Chatib Basri, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang kini masih menjabat Ketua BKPM, ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Keuangan mengganti Agus Martowardoyo, yang telah disepakati DPR menjadi Gubernur Bank Indonesia.
Chatib Basri, asal Minang, anak seorang tentara pejuang, dan keponakan almarhum sineas film terkenal Asrul Sani, sejak dua pekan terakhir memang sudah dispekulasikan untuk menduduki jabatan menteri keuangan.
Sebagai ekonom yang satu “mazhab” dengan Wakil Presiden Boediono, Chatib Basri mencetak prestasi hebat setelah menggantikan Gita Wiryawan di BKPM. Ia menata system perizinan yang ringkas dan memotong hari bagi pengurusan perizinan bagi investor.
Tidak hanya melanjutkan reformasi perizinan, yang sebelumnya telah dirintis oleh Gita Wiryawan, Chatib Basri yang beristrikan mantan penyiar berita RCTI itu, juga menggelumbungkan angka inestasi, baik PMDN maupun PMA. Tahun fiscal yang sedang berjalan sekarang Chatib masih mencatatkan jumlah investasi yang sangat spektakuler.
Ia dikenal sangat “welcome” dalam menjemput bola bagi kedatangan investor. Ia juga juga terkenal mampu berkoordinasi dengan baik dengan departemen-departemen untuk membereskan persyaratan perizinan. Terakhir Chatib berhasil “membujuk” investor besar dari Italia untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Ada 15 investor Italia yang sudah menandatangani “memorandum of understanding” dengan partner lokalnya untuk berbagai bidang penanaman modal.
Untuk itu, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknyai sebagai Menteri Keuangan yang baru. saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin siang, tak banyak orang yang mengomentari sebagai surprise..
SBY, dalam pengantar penunjukan Chatib, mengatakan ia telah mempertimbangkan berbagai aspek, sebelum memberi kepercayaan kepada Chatib Basri untuk menjadi Menteri Keuangan baru..
Presiden mengaku sudah melakukan fit and propert test terhadap Chatib. Sebelum jumpa pers, Presiden kembali bertemu dengan Chatib. Saat itu, Presiden menyampaikan tugas-tugas yang harus dilakukan pria yang menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu.
“Insya Allah saya akan melantik atau mengambil sumpah yang bersangkutan (Chatib) untuk menjadi menteri keuangan esok hari (Selasa),” kata Presiden.
Sebelumnya, tugas Menkeu dipegang oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa setelah Presiden memberhentikan Agus Martowardojo. Agus akan menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia pada 22 Mei 2013.
Banyak orang menduga penetapan Chatib sebagai Menteri Keuangan tidak lepas dari saran dan rekomendasi Wakil Presiden Boediono. “Pasti ada campur tangan Pak Boed dalam pengangkatan Chatib Basri,” ujar seorang pengamat ekonomi.
Pengumuman Chatib, hingga siang, tidak menimbulkan gejolak. Pasar menerimanya dengan tenang. SBY di duga, sengaja mengulur jadwal pengumuman untuk melihat gejolak pasar dengan melemparkan nama Chatib Basri.
Sebelum menumumkan menteri keuangan yang baru SBY melakukan uji kepatutan dan kelayakan atau “fit and proper test,” terhadap Muhammad Chatib Basri.Hal tersebut seperti terungkap dalam akun Twitter Presiden SBY, @SBYudhoyono, Senin (20/5/2013).
“Presiden lakukan uji kepatutan dan kelayakan pada calon menteri keuangan, Moch Chatib Basri, didampingi Mensesneg Sudi Silalahi,” tulis tweet tersebut.
Beberapa waktu belakangan ini, nama Kepala BKPM Chatib Basri memang kerap disebut-sebut bakal menjadi suksesor Agus Martowardojo sebagai Menkeu. Di mana, Agus Marto bakal segera menduduki jabatan Gubernur BI.
Muhammad Chatib Basri juga adalah seorang ekonom, peneliti, dan profesional asal Indonesia yang menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal sejak 14 Juni 2012. Keahliannya terutama dalam bidang makroekonomi, perdagangan internasional, dan ekonomi politik. Dia pernah duduk sebagai Penasihat Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia (2006-2010), Sherpa Indonesia untuk G-20 (2008), dan Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 (2006-2010)
Sementara itu usai diumumkan sebagai menteri keuangan Chatib Basri, mengungkapkan, kala menghadap Presiden SBY, ada beberapa hal yang disampaikan untuk penugasan sebagai menkeu. Dia mengatakan, terdapat tiga tugas utama dalam menjaga perekonomian Indonesia.
“Pertama saya diminta untuk menjaga kebijakan fiskal yang prudent, yang hati-hati, karena ini penting di dalam anggaran kita, ya menjaga defisitnya, menjaga stabilitas makro, karena target pertumbuhan ekonominya ditetapkan 6,2 persen, jadi kehati-hatianan fiskal itu sangat penting,” jelas dia kala ditemui di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Senin (20/5/2013).
Sementara tugas kedua, lanjut dia, adalah menjaga investasi. Pasalnya, walaupun kehati-hatian terhadap fiskal diperlukan, tetapi di sisi lain sumber pertumbuhan ekonomi indonesia selain dari konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, adalah investasi.
“Jadi harus dibuat sebuah kebijakan fiskal atau insentif fiskal yang cocok dengan kebutuhan investasinya ke depan. Sehingga dengan seperti itu maka, pertumbuhan investasinya bisa tinggi, akibat pertumbuhan ekonominya bisa dipertahankan cukup baik,” katanya.
Sedangkan yang ketiga, adalah investasi pada sektor-sektor yang padat tenaga kerja atau menciptakan lapangan kerja. Sehingga, dapat menciptakan lapangan kerja. Menurutnya, meski pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi jika tidak menciptakan kesejahteraan pada rakyat, maka manfaatnya belum dirasakan penuh.
“Jadi di dalam menunjang kebijakan investasi juga kebijakan anggarannya bisa membantu hal itu. Kemudian yang terakhir adalah, tugas yang imediete adalah menyelesaikan APBN-P,” tukas dia