukuran emas Antam tak tersedia.
Sementara itu harga emas global yang diperdagangkan oleh Comex Exchange kembali turun satu persen dan berada di posisi terendah dalam empat pekan akibat terimbas melemahnya dolar usai Federal Reserve memberi isyarat akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Desember.
Logam mulia memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang
meningkatkan biaya pembelian bagi pemegang aset yang tak memberikan imbal hasil.
“Ini harus menjadi saat yang menarik dalam jangka hingga pertengahan Desember.”
“ Seperti yang kita lihat, The Fed bersiap untuk menaikkan suku bunga, sementara neraca turun sekaligus negosiasi terkait plafon utang, ditambah rencana pengeluaran fiskal dan pemotongan pajak masih dalam perdebatan di Kongres, ” ujar Analis Mitsubishi Jonathan Butler.
Menurut dia, kondisi volatil bisa membantu emas setelah koreksi.
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan kebijakan dua harinya, the Fed mengindikasikan masih mengharapkan satu hal lagi kenaikan suku bunga pada akhir tahun meskipun baru-baru ini inflasi melunak.
The Fed juga mengatakan berencana untuk memangkas kepemilikan yang telah dibangun di bangun sejak krisis di sembilan tahun silam.
Harga emas telah susut kembali lebih dari US$ 60 per ounce sejak mencapai posisi tertinggi di lebih dari satu tahun pada awal bulan ini.
Dolar mencapai level tertinggi dua bulan terhadap yen setelah keputusan the Fed.
Namun kemudian jatuh terhadap euro setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan kebijakan moneter bukan instrumen yang tepat untuk mengatasi ketidakseimbangan keuangan pada euro.