Kekalahan Manchester City dari Liverpool membuka peluang bagi Manchester United untuk memangkas jarak ketika tim Old Trafford itu menghadapi Stoke City di lanjutan ajang Premier League Selasa dini hari 16 Januari.
Kemenangan tentu menjadi harga mati bagi kedua tim mengingat ketatnya persaingan di papan klasemen.
Saat ini Setan Merah berada di posisi kedua klasemen dengan raihan empat puluh tujuh poin dari dua puluh dua laga.
Tiga poin setidaknya bisa menjaga asa mereka menyalip Manchester City yang sebelumnya mengalami kekalahan perdana di ajang Premier League, Minggu, 14 Januari
The Citizens takluk dengan skor tiga gol dibanding empat gol.
Jika menang, MU akan memangkas selisih poin menjadi dua belas poin. Sedangkan Stoke City ada di posisi kedelapan belas dengan raihan dua puluh poin dari dua puluh laga.
Menilik dari rekor pertemuan kedua tim, The Red Devils menjadi tim yang diunggulkan menjadi pemenang di laga ini.
Dilansir Soccerway, dari sepuluh pertemuan terakhir kedua tim, MU mendapatkan empat kemenangan. Sedangkan Stoke mendapat tiga kemenangan dan sisanya berakhir imbang.
Namun MU wajib waspada, sebab di tiga pertemuan terakhirnya dengan Stoke, mereka selalu mengalami hasil imbang.
Sementara itu, Pep Guardiola seperti ditulis sky sports, masih ragu apakah City akan mulus keluar sebagai juara di musim ini.
“Pep Guardiola masih ragu tim asuhannya bakal keluar menjadi juara Premier League musim ini. Itu lantaran jalannya kompetisi masih panjang,” tulis sky sports.
ManCity kini masih duduk dengan nyaman di puncak klasemen dengan enam puluh dua poin. The Citizens unggul lima belas poin atas rival terdekatnya.
Sejatinya, selisih poin tersebut bisa menjadi jaminan jika Sergio Aguero cs bakal menjadi juara Premier League musim ini. Tapi, hal itu seakan tak berarti bagi Guardiola.
Manajer asal Spanyol itu masih ragu dengan segala keunggulan yang dimiliki oleh timnya. Sebab, kompetisi masih tersisa enam belas laga lagi, yang membuat segala kemungkinan masih bisa terjadi.
“Dalam sepakbola dan olahraga lainnya, segala sesuatu bisa terjadi. Tentu saja kami bisa kehilangan gelar karena Anda tak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam setiap pertandingan yang Anda jalani,” ujar mantan bos Barcelona itu dikutip Sky Sports.
“Untuk itu, kami selalu menjaga level kami, konsistensi, dan gaya bermain kami. Memang, kami memiliki peluang (untuk juara). Tapi, Anda tak pernah tahu,” jelasnya.
Guardiola juga menyebutkan kondisi di mana timnya bisa mengalami kejadian tersebut. Itu ketika para pemain kehilangan kepercayaan diri.
“Jika penampilan kami mulai turun, krisis kepercayaan diri, dan kami tak bermain baik, mungkin saja itu kehilangan gelar juara bisa terjadi. Dan saya akan memberikan ucapan selamat bagi mereka yang menjadi juara,” lanjut Guardiola
Tentang kekalahan City dari Liverpool, Guardiola menyatakan The Reds masih patut untuk diwaspadai meski kini sudah tak lagi diperkuat oleh Philippe Coutinho yang hijrah ke Barcelona.
Tak bisa dipungkiri, kehilangan Coutinho membuat kekuatan The Reds sedikit berkurang. Sebab, pemain asal Brasil itu selalu menjadi andalan di lini tengah Liverpool.
Namun, kehilangan pemain bintang tak serta merta membuat Liverpool limbung. Dan mereka bisa membuktikan jika kubu Merseyside merah masih menjadi tim yang berbahaya.
Hal itu pula yang diyakini oleh Guardiola. Dia tak ingin timnya meremehkan kekuatan armada Juergen Klopp yang baru saja ditinggal pemain andalannya itu.
“Saya pikir Barcelona sudah merekrut pemain yang sesuai dengan gaya bermainnya. Tapi, Liverpool masih memiliki pemain lain dan mereka bisa bergerak di bursa transfer. Klopp sangat paham apa yang dibutuhkan oleh tim dan mereka adalah tim yang luar biasa,” kata Guardiola dikutip IBTimes.
“Mereka sudah memainkan banyak laga tanpa Coutinho di musim ini karena cedera dan alasan lain. Dan mereka bisa menunjukkan sebagai tim yang stabil,” jelasnya.
Kehilangan Coutinho membuat Liverpool menargetkan Thomas Lemar. Namun, hingga kini transfer tersebut masih urung terlaksana.