Jangan pernah mengabaikan khasiat pisang.
Nah, sebuah penelitian terbaru menempatkan pisang sebagai salah satu buah yang bisa menghindarkan seseorang dari penyakit jantung.
Untuk lupakanlah makan pisang hanya sebagai selingan
“Anda harus mengubah pandangan tentang pisang,” tulis sebuah studi kesehatan terbaru yang dilakukan University of Alabama, AS.
Para peneliti mengungkapkan makan pisang rutin setiap hari dapat mencegah serangan jantung dan stroke.
Kandungan potasium yang tinggi pada pisang dapat mengatasi masalah penyumbatan di dalam pembuluh darah, atau pun penyempitan sehingga mengalirkan darah dengan baik hingga ke otot jantung.
Studi kesehatan ini diuji coba pada tikus yang dibagi atas tiga kategori, yang diberi konsumsi pisang rendah, normal dan tinggi kadar potasiumnya.
Hasil akhir menunjukkan pembuluh darah pada tikus yang rendah potasium menjadi tegang dan mengeras dibanding yang lainnya.
Sementara, kondisi tersebut kontras dengan binatang yang diberi potasium tinggi, di mana pembuluh darah tak menegang. Potasium bermanfaat mengurangi ketegangan di sekitar aorta, atau arteri terbesar dalam tubuh.
Berdasarkan temuan itu juga kemudian disimpulkan potasium dapat membantu mencegah serangan jauntg dan stroke pada manusia. Namun, mesti diketahui bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi juga tidak boleh berlebihan, karena dapat menyebabkan sakit perut, mual dan diare.
Dr. Mike Knapton, dari British Heart Foundation, menyatakan studi terbaru itu menunjukkan bahwa tidak mengkonsumsi potasium cukup akan membuat pengerasan pembukuh darah.
“Dengan penelitian lebih lanjut, kita mungkin akan dapat melihat bagaimana penyakit tersebut terjadi pada manusia, dan mengembangkan pengobatannya,” ujar dokter Knapton pada The Sun, seperti dilansir dari The Independent.
National Health Service Inggris secara resmi menganjurkan agar setiap orang mengkonsumsi setidaknya tiga ribu lima ratus miligram potasium setiap hari, atau seperempatnya bisa diperoleh dengan makan dua pisang.
Sisanya, bisa ditambahkan dengan konsumsi makanan lain yang juga kaya akan potasium, seperti kentang, brokoli, kubis, ikan, dan atau daging unggas.
Sebuah penelitian lain juga mengungkapkan jika Anda aktif secara fisik dapat menurunkan risiko terkena serangan jantung.
Sementara bekerja di satu tempat memiliki efek kebalikan.
Banyak sekali penelitian yang menyelidiki berbagai aktivitas bergerak dan statis yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung.
Namun, seberapa banyak gerak tubuh yang dibutuhkan untuk menghindari serangan jantung. Hingga sekarang, itu masih menjadi pertanyaan.
Maret ini, ada penelitian baru yang dipublikasikan di The International Journal of Obesity dimana para peneliti di Universitas Warwick, Inggris bersama dengan institusi lainnya memutuskan untuk mengembangkan hasil penemuan dari London Transit Workers Study.
Mereka melakukan pemeriksaan pada grup pekerja pos di Glasglow, Skotlandia. Para pengantar pos tiap hari konsisten berjalan kaki sesuai dengan rute antar surat.
Mereka berjalan kaki berjam-jam. Sementara petugas pos di kantor, layaknya pekerja kantor lainnya, hanya duduk berjam-jam selama jam kerja.
Perbedaan kontras ini diharapkan para peneliti bisa memberi wawasan baru terhadap hubungannya beraktivitas dan kesehatan.
Penelitian dilakukan pada seratus sebelas pekerja pos, baik pria dan wanita dan berumur antara empat puluh hingga enam puluh tahun. Tidak ada satu pun yang memiliki sejarah penyakit jantung, walau ada beberapa dimana anggota terdekatnya memiliki penyakit jantung.
Mereka mengukur indeks massa tubuh, ukuran pinggang, kadar gula darah dan profil kolesterol. Jika para pekerja pos ini memiliki ukuran keempat kategori di atas normal, kemungkinan alami penyakit jantung para pekerja pos ini akan semakin tinggi.
Penelitian dilakukan dengan pemakaian alat pelacak aktivitas canggih selama seminggu. Setelah itu, para peneliti menentukan berapa jam setiap partisipan berjalan kaki setiap harinya. Juga berapa langkah yang harus diambil tiap harinya.
Variasi ini ternyata penting sebagai bahan pertimbangan. Beberapa pekerja kantor bisa duduk hingga 15 jam setiap harinya, baik di kantor maupun di rumah. Sementara, para pengantar pos itu jarang sekali duduk selama jam bekerja.
Hasil penelitian yang paling signifikan adalah pada faktor risiko penyakit jantung. Kecenderungan tinggi dialami para pekerja yang lebih banyak duduk. Mereka juga memiliki lingkar pinggang lebih lebar, indeks massa tubuh, kontrol gula darah yang buruk dan risiko tinggi kolesterol.
Risiko jantung ini lalu dilacak hingga detail. Setiap harinya, ada lima pekerja diminta duduk selama satu jam.
Dari perhitungan akumulatif, ditemukan jika kebiasaan itu telah menambah nol koma dua persen risiko sakit jantung.
Sementara itu, hampir semua aktivitas berdiri dan berjalan mengurangi kemungkinan terkena penyakit jantung dan melebarnya garis pinggang.
Namun, kabar paling menggembirakan dari penelitian ini adalah para pengantar pos yang berjalan tiga jam setiap harinya dengan jarak rata-rata sebelas kilometer dan melakukan lima belas ribu langkah memiliki indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan profil metabolisme normal.
Secara efektif, aktivitas itu membantu mereka tidak menambah risiko penyakit jantung.
Penelitian ini memang tidak membuktikan berjalan atau duduk menyebabkan adanya perbedaan risiko orang terkena serangan jantung. Namun, penemuan ini dapat dijadikan sebagai alasan orang untuk bergerak.
“Bergerak memang butuh usaha tetapi jika kita bisa mengakumulasi lima belas ribu langkah setiap harinya dengan berjalan selama dua jam, kenapa tidak?
Metabolisme tubuh kita tidak cocok jika hanya duduk-duduk saja,” ungkap Dr. William Tigbe, dokter dan peneliti kesehatan publik di Universitas Warwich yang memimpin penelitian terhadap pekerja kantor pos ini.