Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang sangat penting bagi tubuh.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktivitas. Namun, banyak orang yang menganggap nasi sebagai musuh bebuyutan.
Terutama orang yang sedang menurunkan berat badannya. Karena takut gemuk, mereka pun membatasi nasi atau bahkan tidak makan nasi sama sekali.
Sebenarnya bolehkah seperti itu?
Apakah tubuh akan jadi lebih sehat?
Karbohidrat yang terkandung dalam nasi diperlukan tubuh untuk membantu proses pembakaran kalori menjadi energi.
Hal ini yang membuat tubuh menjadi lebih kuat dan berenergi ketika melakukan aktivitas.
Jika Anda sengaja tidak makan nasi atau karbohidrat lain, maka tubuh tidak akan mendapat energi untuk beraktivitas secara optimal.
Itulah mengapa nasi bisa menjadi salah satu sumber energi Anda. Sebenarnya, Anda memang tidak diharuskan untuk makan nasi setiap waktu makan.
Tidak masalah juga jika Anda tidak makan nasi.
Namun, semua itu dibolehkan selama Anda tetap menjaga kadar karbohidrat tubuh Anda dengan mengonsumsi makanan lain yang mengandung karbohidrat.
Anda dapat mengganti nasi dengan jenis karbohidrat lain. Misalnya kentang, roti, bihun, ubi, dan berbagai makanan pokok lainnya.
Sebaiknya Anda juga tetap menjaga kadar nutrisi dalam tubuh dengan tetap mengonsumsi makanan bergizi. Jangan sampai tubuh kurang mendapatkan karbohidrat dalam asupan gizi setiap harinya.
Umumnya seseorang tidak makan nasi atau karbohidrat lain dalam melakukan diet untuk menurunkan berat badan.
Sebenarnya diet rendah karbohidrat sendiri bukan berarti tidak mengonsumsi karbohidrat, tapi cukup dengan mengurangi asupan karbohidrat dari biasanya.
Tidak makan nasi atau sumber karbohidrat lain membuat Anda tak bersemangat menjalani aktivitas, merasa kelelahan, dan tidak enak badan seharian.
Kebiasaan ini juga justru akan merusak program diet Anda.
Telah dibuktikan bahwa sengaja tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali saat diet justru membuat Anda tambah sulit menurunkan berat badan.
Pada umumnya, orang dewasa yang sehat dianjurkan menerima asupan karbohidrat
Pengurangan karbohidrat harus disesuaikan dengan pola aktivitas Anda, dan dilakukan secara perlahan dalam hitungan mingguan maupun bulanan.
Hindari menurunkan asupan karbohidrat terlalu banyak jika
Anda aktif bergerak dengan intensitas yang cukup tinggi. Terlalu sedikit karbohidrat akan menurunkan metabolisme dan dapat menghilangkan massa otot. Penurunan asupan karbohidrat juga harus diimbangi dengan asupan protein dan serat yang mencukupi.
Ketika kekurangan karbohidrat, tubuh akan lemas dan mengambil protein dan lemak untuk dijadikan energi.
Proses pecahnya lemak untuk dijadikan energi dapat menyebabkan terjadinya penumpukan unsur keton di dalam darah.
Jika dibiarkan terus berlangsung, kondisi ini bisa berlanjut jadi ketosis. Kondisi dapat menyebabkan gejala pusing, lemas, mual dan dehidrasi.
Kekurangan karbohidrat berisiko membuat Anda kekurangan nutrisi lain yang penting untuk fungsi tubuh. Beberapa efek samping lain jika tubuh tidak mendapat asupan karbohidrat yaitu:
Nasi sebenarnya sama dengan karbohidrat lainnya, seperti roti, mi, atau pasta. Jadi, sebenarnya bukan nasi yang menyebabkan badan Anda menjadi gemuk.
Gemuk pada dasarnya disebabkan oleh jumlah kalori (antara yang masuk dan yang keluar) tidak seimbang dalam tubuh.
Artinya, jika memang Anda terlalu banyak makan nasi ditambah dengan konsumsi mi, makanan bertepung, kue, atau makanan manis, tentu kalori dalam tubuh akan menumpuk dan menyebabkan Anda menjadi gemuk.
Jika Anda memang ingin menurunkan berat badan, batasi porsi nasi Anda saat makan. Termasuk sumber karbohidrat lainnya yang mempunyai kalori tinggi. Anda tidak perlu menghindari makan nasi putih, lebih baik atur asupan makan Anda agar kalori yang masuk ke tubuh tidak berlebih.
Orang Indonesia terbiasa makan nasi putih sebanyak tiga kali sehari, dalam jumlah yang sangat banyak pula.
Ditambah lagi, berbagai konsumsi makanan manis, seperti kue kering, biskuit, permen, teh manis, dan lainnya.
Padahal sehari-harinya tidak diimbangi dengan konsumsi sayur dan buah. Jadi tak heran jika banyak orang yang menderita diabetes.
Sebenarnya nasi sendiri bukan penyebab utama diabetes. Akan tetapi, kebiasaan konsumsi nasi yang berlebihan dan rutin setiap hari turut mendukung perkembangan penyakit diabetes.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health pun menunjukkan bahwa semakin banyak porsi nasi putih yang dimakan setiap hari, maka semakin besar peluang seseorang untuk mengembangkan diabetes tipe 2
Memang, nasi merupakan salah satu makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi, di mana pengaruhnya terhadap kadar gula darah sangat cepat.
Namun, tidak semua jenis nasi begitu. Ada dua jenis nasi yang mungkin paling sering Anda temui, yaitu nasi putih dan nasi merah. Tiap jenis nasi ini mengandung nutrisi yang berbeda.
Jika Anda takut gula darah naik setelah makan nasi, Anda bisa memilih nasi merah daripada nasi putih sebagai sumber karbohidrat Anda.
Nasi merah mengandung lebih banyak serat serta lebih rendah gula dibandingkan nasi putih. Sehingga, konsumsi nasi merah akan lebih baik bagi orang yang ingin membatasi asupan gulanya.
Nasi memang terkenal sebagai sumber karbohidrat. Tapi, di samping karbohidrat, ternyata nasi putih juga mengandung nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan tubuh. Misalnya serat, protein, selenium, zink, dan magnesium.
Bahkan saat ini sudah banyak beras yang diperkaya dengan tiamin, riboflavin, dan niacin.
Ketiganya akan menghasilkan asam folat atau vitamin B9. Kandungan ini sangat baik untuk kesehatan kandungan ibu hamil dan perkembangan janinnya.
Jadi, nasi ternyata tidak seburuk yang Anda pikirkan selama ini. Hanya saja, kebiasaan konsumsi yang buruk menjadikan nasi sebagai salah satu penyebab masalah kesehatan, seperti gemuk maupun diabetes.
Sebaiknya hilangkan kesalahan berpikir atau mitos nasi tersebut dari pikiran Anda. Pikirkanlah bahwa nasi itu adalah karbohidrat yang sama dengan sumber karbohidrat lainnya, di mana Anda harus membatasi asupannya agar tidak berlebihan.