Indonesia tercatat sebagai salah salah satu negara yang sangat menggandrungi emas., tidak hanya sebagai perhiasan tetapi komoditi logam mulia itu juga dipakai untuk investasi. World Gold Council, sebuah lembaga tempat berhimpunnya para pedagangan emas dunia, mencatat sepanjang tiga bulan pertama 2013, belanja emas masyarakat Indonesia mencapai 17 ton.
Jumlah itu terdiri dari emas dalam bentuk perhiasan 11,2 ton serta emas batangan dan koin untuk tujuan investasi 5,8 ton.
Akan tetapi, jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 12,82 persen jika dibandingkan dengan akhir triwulan I 2012, di mana total konsumsi emas di Indonesia mencapai 19,5 ton. Jumlah tersebut terdiri dari emas untuk perhiasan 10,6 ton dan emas batangan dan koin untuk investasi 8,9 ton.
Jika dilihat dari nilai yang dibelanjakan, pada Januari-Maret 2013, masyarakat Indonesia membelanjakan dana sebesar 889 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,6 triliun untuk beli emas, sedangkan pada triwulan I-2012, belanja emas masyarakat Indonesia tembus 1,06 miliar dollar AS atau sekitar Rp 10 triliun.
Namun demikian, lembaga tersebut tidak merinci penyebab turunnya belanja emas masyarakat Indonesia. Penurunan harga komoditas tersebut akhir-akhir ini disinyalir menjadi penyebab turunnya minat masyarakat membeli emas
Penurunan harga emas yang terjadi selama tahun ini telah mendorong Bank Indonesia melakukan pembelian. BI dalam sebuah rilisnya telah membeli emas sebanyak 30.000 troy ons atau setara 933 kilogram, yang bararti hampir satu ton, sehingga total simpanan logam mulia bank sentral menjadi 73,93 ton pada akhir 2012.
“Simpanan dalam bentuk emas pada akhir 2012 sebesar 2,37 juta troy ons (setara 73,93 ton), naik 30 ribu troy ons karena ada pembelian pada 2012,” kata Direktur Eksekutif Departemen Keuangan Internal BI, Mubarakah, kepada wartawan di Gedung BI, Jakarta.
Dia menjelaskan, dalam neraca keuangan BI per 31 Desember 2012, tercatat nilai aset dalam bentuk emas sebesar Rp38,24 triliun, atau mengalami peningkatan dari Rp 33,51 triliun pada akhir tahun sebelumnya. “Kalau bicara emas, jangan dibayangkan semua kepemilikan BI berwujud fisik emas batangan, tetapi sebagian ada yang berupa surat berharga emas,” kata Mubarakah.
Secara total, aset BI tercatat sebesar Rp 1.519 triliun per akhir tahun 2012, atau meningkat dari Rp 1.371 triliun pada akhir tahun 2011. Sementara itu, aset terbesar berupa surat berharga, yang nilainya mencapai Rp874,34 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 843,12 triliun.
Emas disimpan oleh bank sentral sebagai wujud cadangan devisa yang sewaktu-waktu diperlukan BI dalam melaksanakan tugas mengelola moneter dan menjaga stabilitas perekonomian.