Antonio Conte menyerah untuk mengulangi kembali prestasi Chelsea menjuarai Liga Primer di musim ini.
Dengan nada pasti Conte menyadari kerasnya persaingan juara di Liga Primer dan menganggap sekadar finis empat besar tetap sebagai catatan sukses bagi timnya.
Antonio Conte menilai finis empat besar tetap tergolong catatan sukses bagi Chelsea meski itu berarti gagal mempertahankan gelar juara Liga Primer Inggris.
The Blues menatap laga lanjutan Liga Primer pada akhir pekan ini dengan tertinggal 16 poin dari Manchester City di puncak klasemen sementara.
Selain di liga domestik, Chelsea juga masih terlibat di berbagai ajang lainnya yakni Piala Liga, Piala FA serta akan tampil di babak Enam Belas Besar Liga Champions kontra Barcelona, yang membuat mereka masih punya kans menutup musim dengan catatan trofi.
Meski nantinya hanya sekadar memperebutkan tiga tempat di belakang City, yang diprediksi kuat menjadi kampiun Liga Primer musim ini, bagi Conte tetap tak masalah.
“Saya pikir, di liga ini, untuk finis dalam empat besar akan selalu menjadi musim yang sukses,” ujar Conte dalam sesi jumpa pers sebelum lawan Stoke City.
“Ini adalah liga yang memiliki enam tim top bersaing memperebutkan gelar juara pada setiap musimnya. Dan lalu hanya ada empat posisi untuk Liga Champions dan dua untuk Liga Europa.”
Artikel dilanjutkan di bawah ini
“Tapi normal ketika kompetitor Anda bermain sangat bagus, seperti Manchester City. Sungguh sulit untuk berpikir hingga akhir guna memenangkan titel,” lanjut eks juru latih Juventus tersebut.
“Akan tetapi, di saat bersamaan, kami harus mencoba untuk berjuang di setiap pertandingan, demi mendapatkan tiga poin serta memberi kepuasan bagi para fans dan memberikan segalanya.”
Dalam kesempatan yang sama Conte juga mengungkapkan senanag dengan karakter kerasnya.
Kerap terlihat marah-marah dengan pemain baik saat latihan maupun pertandingan, Antonio Conte menjelaskan alasannya.
Karakter keras begitu lekat dengan juru taktik flamboyan Italia yang kini menangani Chelsea, Antonio Conte.
Sosok Conte itu tampak memimpin para pemainnya dengan begitu tegas dan tanpa kompromi.
Mantan pemainnya, Andrea Pirlo, bahkan sempat mengungkap bahwa Conte bisa berteriak begitu bising, membanting pintu, hingga melempar botol ke segala arah jika timnya gagal mengikuti
Ketika disinggung soal karakternya yang keras, Conte mengaku senang. Dia mengungkap jika karakter yang didapatnya dari Eugenio Fascetti dan Carlo Mazzone tersebut sangat cocok untuk pekerjaan yang dilakoninya kini.
“Saya pernah ditangani Eugenio Fascetti dan Carlo Mazzone. Dua orang itu sangat penting dan berpengarh untuk saya,” ungkap Conte, seperti dilansir laman resmi klubnya.
“Mereka berdua bersikap keras pada saya. Saya akhirnya menggunakan metode yang sama pada para pemain di tim yang saya latih. Kadang, Anda harus bersikap keras, tapi kadang Anda juga harus bisa memberikan motivasi.
“Saya lebih suka jika hanya perlu memberikan motivasi, namun kadang Anda harus bersikap keras. Ketika ada yang membuat kesalahan, tindakan terbaik adalah menyoroti hal tersebut, mencari solusi terbaik untuk menghindari hal serupa di masa mendatang,” pungkasnya.
Bersama Chelsea sejak musim panas lalu, Conte sukses mempersembahkan satu gelar Liga Primer Inggris yang dilakukannya musim lalu.